kawin

4.4K 105 6
                                    

" Sah...?" Tanya sang penghulu kepada jamaah di sekitarnya.

"Sah...!" Koor jamaah serentak. Senyum kelegaan terpancar dari setiap jamaah yang hadir.

"Alhamdulillah.." koor penghulu. Suasana menegangkan pun berlalu sudah, berganti suasana haru dan kegembiraan. Keadaan yang semula hening pun berganti hiruk pikuk sana sini.

Akhirnya Feri dan Mia resmi menjadi suami istri. Setelah melewati perdebatan panjang dengan kedua orangtuanya, akhirnya Feri berhasil mengantongi ijin menikahi Mia. Resepsi pernikahan mereka berlangsung meriah karena diadakan disebuah balroom hotel ternama. sebagai dosen, tentu saja tamu undangan kedua orangtua Feri membludak. Belum lagi koneksi dari kedua orangtua Mia yang berprofesi sebagai pengusaha konveksi. Ballroom sudah disulap seperti mini disney dimana Feri dan Mia yang menjadi prince dan princessnya. Bahkan ada kolam air coklat ditengah tengah ruangan. 

Tamu dari kedua belah pihak datang silih berganti. Feri dan Mia tak hentinya tersenyum saat semua teman teman mereka mengucapkan selamat. Sebagai salah satu siswi populer di sekolahnya, tentu saja pernikahan Mia dihadiri banyak teman temannya, mereka semua mengatakan betapa cocoknya Feri dan Mia satu sama lain. Yang lelaki tampan dan perempuannya cantik.

"Orang cantik cepat ya nikahnya. Coba gue cantik, udah nikah juga kali ya gue." Ucap Sisyl, teman dekatnya. Ucapannya disambut sorak sorai teman Mia yang lainnya.

"Ywdah yuk kawin ama gue!" Si Boni yang berbadan subur itu menyahut.

Sisysl bergidik," Iyy ogah. Enakan di lo dong, gendut..!" Tawa Boni pun menggelegar mendengar ucapan Sisyl.

"Kalau pacar gue secantik Mia udah gue kawinin juga, tar keburu diambil orang." 

Mia hanya tertawa mendengar pujian teman temannya. Mereka tak hentinya saling meledek satu sama lain.

Begitupun dengan Feri, sebagai salah satu mahasiswa populer dikalangan mahasiswa di kampusnya yang terkenal karena kejeniusannya, pernikahan Feri disambut gembira semua pihak. Terbukti dari banyaknya tamu yang menghadiri pesta pernikahan mereka. Meski terlihat beberapa wanita yang patah hati karena Feri menikahi anak SMA.

Mia yang berdiri disamping Feri tampak kelelahan menerima ucapan selamat dari teman teman Feri yang tak hentinya menggoda mereka. Beruntunglah ia karena akhirnya panggung pelaminan sepi karena teman temannya makan dulu di prasmanan. Ia pun memilih duduk saat Deden dan Jaka, teman dekat Feri menghampiri mereka untuk mengucapkan selamat.

"Gila lu broh, masih muda banget udah nikah aja. Hebat lu!" Seru Deden takjub. Ia memeluk Feri bangga. Jaka menyusul kemudian.

"Emberr, berani banget ye!" Jaka malah mencibir.

"Ya berani lah. Nikah apa susahnya sih. Tinggal ijab kabul trus sah, trus bebas deh mau anu anu. Hahaha..."

Jaka menggeplak tangan Feri kesal." Kalau nikah sebahagia itu, pasti banyak yang mau nikah muda. Justru kehidupan sebenarnya dimulai setelah kita menikah. Yakin lo bisa ngelewatin itu semua?"

"Ya pastilah, apalagi kita saling cinta. Yang kandas dijalan itu karena mereka tidak saling mencintai atau tidak direstui orangtua. Gue mulus coy..." Feri melirik Mia yang sedari tadi hanya menyimak obrolan mereka, seraya mengedipkan matanya," iya gak sayang!"

Mia tertawa kecil," Iya dong... Makanya cepetan nyusul. Enak loh.."

Jaka mencibir, ia meledek Mia." Itu sih emang lo aja yang udah gak tahan pengen nina nina. Yekan?"

Wajah Mia memerah seperti kepiting rebus. Sontak ia berdiri untuk memukul lengan Jaka.

"Ih mulutnya pengen tak jahit kenur layangan ya!"

Jangan Kawin MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang