7 - SHE IS CUTE

66 50 2
                                    

*28 Agustus 2032* malam hari di flat Aurora

"Aurora..." Lis memanggil dari tempat tidurku yang terlihat sendu memeluk pinky cooky. "Yaaa Lis, kenapa?", jawabku sambil menyeduh Indomie Goreng. "Besok kamu mau pakai baju apa?" tanyanya lagi. "Entah..." jawabku singkat. "Kira-kira makan siangnya dimana ya Ra?" tanyanya penasaran. "Entah" jawabku yang kali ini bikin Lis bangun dari tempat tidur dan membanting cooky dan membuat cooky-ku terjungkal dari kasur.

"Entah... Entah.... gak ada kata-kata lain apa Ra, sebel!" timpa dia menggerutu dan aku cuman senyum simpu melihat reaksi Lis. "Bukannya kamu punya nomor telepon Mr. Sejin, kenapa kamu gak mencoba untuk kirim pesan dan bertanya kepadanya?" Terangku ke Lis. "Enak nggak ya Ra kirim pesan cuman buat menanyakan dimana mereka mengajak kita lunch?" tanya Lis balik kepadaku. "Jelas nggak enaklah Lis, kamu nih ah" jawabku ketus. Kontan Lis loncat dari kasur dan mengambil cooky lalu memukulkannya ke arahku.

Di London, jika kita mengundang seseorang dinner atau lunch, kita harus menginformasikan kemana kita akan pergi agar orang yang kita undang dapat menyesuaikan gaya berpakaiannya agar tidak salah kostum. Dan ini sudah semacam keharusan. Mengingat Manager Sejin bukan orang sini, jadi wajar kalau Manager Sejin tidak mengetahui hal ini.

Aku dan Lis menghabiskan 2 porsi jumbo indomie goreng lengkap dengan slice beef yang ku panggang cepat di atas api dengan saus lada hitam.

-girls baca cerita dibawah sambil play link ini ya-

"Tahu nggak Ra", tanya Lis sambil mencuci piring bekas kami makan. "Apa.." jawabku sambilku memetikkan gitar memainkan nada lagu lawas miliknya Euphoria.

"Pada saat menuju Hall, Mr. Sexy menanyakan kondisimu", jelas Lis sembari memutar setengah badannya untuk bisa melihatku sambil tetap mencuci piring. "Siapa yang kamu maksud Mr. Sexy?", tanyaku lugu. "Ish, kamu nih ya, pura-pura nggak tahu segala" jawab Lis gemas dan aku hanya tersenyum.

"Kamu jawab apa ke dia, Lis?" tanyaku sedikit penasaran dengan tetap memetik gitarku. "Aku bilang saja kalau hidungmu masih mancung Ra" jelas Lis dengan ketawa kecil meledekku dan berhasil membuatku berhenti memetik gitar.

"Ahh...pantas tadi dia bilang kalau hidungku masih mancung", jawabku sambil menerawang membayangkan ekspresi polos si Mr. Sexy yang sempat membuatku malu sendiri. Akupun melanjutkan memainkan nada Euphoria yang terhenti.

Lis mendekatiku dan duduk bersebelahan di atas kasur sambil memeluk cooky. "Ra, jangan ya!" pinta Lis yang tidak aku mengerti maksud dan tujuannya. "Jangan apa Lis?", tanyaku balik. "Aku sangat mengenalmu Ra dan aku tidak pernah melihatmu menatap seorang Pria seperti hari ini kamu menatap Jungkook." jelasnya dengan nada khawatir.

-------

Pagi menjelang dengan awan yang sudah mulai semu membiru. Selepas sholat subuh, aku kembali tidur bermanja-manja menikmati hari minggu dengan si big pinky chooky ku ini sampai telepon genggamku berbunyi dan mendapati nomor asing dari layar teleponku.

"Nomor siapa ini cooky", tanyaku santai ke sosok benda mati berbulu lembut berwarna pink. Yaa boneka inilah yang setia mendengarkan cerita-ceritaku dan menemaniku tidur selama menjalankan kuliah di Kingston.

"Hallo..." jawabku datar dengan suara berat karena memang aku belum benar-benar bangun tidur. "Hai Aurora...ini aku", jawab dari sebrang sana yang suaranya jelas sekali aku kenal. Sontak aku terbangun dan merapihkan rambutku yang berantakan dan menyingkirkan cooky dari pelukanku seakan aku sedang menerima video call dengan seseorang di sebrang sana yang nyatanya hanya suaranya saja yang terdengar di kupingku. Sungguh memalukan.

I CHOOSE THAT STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang