15 - MY DIVORCE

52 37 3
                                    

"Mencintai dan terobsesi adalah dua hal yang berbeda. Mencintai muncul dengan ketulusan hati tapi terobsesi muncul karena ego semata. Jika keduanya kamu rasakan di waktu yang bersamaan maka itu tidak akan berakhir baik".


Sudah 2 tahun ini aku bercerai dengan Ji-Eun. Aku menikahinya saat usiaku 31 tahun dan dia 35 tahun. Ji-Eun 4 tahun lebih tua daripada aku dan aku tidak peduli dengan perbedaan usia ini. Aku hanya memfokuskan diriku dalam mencintainya. 

Butuh waktu lama untuk memenangkan hatinya. Dia bukan orang yang mudah untuk ditaklukkan. Apalagi dia sangat perfectionis, banyak pertimbangan dalam setiap langkah yang dia lakukan. Termasuk saat dia memutuskan menerima cintaku dipuncak karirnya sebagai Actress. 

Aku resmi berpacaran dengan Ji-Eun secara diam-diam hanya 8 bulan saja sampai akhirnya kami memutuskan untuk menikah di tahun 2028 lalu. Tidak banyak yang bisa aku lakukan saat berpacaran dengannya, keterbatasan waktu yang membuatku tidak bisa bebas berkencan dengannya. 

Tapi saat itu aku senang, aku bahagia, terlebih saat dia menerima melamarku. Persiapan pernikahanku juga cukup singkat. Diatur dengan sempurna oleh pihak management, aku dan Ji-Eun tinggal terima beres. 

Pernikahanku dilakukan dengan perjanjian pra-nikah, tentu saja ide ini muncul dari pihak Ji-Eun, tapi aku tidak mempermasalahkannya. Aku menyetujui semua apa yang tertulis di surat itu termasuk untuk tidak punya anak hingga kontrak kerja drama Ji-Eun berakhir.

Lepas resmi menjadi suami istri, Ji-Eun pindah ke apartement ku. Kami tinggal bersama 1 orang assistent rumah tangga yang akan membantuku dalam mengurus rumah. Ji-Eun tidak bisa masak, sering kali justru aku yang membuat masakan untuknya.

Pihak managementku memberiku cuti 2 minggu untuk aku menikmati masa-masa sebagai pengantin baru, tapi tidak dengan Ji-Eun. Karena dia sedang shooting drama terbaru, jadi dia hanya diberi cuti 1 minggu saja. 

Aku membawa Ji-Eun ke RIO untuk berbulan madu. Aku ingin menikmati negara tropis bersamanya. Bulan maduku berjalan sangat romantis meskipun Ji-Eun tidak mau berlama-lama menikmati pantai atau berenang bersamaku karena sangat mengkhawatirkan kulitnya. Dia tidak ingin kulitnya terbakar.

Sekembalinya dari bulan madu, Ji-Eun sudah disambung dengan jadwal kerja yang padat. Dia berangkat pagi pulang larut malam. Tak jarang aku menghabiskan waktu sendiri di apartement menunggunya pulang. 

Aku berpikir menikah akan mendekatkanku padanya, tapi kenyataannya tidak. Tapi aku menikmatinya, bahkan beberapa kali aku datang ke lokasi shootingnya dengan membawakan food truck untuk menyemangatinya. Tentu ini baru bisa aku lakukan saat aku sudah resmi jadi suaminya. Aku bisa bebas mengekspresikan kecintaanku padanya.

Surprise-surprise kecilpun sering aku berikan kepada istriku, hingga suatu ketika aku merasa tersentil oleh Yoongi Hyung yang mengatakan "kenapa aku tidak pernah mendapat kejutan dari Ji-Eun?".

Saat itu, kecintaanku pada Ji-Eun sungguh membutakan semuanya. Aku mencintainya terlalu dalam hingga tanpa sadar, cintaku hanya satu arah. Tapi aku masih meyakini bahwa Ji-Eun mencintaiku dengan caranya sendiri.

Masuk tahun ke-2 pernikahanku dengan Ji-Eun, hubungan kami semakin renggang, dikarenakan padatnya jadwal kegiatanku dan Ji-Eun. Video call yang sering aku lakukan juga mulai jarang ku lakukan lagi. Dengan harapan, Ji-Eun akan meneleponku lebih dulu, tapi ternyata beberapa kali kesempatan itu tidak pernah datang. Aku tidak pernah mendapatkan Video Call darinya.

I CHOOSE THAT STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang