LIMA

704 154 712
                                    

Keesokan harinya, Hyesu menepati janji.

Dipagi hari ia sudah bersiap-siap untuk pergi bersama Taehyung. Sebenarnya ia menolak untuk keluar terlalu pagi begini tapi pria itu memaksanya untuk keluar lebih awal karena katanya mungkin akan ada banyak tempat yang akan mereka kunjungi.

Ia juga berkata jika pergi lebih awal, maka pulangnya pun bisa lebih cepat. Hyesu tak habis pikir, memotret tidaklah memakan waktu selama itu. Memangnya berapa tempat yang akan ia datangi bersama Taehyung sampai laki-laki itu berkata demikian?

Paling juga di satu tempat ia hanya akan mengambil beberapa gambar setelah itu pindah lagi ke tempat yang lain. Ya walaupun Hyesu tidak setuju dengan Taehyung sekalipun, ia tetap harus menuruti apa permintaan pria itu hari ini. Ia hanya bisa berdoa semoga lelaki itu tidak terlalu menyusahkannya.

Baru saja Hyesu hendak pergi, ibunya memanggil untuk ikut sarapan.

       "Sarapan dulu. Ibu sudah membuat roti isi kesukaanmu."

Hyesu melihat ayahnya duduk di meja sambil mengunyah roti isi miliknya. Milik Hyesu masih berada di atas piring, belum tersentuh. Ia tidak bisa tinggal karena Taehyung pasti sudah menunggu dan jika ia telat, ia pasti akan mendapat omelan dari pria itu. Hyesu lalu mempunyai ide.

       "Ibu, kotak makannya disimpan di mana?"

                                       •••

Taehyung sudah menunggu selama 10 menit lamanya dan gadis itu tak kunjung datang. Apa ia ditipu? Apa gadis itu tidak akan menemaninya hari ini? Tidak mungkin. Ia sudah berjanji. Mungkin ia hanya terjebak macet saja di jalan.

Ya mungkin memang begitu, pikir Taehyung.

Ia menoleh ke kiri dan ke kanan berharap bisa melihat gadis itu berjalan ke arahnya namun jalanan yang ada di sekitarnya masih kosong. Taehyung menatap jam di pergelangan tangannya. Sudah lewat 15 menit waktu perjanjian mereka dan gadis itu masih belum menampakkan batang hidungnya.

       "Kemana dia?" gumam Taehyung.

Semenit kemudian, Taehyung melihat seseorang sedang berlari kecil ke arahnya. Ia lalu tersenyum lega. Gadis itu sungguh datang. Ia terlihat membawa sesuatu di tangannya.

       "Maaf aku telat," kata gadis itu dengan napas yang memburu, membuat uap putih yang keluar dari labiumnya terlihat sangat jelas.

       "Kau tahu aku tiba di sini 10 menit lebih awal dan kau telat 15 menit. Itu berarti aku sudah menunggu selama 25 menit," gerutu Taehyung sembari menatap jam tangan di pergelangan tangannya. Ia memasang wajah kesal.

       "Maaf sekali lagi. Tadi aku ketinggalan bus dan harus menunggu bus berikutnya," kata Hyesu dengan napas yang masih memburu.

Ia mengambil napas perlahan lalu melanjutkan, "Lagian aku sudah datang. Kau tidak perlu menggerutu begitu."

Taehyung hanya melayangkan tatapan kesal padanya.

       "Kau sudah sarapan?" Tanya Hyesu, berusaha mengalihkan kekesalan Taehyung padanya.

       "Apa? Aku tidak ada waktu untuk sarapan karena harus berangkat lebih awal. Kau tahu? Aku tidak suka jika membuat orang lain menunggu." Taehyung menggerutu, lagi.

       "Baiklah baiklah. Aku yang salah. Bagaimana kalau sarapan dulu?"

Hyesu menunjukkan tas kotak bekalnya. Lalu tanpa persetujuan dari Taehyung, gadis itu menarik tangannya menuju sebuah kursi kayu yang terletak tak jauh dari sebuah taman kecil itu.

winter flower.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang