[Bab 32] Aileen Syakirazeline

33 4 0
                                    

Aileen Syakirazeline, gadis berusia delapan tahun itu memang kerap menjadi korban kekerasan. Baik dari orang tua maupun teman sekolahnya. Sejak kecil, otaknya sudah didoktrin untuk berbuat jahat. Entah itu hal hal mencuri, berbohong, atau membunuh.

"Bunda!" Aileen berteriak kencang ketika mendapati sang ibu sudah tergeletak dengan wajah pucat pasi serta mulutnya mengeluarkan busa begitu banyak. Di belakangnya, sang ayah sudah tertawa puas. Aileen tahu, ia mengerti. Orang tuanya seperti ini sejak perusahaan yang dikelola oleh sang ayah bangkrut hingga membuat kebutuhan ekonominya sangat sulit. Aileen mulai takut. Ia memberanikan diri untuk mendekati ayahnya.

"Ayah, bunda kenapa? Mulutnya mengeluarkan banyak busa. Apa bunda tadi menelan detergen? Apa bunda menelan sabun? Ai tidak mengerti, ayah. Apa yang ayah tertawakan? Jawab Ai, ayah. Ai takut bunda kenapa kenapa," Aileen melontarkan banyak pertanyaan tanpa menunggu sang ayah menjawab. Ia dengan polosnya menggelayut manja di kaki sang bunda tanpa tahu jika bunda sudah meninggal dunia. Pria paruh baya itu menatapnya tajam, lebih tajam dari ujung pisau. Kakinya menendang perut Aileen tanpa alasan. Membuat tubuh mungil Aileen terbentur keras dan membuat lemari itu jatuh mengenai tubuhnya.

"Ayah, tolong! Ai tidak bisa bernafas! Ai takut mati!" Nampak jelas tangan mungil Aileen menggapai gapai, berusaha meminta pertolongan ayahnya. Namun, pria itu justru duduk tenang. Memperhatikan Aileen berteriak kesakitan.

-oOo-

"Ayah mau dibawa kemana, Kak By?" Aileen bertanya begitu polos kepada saudara sepupunya, Bryan Antonio. Lelaki itu tak berkutik dengan pertanyaan polos Aileen. Ia memberi respon berupa gelengan kepala seraya menutup mata Aileen ketika mayat bunda nya dibawa masuk ke dalam ambulans guna di otopsi.

"Mulai sekarang, lo tinggal sama keluarga gue, ya? Lo bakal satu sekolah sama gue. Semua kebutuhan lo bakal dipenuhi sama keluarga gue, asal lo janji mau jadi anak yang baik,"

"Ai baik kok, Kak By! Ai kan selalu nurut apa kata ayah dan bunda. Kemarin, ayah minta Ai mengikat tali di leher Ai, terus, menyuruh Ai lompat. Tapi, malah bunda marahi. Padahal, Ai kan hanya mau main ayunan pakai tali. Kok bunda marah sih, huh,"

Hati Bryan tertampar telak. Begitu pula dengan kedua orang tuanya setelah mendengar penuturan polos Aileen. Gadis sekecil itu, memang tak tahu apa apa. Gadis sekecil itu, harus mengalami derita tanpa mengerti apa maksudnya.

Bryan lantas mengajak Aileen pergi ke sekolah. Menggandeng tangan mungilnya untuk ia tuntun berjalan beriringan. Ia tahu, ini tugasnya. Amanat dari Papa nya untuk menjaga Aileen selama ayah Aileen berada dalam masa hukuman penjara.

Begitulah kisah singkat sosok Aileen Syakirazeline, gadis dari cucu pemilik sekolah favorit yang membuatnya sangat arogan dan ditakuti oleh siapapun. Masa kecil Aileen yang penuh dengan penderitaan, selalu dibully, dan tak diharapkan oleh kedua orang tuanya.

-oOo-

"Bukan gue, sumpah! Gue nggak sengaja nabrak. Chris, lo harus jelasin!" Aileen nampak panik. Ia baru saja belajar mengendarai mobil dengan meminjam mobil Christine. Nahasnya, ia menabrak seorang anak kecil yang tengah bermain di pinggiran jalan dan kebetulan keadaan jalanan tengah lengang. Aileen membuat bocah laki laki itu tak bergerak setelah terpental sejauh beberapa meter.

"Lo yang nabrak dia, Len. Jadilah  pemberani dan lo harus tanggung jawab. Gue bakal bantu lo buat ngurus semuanya dan semoga aja, keluarga dia terima," Christine nampak lebih panik dari Aileen. Apalagi, mobil yang menabrak anak tersebut merupakan mobil miliknya. Keduanya lantas turun. Guna memeriksa keadaan si bocah. Namun,  sayang. Tak terasa sedikitpun jika lehernya berdenyut. Yang berarti bocah itu sudah meninggal dunia. Aileen semakin panik. Ia tak pernah merasa setakut ini sebelumnya. Tetapi, perasaan takut itu berubah menjadi sedikit tenang.

KaleidoskopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang