Kejutan apa kekejetan

1.1K 39 3
                                    

Mobil mustang itu melaju kencang di jalanan. Lalu lalang kendaraan tidak menyurutkan Feri untuk melambatkan kendaraannya. Entah berapa kali ia menyalip kendaraan didepannya dengan mulus. Ia bahkan tidak mempedulikan umpatan dari pengendara lainnya yang nyaris saja ia tabrak. Mia hanya bisa memejamkan mata menahan ngeri dengan sikap ugal ugalan Feri.

"Sampai kapanpun tidak akan ada yang berubah. Aku bakal tetap seperti itu dengan teman temanku. Tak peduli mereka lelaki atau perempuan. Aku harus bekerja diluar, kalau aku selalu menjaga jarak, bagaimana aku mendapatkan klien. Kalau aku tidak mendapatkan klien, bagaimana aku menafkahi kamu?"

Mia memalingkan wajahnya ke luar jendela mobilnya, enggan menyahuti pernyataan Feri. Bagaimana bisa ia tidak cemburu melihat wanita lain bersikap seperti itu pada suaminya sendiri? Bagaimana bisa ia harus bersikap biasa saja? Ia tidak rela. Hikkss...

Tess...tess.. airmata Mia menetes. Mia menghapusnya kesal. Airmata sialan! Kenapa sih dia ga bisa ngendaliin air matanya? Suka ujug ujug netes aja.

Saat ini mobil Feri berhenti di lampu merah. Feri sendiri sedari tadi mendengkus kesal. Entah berapa kali ia menghembuskan nafasnya keras keras karena kesal.

Feri menarik rambutnya kasar." Dia hanya mantan masa lalu yang sudah berlalu. Tapi kalau kamu terus mencemburui aku sama Wulan, aku jadian beneran sama Wulan,"

Mia tersentak. Apa apaan ini? Jadi Feri berniat menyelingkuhinya hanya karena sifatnya yang pencemburu ini? Kenapa segampang itu kamu mencari solusi permasalahan kita?

"Kalau kamu ga mau aku selingkuh, jangan curigaan jadi istri. Yang penting kamu ingat, kalau aku selalu cinta sama kamu. Bagaimana caraku bergaul dengan mereka hanya profesionalitas semata. Aku harap kamu ngerti itu."

Hening, namun kali ini Mia merenung lagi. Apakah artinya itu saat Feri bersama wanita lain tidak pernah melibatkan hati? Just for work?

Mobil mustang itu memasuki gang perumahan rumah Feri. Tapi kali ini ia tidak berbelok ke gang rumah orangtuanya, melainkan melaju terus membuat Mia heran. Mobil itu memasuki sebuah gang dimana sudah ada pos security berjaga. Sepertinya ini menuju perumahan baru yang sedang dibangun. Seingatnya memang sedang dibangun lagi perumahan baru dibelakang perumahan orangtuanya. Tapi kenapa Feri membawanya kemari?

Yeah, Feri memang memasuki perumahan baru yang sedang dibangun, dimana baru ada 4 rumah yang sudah berdiri megah. Jantung Mia berdegup kencang. Mungkinkah?

Didepan pos tersebut, Feri berbelok memasuki rumah minimalis modern 1 lantai dengan pekarangannya yang luas dan rindang. Dengan bebasnya, Feri membuka gate itu dan berhenti dihalaman rumahnya. Sedang Mia bertanya tanya dalam hati, tetiba Feri meraih tangannya, retina matanya yang hitam menatap Mia lekat lekat.

"Ini kejutan yang ingin ku berikan padamu. Ini rumah kita. Rumah ini aku beli untuk kita tinggali bersama anak anak kita kelak. Aku harap kamu suka."

Mia terkejut, ia terkesima. Feri sweet banget sih! Mendengar dia menyebut anak anak kita saja membuat perasaan Mia menghangat. Lenyap sudah kemarahannya tadi.

"Lihat kan? Aku sudah membuktikan banyak hal hanya untuk membuktikan keseriusanku hanya untukmu. Aku mohon berhentilah cemburu atau mencurigaiku lagi."

Mia menghapus air matanya, ia tersenyum bahagia. Feri benar, dia sudah membuktikan kesriusannya sejauh ini. Bagaimana bisa ia masih tidak percaya? Lagipula, sudah ada calon baby mereka di perutnya. Feri tidak akan mungkin bermacam macam.

Mia mengangguk." Maafkan aku, aku janji tidak akan cemburu lagi."

Feri memeluk Mia bahagia, Mia balas memeluknya erat.

Jangan Kawin MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang