Wisudamu, deritaku...!

1.1K 43 26
                                    

Kenalan dulu sama karakter Mia yuk, supaya kalian bisa klik ama ceritanya.

Karakter utamanya Mia itu Sensitif, saking sensitifnya kalau ada yang salah kata dalam berbicara dan menurut pandangannya salah ya bisa dikritik abis abisan. Kalau ketemu author pasti dikritik mulu kali ya, soalnya authornya suka nyeplos kalau ngomong😂😂😂

Efek positifnya dia bisa membuat sikap kasar dan hobi tawuran Feri jadi berubah, ya karena dikritik terus. Disini gak diceritain detailnya perubahan Feri karena kepanjangan. Tar kalau ada yang ngajak bikin sinetron baru diterangin. Halunya anjirrr... Kejauhan thor. 😂😂

Efek negatif sensitifnya dia suka mikirin terus setiap masalah yang menimpanya dan kadang membuatnya stress sendiri. Kalau orangnya chuek kayak author bisa dianggp author mah ga punya perasaan. Gak punya duit kok biasa ajah, kalau Mia bisa nangis senggukan karena pusing😀

Nah itu dia karakter Mia. Disini ada yang karakternya kayak Mia gak?

Happy reading...!!!

*****

Sedari subuh suasana di rumah mewah bergaya mediteranian style itu sudah ramai dengan beberapa kendaraan yang masuk dan parkir disana. Terlihat seorang stylist dan MUA keluar dari dalam mobil membawa box berisi peralatan make up dan gaun. Sedari tadi pun Mia sudah selesai membersihkan dirinya dan bersiap siap didandani oleh MUA langganan mamah mertuanya.

Ini adalah hari wisuda Feri sebagai sarjana tehnik mesin. Ia berhasil menyandang gelar mahasiswa terbaik dengan hasil cumlaude, bisa dipastikan jalan Feri menuju pekerjaan impiannya akan segera tercapai. Beberapa perusahaan otomotif ternama bahkan ada yang sudah meminangnya sebagai manager. Tentu saja Mia bangga dengan pencapaian yang diraih suaminya. Meski di sisi lain, ia minder dengan prestasi yang dicapai suaminya karena ia sebagai seorang istri tidak bisa melakukan apa apa.

"Mba, buat istri saya terlihat lebih dewasa. Kalau dia minta memakai bando, jangan diturutin ya. Saya ingin hari ini dia terlihat lebih dewasa dari umurnya sebenarnya."

"Siap mas Feri. Pokoknya mas Feri terima beres aja. Inyong bakal bikin dia cantik paripurna hari ini!"

Feri mengacungkan jempolnya pada Tina. Mia tampak manyun saat Feri melarangnya memakai bando. Mana bisa sehari saja ia tak memakai bandana. Bisa bisa rambut tebalnya berantakan kayak rambut singa. Tapi karena ini hari spesialnya, Mia mengijinkan. Ingat ya, cuman hari ini. Semoga saja rambutnya tidak bertingkah nakal hari iin

Tangan Mia kembali membuka toples kacang disebelahnya dan memakannya dengan lahap sementara Tina dengan cekatan merias wajahnya.

"De, kamu lapar? Makan dulu ya.. Mas bawain nasi ke sini."

"Ga usah, Mia gak pengen makan nasi, lagi pengen makan cemilan." Mia kembali memakan cemilannya dengan rakus.

"De, tapi kelihatannya kamu lapar banget. Makan aja ya?" Tanya Feri berkali kali saat dilihatnya Mia menghabiskan setoples makaroni kering dan kacang. Makannya pun seperti orang kelaparan. Belum habis yang di mulut, sudah memasukkan lagi kacang baru ke mulutnya sampe mulutnya menggembung seperti anak kecil.

"Gak, Mia emang lagi pengen makan cemilan. Mas bikinin Mia susu coklat aja sana. Jangan lupa masukan buah strawberi ke dalam susunya." Seru Mia, saat dilihatnya Feri hendak membuka pintu.

Feri hanya mengangkat jempolnya pertanda ok. Selepasnya Feri pergi, Mia menghembuskan nafas kesal.

Bodoh banget dia nyemil selahap itu didepan Feri tapi tidak mau makan. Kalau Feri curiga, dia tidak mau memakan masakan mertuanya gimana? Bisa berantem lagi deh. Huh ribet banget sih...!

Jangan Kawin MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang