Votenya dong, udah ngebul nih ngerevisi bolak balik. Hehe..muaacch buat semua pecinta karya abal abal author.
Happy reading ...
Mia termenung setelah Feri menutup telponnya. Suara yang dibuat buat dengan suara asli itu sangat berbeda. Ia yakin kalau ia mendengar suara perempuan tertawa disamping suara Deden. Siapa perempuan itu? Kenapa dia bilang tak ada suara perempuan sedangkan kupingnya jelas jelas mendengar suara tawa perempuan?
Kenapa mas Feri gak jujur aja sih kalau sedang bersama perempuan? Aku gak bakal marah kok daripada dia main belakang seperti ini? Sebenarnya apa yang dia sembunyikan?
Mentari bersinar terik di siang bolong ini memaparkan sinar radiasinya ke muka bumi. Sengatan terik mentari rasanya berbanding lurus dengan kemarahannya saat ini yang merasa terbakar oleh api amarah dan cemburu.
Mia meletakkan bebek betutu yang dibawanya dari rumahnya di meja dapur. Ia baru saja tiba di rumah Feri menggunakan ojek online dan mendapati rumah dalam kosong karena hari ini artnya sedang ijin tidak berjaga sampai sore. Rumahnya hanya dijaga oleh security depan karena rumahnya memang terletak persis depan gardu security sehingga kalau ada apa apa mereka bisa langsung berteriak memanggil security itu.
Rumah mertuanya memang selalu dibersihkan art setiap hari. Art datang pagi dan pulang sore harinya. Hanya bertugas membersihkan rumah tanpa memasak, karena ayah mertuanya tidak bisa makan masakan lain selain masakan istrinya yang menurutnya paling enak itu.
Iya sih memang. Masakan mamah mertuanya memang mantul, sampai ia belajar berkali kali pun percuma. Ia tidak akan pernah bisa menyamai mamahnya yang mempunyai cita rasa masakan tersendiri dan khas.
Pyuuh.. rasanya ia ingin menyerah saja belajar memasak karena percuma. Setiap ia membuat masakan apapun, tak pernah ada yang memakannya kecuali dia sendiri. Feri saja hanya mencicipi setelah itu tidak meminta lagi. Berarti kan masakannya tidak enak. Hiikkksss... !! Ia merasa tidak berguna menjadi istri.
Mia beranjak menuju kamarnya untuk berganti pakaian yang lebih santai. Memilih mengenakan daster selutut, Mia pun kembali ke dapur untuk membuat susu strawberry kesukaannya. Sembari menyeruput susunya, Mia pun duduk di sofa.
Mia mencari kontak nomor satu diponselnya lalu menggeser warna hijau. Ditempelkannya ponselnya ditelinganya namun sayang hanya operator telpon yang menjawabnya. Mia menggerutu kesal. Dihubungi berkali kali Feri selalu merejeknya dan mengabarinya akan menghubunginya nanti kalau sedang tidak sibuk.
Memangnya sibuk apa sih, sampai istri telpon aja direjek? Jangan jangan dia sedang bersama wanita yang tertawa tadi kan? Sebenarnya siapa wanita itu? Kenapa dia bisa bersama mas Feri? Awas aja kalau dia berselingkuh. Kamu akan menyesal nanti.
Huh, Mia tuh sebenarnya pengen mengajak Feri makan pecel lele pinggir jalan dekat lampu merah di jalanan rumahnya. Entah mengapa ia selalu terbayang makan malam bersama Feri disana sembari melihat kendaraan hilir mudik kesana sini. Aneh kan...
Mia merebahkan tubuhnya disofa dan membuka ponselnya. Ia ingin berselancar di dunia maya saja, supaya tidak jenuh. Tapi bukannya senang, ia semakin uring uringan saat melihat status teman teman akrabnya yang sedang asyik hang out disebuah tempat wisata. Mira dan Sisyl tampak asik bergaya memakai aneka topi.
Miaww: Gila, cakep banget pemandangannya. Lagi dimana?
Sisyl: Di taman topi dong. Lagi pengen beli topi. Sini dong.. lagi ngumpul bareng nih kita. Sekalian shopping murmer
Miaww: Pengen banget. Huhuhu... tapi mesti jaga rumah. Ada yang mau kesini
Mira: Wkwkwwk... kasian deh lo. Udah deh jadi istri mah di rumah aja, gak usah kelayapan mulu. Tar ditendang lo jadi mantu. Hahaha..
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Kawin Muda
RomanceGara gara kepergok sedang berduaan dikamar, Feri(21thn) mesti menikahi kekasihnya Mia(18thn). Mereka setuju saja menikah karena mengira rumahtangga mereka akan baik baik saja karena mereka saling mencintai. Namun siapa kira cobaan hidup sebenarnya d...