Malam pertama

5.3K 128 10
                                    

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 22.30 wib. Kedua orangtua Feri sudah pulang dari sejak sore tadi. Mereka tidak beristirahat di hotel karena saudara saudara mereka dari jauh - yang datang untuk menghadiri pernikahan Feri- banyak yang menginap di rumahnya. Sedangkan kedua orangtua Mia memilih menginap dihotel yang sama dengan Mia.

Feri merangkul Mia sembari berjalan beriringan menuju kamar President suit yang sudah mereka reservasi sebelumnya. Kamar berbeda lantai dengan kedua mertuanya. Mereka dilantai 17 sedangkan mertuanya dilantai 16. Mertuanya sengaja memesan kamar berbeda lantai karena ingin memberi kebebasan pada Feri dan Mia. Mertuanya memang sangat pengertian. Hahay...

Setibanya dipintu kamar, Feri yang baru membuka pintu auto terpesona. Bagaimana ia tidak terpesona, kamar mereka terlihat mewah dengan aneka bunga betebaran di lantai, ucapan happy wedding didinding, di meja yang sudah tersedia makanan ringan dan juga gelas beserta botol minumnya. Belum lagi ranjang kasur yang dipenuhi dengan aneka bunga mawar berbentuk hati  dan sepasang angsa yang berciuman. Belum lagi ruangan yang harum semerbak aroma pepohonan dan buah buahan menggelitik indra penciumannya. So perfect night, it's so romantic!

Feri yakin ia akan melewati malam pertama ini dengan sangat mengesankan.

"Mas, aku duluan masuk kamar mandinya ya. Udah gak tahan nih, rasanya badan kotor banget."

Feri mengangguk. Berpacaran lebih dari 3 tahun dan mengalami putus nyambung berkali kali, tentu saja ia sangat hapal sekali dengan kebiasaan Mia yang tidak bisa tidur dalam keadaan tubuh kotor.

"Jangan lama lama ya, sayang!" Mia mengangguk. Tak lama ia pun masuk kamar mandi sambil menyeret gaun pengantinnya yang panjang itu. Feri hanya mengawasinya saja sambil bersiul senang. Menurut cerita yang pernah dia baca dicerita online, seharusnya Mia kesullitan membuka resleting gaun pengantinnya. Lalu berteriak meminta tolong padanya, trus dia buka dan yes...yes..  asoy lah!

Sekarang Feri hanya tinggal menunggu momen itu, momen dimana Mia akan menariknya masuk ke kamar mandi juga. Cuit..cuit..

Krikkk ... krik...

Waktu demi waktu berlalu namun si imut dengan tinggi badan 153 cm itu tak jua memanggilnya. Feri duduk disofa dengan gelisah. Kenapa Mia belum memanggilnya juga sih? Harusnya kan gak gini.

Feri mondar mandir tak sabar didepan pintu kamar mandi. Kenapa Mia lama sekali, padahal ia sudah tak tahan lagi.

"De, kamu bisa gak buka gaunnya?"

"Bisa mas, udah lepas dari tadi. Ini lagi rendaman. Enak banget bathtubnya penuh bunga. ..!" 

Feri cengok, jadi ini tidak seperti di novel? Mia tidak membutuhkan bantuannya? Arrghh sial... Dia malah asyik enak enakan mandi bunga, sedangkan dia disini udah gak sabaran.

Feri mengacak acak rambutnya bingung bagaimana membuat Mia tergoda olehnya. Ia tidak pernah menggoda wanita lebih dulu, biasanya para perempuan itu yang agresif duluan menggodanya. Ya kayak Mia ini. Senang sekali menggodanya. Sekarang dia bingung bagaimana harus memulainya.

"De, udah belum? Mas udah kebelet nih!" Biarin lah boong, yang penting Mia cepat keluar. Mana malam semakin larut, bisa bisa Mia beralasan mengantuk.

Terdengar suara air yang dimatikan, lalu disusul teriakan Mia," bentar atuh mas. Mia kan gak biasa mandi bentar. Rasanya masih kotor!" Suara air dinyalakan kembali. Wuurrr.... Wuurrr.

Eh busyet, tuh bocah malah menikmati banget dikamar mandi. Apa dia lupa udah punya suami? Gantian woy.

"Tapi de, mas udah kebelet nih." Feri kembali berteriak. Ia sudah tak sabar lagi deh, sumpah. Gak perlu nunggu besok, hajar aja sekarang. Mumpung sikon mendukung juga.

Jangan Kawin MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang