Sinar mentari semakin tenggelam ke peraduannya. Senyum cerianya seakan meredup tergantikan bintang bintang yang mulai menari nari berkilauan di angkasa sana.
Di salah satu resto steak di dalam mal yang besar, tampak Mia dan Alea sedang tertawa tawa bahagia.
"Gue yakin semua pengorbanan lo gak bakal sia sia. Feri pasti makin jatuh cinta deh ama lo! Ga bakal ada cewek lain deketin laki lo kalau istrinya sendiri sudah secantik ini."
Mia mengangguk membenarkan ucapan Alea. Ia harap begitu. Ia sudah mengikuti saran Alea untuk membeli baju baju baru yang lebih terlihat dewasa dan juga nyalon cantik untuk membuat Feri semakin jatuh cinta padanya. Dan itu semua nyaris menguras separuh tabungannya yang ia kumpulkan selama ini.
"Makasih ya buat semuanya." Ujar Mia senang. Alea hanya mengangkat jempolnya tak masalah.
Mia tersenyum sambil memutar pandangannya. Tanpa sengaja matanya menatap keluar dinding kaca. Sontak ia tertegun saat melihat objek yang jauh disana. Meski jarak jauh seperti sekarang tapi ia bisa melihat dengan jelas sosok bertubuh jangkung, memakai kacamata bening yang semakin memperlihatkan kepintarannya, sedang duduk berdampingan dengan seorang wanita cantik. Wanita itu bahkan duduk begitu dekat dengan Feri. Sesekali ia menyenderkan tubuhnya ke Feri, seperti orang pacaran saja.
Jadi, ini urusan yang dia bilang, yang membuatnya harus pulang malam? Hang out bareng wanita ini? Jangan jangan suara tawa yang ia dengar ditelpon waktu itu suara tawa wanita ini. Tega kamu bohongi aku, mas!
Alea penasaran melihat ekspresi Mia yang bengong. Diikutinya arah Mia memandang. Ternyata Mia sedang terpaku menatap Feri dan mantannya. Ia mencibir senang.
"Itu bukannya Feri sama Wulan? Ngapain mereka deketan gitu." Alea seakan bergumam sendiri, tapi Mia jelas mendengarnya.
"Wulan itu siapa?" Tanya Mia tanpa menoleh pada Alea. Matanya masih terfokus pada Wulan yang tampak tertawa terbahak bahak, sampai menyembunyikan wajahnya dibelakang tubuh Feri.
"Loh, Wulan itu kan mantannya yang terakhir sebelum pacaran sama lo. Emang Feri gak ngasih tahu siapa aja mantannya? Parah nih Feri. Masa dia gak jujur ama lo.." Alea berdecak," sekarang lo percaya kan? Lo disini ngirit ngirit uangnya, dia disana lagi nraktir cewek. Untung gue ngingetin lo, ckck... Sepupu gue dari dulu emang gak berubah. Selalu saja mainin cewek."
Alea menepuk Mia memberi semangat," tapi lo tenang aja. Lo lebih unggul dari dia karena lo lebih cantik."
Mia mengerang. Kali ini ia menoleh pada Alea yang sedang menatapnya prihatin.
"Lo pulang duluan aja. Gue mau pulang sama laki gue!" Mia geram.
"Ok cantik..!"
Mia bergegas keluar dari resto diikuti Alea dibelakangnya. Bedanya Mia menuju resto tempat Feri sedang makan, sedangkan Alea menuju pintu keluar mal.
Feri baru saja menyendokkan salad ke mulutnya saat ponselnya yang berada diatas meja berdering. My wife calling...
Wulan yang sedang menyetill sayuran di piring Feri, melirik nama si penelpon. ia tampak sebal.
Hallo sayang, aku masih kerja. Mungkin pulang malam, soalnya lagi bikin web design. Minta anter pulang? Loh, memangnya kamu dimana?
Feri tampak celingukan melihat kesana kemari. Ia mematikan telpnya saat ia sudah melihat Mia di pintu masuk. Ia pun melambaikan tangannya. Namun tangannya terhenti di udara saat melihat penampilan Mia.
Melihat Feri melongo, Deden dan Jaka ikut membalikan badan ke arah Mia. Deden dan Jaka ikut melongo. Jaka bahkan bersiul, namun tak lama karena Feri menampar mulutnya supaya menutup mulutnya. Feri juga menggeplak mulut Deden yang tersenyum dengan bukunya, supaya tidak menatap Mia seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Kawin Muda
RomansaGara gara kepergok sedang berduaan dikamar, Feri(21thn) mesti menikahi kekasihnya Mia(18thn). Mereka setuju saja menikah karena mengira rumahtangga mereka akan baik baik saja karena mereka saling mencintai. Namun siapa kira cobaan hidup sebenarnya d...