"Ini mie terlezat dari indonesia", ujar Aurora sambil menunjukkan mie instan bertuliskan Indomie Goreng. Dia sangat menikmati memasak mie dan memanggang slice beef, udang, sosis yang semuanya sudah dilumuri dengan bumbu barberque.
"Kamu selalu masak Aurora?", tanyaku penasaran karena melihat dia begitu lihai bermain dengan bahan-bahan di dapur. Lemari kabinet dapurnya tersusun rapi bumbu-bumbu, kulkasnya juga sama rapihnya, kotak-kotak berisi aneka bumbu yang sudah terkupas seperti bawang putih, onion.
"Hanya masak yang simple dan cepat, karena aku memakannya sendiri. Kadang Lis kesini, kita masak bareng", jelas Aurora sambil meniriskan mie dan menggantinya dengan panggangan kecil.
"Kamu suka pedas?", tanya Aurora sembari bersiap mengiris cabai. "Iya suka, tapi jangan terlalu pedas", ujarku. Aroma wangi slice beef yang terpanggang bikin perutku semakin berontak.
"Jungkook-ssi, boleh bantu buka jendelanya?", pinta Aurora kepadaku dengan menunjuk ke arah jendela di dekat tempot tidurnya. "Okey...", jawabku cepat.
Masakan Aurora yang simple dan cepat ini akhirnya siap di santap. Aku membantu menyusun piring, sumpit dan gelas di atas meja makan yang mirip mini bar dengan 2 kursi bar.
Aurora mempersilahkan aku untuk mengambil mie goreng ini duluan. Tentu saja, setelah aku mengambil porsiku, aku gantian mengambilkannya untuk Aurora. Dia melirik gemas ke arahku dengan tersenyum manis melihat tindakanku ini.
"Selamat makan", seru Aurora bernada riang dan kami mulai makan. "Wahhhh, rasa mienya enak, aku harus mencarinya nanti di Seoul", ucapku merespon lidahku yang menikmati setiap suapan mie instan ini.
"Maaf ya, aku hanya bikin mie dan memanggang ini saja", kata Aurora. "Harusnya aku yang minta maaf, kamu jadi repot memasakkan ini untukku, Makasih ya Ra", tambahku lagi.
"Habiskan mie nya, kamu habis mboncengin aku, jadi perlu diisi lagi tenaganya", pinta Aurora dengan mimik imut. Dan betul saja, aku yang nyaris menghabiskan 3/4 porsi yang Aurora masak.
Dia beberapa kali memberikan menu panggang ini ke piringku. Aku tidak mungkin menolaknya dan terus memakannya. Apalagi sauce celup bertabur wijen buatan Aurora ini sungguh membuatku lahap. Rasanya tak kalah dengan masakan barbecue ala korean food.
Selesai makan, aku membantu Aurora mencuci semua piring dan peralatan masak sedangkan dia merapihkan meja tempat kami makan tadi. Tak lama kami ngobrol santai dengan ku duduk di kursi meja makan dan Aurora duduk di dekat meja belajarnya. Jarak kami tidak jauh karena memang ruangannya tidak besar.
Aku bisa melihat beberapa frame foto yang tertata rapi di meja belajar dan dindingnya.
"Itu keluarga kamu Ra", tanyaku menunjuk ke arah frame yang menggantung di dinding atas meja belajarnya. "Iya, itu ayah ibu dan kedua adikku", jawab Aurora sembari tersenyum melihat frame itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I CHOOSE THAT STAR
Romance*JUNGKOOK FANFICTION* Mencintai dan terobsesi adalah dua hal yang berbeda. Mencintai muncul dengan ketulusan hati tapi terobsesi muncul karena ego semata. Jika keduanya kamu rasakan di waktu yang bersamaan maka itu tidak akan berakhir baik. Di saat...