[Bab 20] Ghisselle Angelina Polland

42 6 0
                                    

Angel meraup udara negara Indonesia. Baru pertama kali menginjakkan kakinya di sini. Bahasa Indonesia cukup lama ia pelajari, jadi, ia tak perlu susah susah saat berbicara dengan orang Indonesia.

Angel, Rafardhan, dan juga Ardhan. Mendapat tempat tinggal di sebuah perumahan di tengah kota. Baru saja meletakkan beberapa bawaannya, Angel tiba tiba saja berlari menghampiri seseorang.

"Jangan jauh jauh, nak!" Teriak Ardhan pada putrinya.

"Why are you alone? Where you're friend?" Tanya Angel tentu saja membuat bocah laki laki di depannya gemetar ketakutan bercampur tak mengerti.

"Ah, I'm sorry! Maksudku, kenapa kamu sendirian? Dimana temanmu?" Tanya Angel lagi. Bocah itu justru ketakutan. Ia pelan pelan berjalan mundur menjauhi Angel.

"Ja-jangan takut!" Angel menariknya. Mengajak bocah tersebut berkenalan. Namun, yang ada justru bocah itu melepaskan paksa tangan Angel dan berlari menjauh. Matanya masih tak lepas dari tangan si bocah yang dipenuhi luka lebam.

"Well, kamu susah ku ajak berteman ya?"

🐾🐾🐾

"Boo! Aku menemukanmu! Hai lagi!" Angel tersenyum lebar. Mendapati bocah yang kemarin sedang menimba air.

"Apa yang kamu lakukan?"

Bocah laki laki itu tetap tak mau menggetarkan pita suaranya. Ia masih saja membisu.

"Oh ya, namaku Angel. Aku belum tahu nama-"

"Dhean Anggara!" Potongnya cepat. Manik mata Angel membulat sempurna. Seharian kemarin mencari sosoknya tak ketemu hanya untuk menanyakan namanya.

"Kamu mau bermain?" Tanya Angel. Barulah bocah laki laki itu mau menunjukkan wajahnya. Apa yang dilihat Angel kali ini membuatnya kaget. Wajah bocah itu penuh luka lebam. Lengannya juga sama. Terlihat ia sesekali mengelap darah yang keluar dari hidungnya.

"Angga? Kamu sakit?" Spontan Angel memegangi pipi Angga agar ia mau mendongak. Angga menggeleng. Menyingkirkan pelan tangan Angel sambil berkata, "aku harus pergi. Aku tak punya banyak waktu."

Di kepalanya, Angel menyimpan banyak sekali tanda tanya besar. Tak terpikirkan olehnya jika Angga sebenarnya sedang bermasalah. Ia tak lantas pergi dari tempat itu. Sekonyong konyong Angga kembali membawakan beberapa tangkai bunga.

"Ayo, main. Mamaku sedang pergi. Kita bisa main!" Ajak Angga. Angel sedikit menundukkan kepalanya. Melihat kalau kalau Angga mimisan lagi.

"Aku tak mimisan, sudah kubersihkan,"

Entah Angga mengajaknya bermain apa. Ia hanya menjahili Angel, lalu berlari saat Angel hendak membalas.

Gadis berwajah seperti bule itu berlarian kesana kemari. Mengejar sosok lelaki yang tak henti menjahilinya. Bocah laki laki berambut hitam legam dan juga manik mata cokelat.

"Aku lelah, Angga!" Gadis itu ambruk. Mengatur nafasnya yang memburu. Wajah putihnya terlihat semakin pucat. Bocah laki laki bernama Angga itu mengulurkan tangannya.

"Maaf. Kamu tak apa apa kan, Angel?" Tanya Angga. Terlihat mata Angel sudah berbinar. Ia menarik tangan Angga hingga membuat bocah itu jatuh di dekatnya.

"Kita akan terus bersahabat. Jangan pernah meninggalkan aku ya!" Ujar Angel.

"Maaf, aku tak bisa. Mama mengajakku ke London. Aku sekolah di sana," jawab Angga.

"London itu dimana?" Tanya Angel polos. Angga hanya membalas dengan mengendikkan kedua bahunya. Angel tak akan pernah menyangka, bahwa ia dengan Angga akan berpisah. Bahwa dirinya dengan Angga tak lagi bersama. Pikiran buruk menggelayut, takut jika Angga akan melupakannya.

KaleidoskopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang