DELAPAN

459 120 321
                                    

Hyesu terkejut ketika mendapati sesuatu berada di dalam tasnya pagi ini.

Ia baru membuka tas saat ingin mengemas barang-barang karena hari ini ia akan kembali ke Seoul.

Matanya menangkap sebuah bingkisan yang telah dibungkus dengan kertas karton berwarna coklat. Ia tak tahu apa itu dan ia pun tidak ingat kalau dirinya memasukkan benda itu ke dalam tas.

Lalu karena rasa penasaran sudah menumpuk, ia pun perlahan merobek kertas yang membungkus benda yang ada di dalamnya.

Hal pertama yang tertangkap oleh netranya adalah ada secarik kertas di dalam situ. Hyesu pun mengambil lalu membaca tulisan tangan yang rapi tertulis di atas kertas tersebut.

Aku tahu kau sangat menginginkan ini, jadi aku membelikannya untukmu. Anggap saja ucapan terima kasih karena sudah bersedia menemaniku di Daegu.

Membaca tulisan itu, Hyesu jadi yakin kalau itu dari Taehyung.

Ia lalu membalik kanvas yang menjadi pemberian Taehyung itu dan mendapati sebuah lukisan sederhana yang menarik perhatiannya kemarin.

Lukisan bunga camellia dengan tiga warna dengan pot berwarna merah bata dan juga rumput-rumput hijau yang berada di bawahnya.

Hyesu tertegun tak percaya. Jadi kemarin Taehyung beralasan ke kafe karena ingin membeli ini? Untuk dirinya? Tapi kenapa? Dan juga, sejak kapan pria itu memasukkan benda itu ke dalam tas miliknya?

Hyesu tak merasa kalau dirinya sempat menyerahkan atau menitipkan tas kepada Taehyung. Lalu kapan pria itu memasukkannya?

Hyesu berpikir keras, kali saja ia mengingat sesuatu. Tapi nihil. Ia tak mengingat apapun.

Hyesu berdecak. Bisa pusing sendiri dirinya jika memikirkan hal itu terus. Sebaiknya ia menanyakannya saja langsung kepada orang yang bersangkutan.

Hyesu lalu mencari-cari benda persegi pintarnya dan menelepon Taehyung. Tidak butuh waktu yang lama sampai pria itu mengangkat panggilan Hyesu.

"Ya? Ada apa?" Suara berat lelaki itu terdengar di seberang sana. Ia terdengar seperti baru bangun tidur.

"Kau ... apa kau yang memasukkan lukisan ini ke dalam tasku kemarin?" Hyesu menatap lukisan di tangannya.

Di seberang sana rasa kantuk yang masih mendera Taehyung perlahan berangsur-angsur hilang karena ucapan Hyesu.

Jadi gadis itu baru melihatnya?

Taehyung mengira kalau Hyesu sama sekali tidak akan mengatakan apapun pada benda pemberiannya. Ia bahkan terjaga semalaman kendati gadis itu akan menelepon atau setidaknya mengiriminya pesan.

Tapi ia menunggu terlalu lama sampai tidak sadar dirinya telah terlelap. Lalu pagi ini ia dibuat terkejut karena ternyata gadis itu baru melihat barang pemberian yang diam-diam ia masukkan ke dalam tas milik Hyesu.

Taehyung mengangguk pelan tanda mengiyakan, walaupun Hyesu tidak akan melihatnya.

"Memangnya siapa lagi yang akan memberikannya? Kemarin kau hanya menghabiskan waktu denganku. Ya jelas aku yang memberikannya," kata Taehyung enteng.

       "Kenapa? Kau terkejut?"

"Ya. Sejak kapan kau memasukkan benda ini ke dalam tasku? Kenapa aku tidak menyadarinya? Dan juga kenapa tidak bilang-bilang padaku?"

"Sejak kau terlalu sibuk melamun. Ya namanya juga kejutan, kalau aku beritahu berarti sudah bukan kejutan namanya. Kalau aku bilang padamu juga belum tentu kau mau menerima, bukan? Jadi ya kulakukan diam-diam," kata Taehyung menjawab rentetan pertanyaan yang gadis itu lontarkan.

Beberapa detik dan tak ada balasan dari Hyesu. Gadis itu hanya diam membisu.

"Anggap saja ucapan terima kasih, aku tidak punya niat apapun memberikanmu itu," sambung Taehyung ketika menyadari Hyesu hanya diam saja setelah mendengar jawaban darinya.

Ia tak mau kalau gadis itu berpikir kalau dirinya punya niat tersembunyi.

"Baiklah," sahut Hyesu pelan. "Karena kau sudah memberikannya, jadi aku akan terima. Terima kasih, Kim Taehyung."

Taehyung hanya bergumam seraya tersenyum. Lalu sebelum Hyesu menutup teleponnya, ia segera menyahut.

"Oh ya! Apa aku ... boleh menemuimu?" tanya Taehyung.

"Menemuiku? Tidak bisa. Aku harus kembali ke Seoul sekarang."

"Tidak. Maksudku bukan sekarang. Aku ingin menemuimu di Seoul nanti. Bolehkah?"

Hyesu berpikir sejenak lalu mengangguk-angguk pelan. "Oh boleh saja. Aku sudah memberikan alamat tempatku bekerja, bukan? Aku selalu berada di sana."

Seulas senyum tergambar di wajah Taehyung. "Baiklah. Sampai jumpa nanti."

Hyesu menutup telepon lebih dulu. Tanpa sadar dirinya tersenyum mengingat sikap Taehyung yang menurutnya sedikit aneh.

Kenapa pria itu sangat suka menempel padanya? Oh ralat. Kenapa pria itu bersikap seolah-olah mereka sudah dekat? Bukankah mereka baru bertemu selama tiga hari? Atau mungkin Taehyung memang orang yang mudah berbaur dengan orang baru? Entahlah.

Tapi Taehyung tidak seperti orang lain. Hyesu tak memiliki banyak teman pria karena memang selama ini ia menghindarinya. Ia menghindari lelaki manapun yang ingin dekat dengannya.

Yang Taehyung lakukan sudah bisa Hyesu tebak kalau pria itu sedang mencoba mengakrabkan diri terhadapnya. Anehnya, ia membiarkan hal itu. Ia membiarkan Taehyung mendekatinya padahal jelas-jelas Taehyung itu seorang pria.

Taehyung terlihat seperti orang baik. Hyesu akan mencoba meyakini hal itu.

Gadis itu lalu bangkit dari duduknya dan mengambil satu tas yang tak terlalu besar yang tergeletak tak jauh darinya.

Ia lalu keluar dari kamar, berpamitan kepada orang tuanya yang sudah menunggu di ruang tengah.

"Aku pamit, Ayah, Ibu." Hyesu memeluk wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik itu lalu beralih memeluk pria yang berdiri di sampingnya.

"Sering-seringlah kemari. Katakan kepada Hyera juga untuk berkunjung. Ibu sudah lama tidak melihatnya," ujar Nyonya Park seraya mengelus lengan putri keduanya itu. Hyesu mengangguk dan tersenyum.

"Akan aku sampaikan," kata Hyesu. "Ibu dengan ayah juga berkunjunglah ke Seoul saat ada waktu."

Kedua orang tuanya hanya mengangguk pelan. Tidak yakin apa mereka bisa mengunjungi rumah putri mereka di luar kota.

Nyonya Park sangat ingin berkunjung ke sana tapi ia tidak bisa meninggalkan suaminya yang sibuk dengan pekerjaan di Daegu. Ia berharap memiliki waktu luang setidaknya beberapa hari untuk pergi ke Seoul.

"Aku akan pergi sekarang."

Hyesu berjalan keluar rumah dan masuk ke dalam taxi yang sudah menunggunya.

Tiga hari di Daegu sudah cukup mengobati rasa rindu terhadap kampung halaman dan juga kedua orang tua. Saatnya ia kembali pada kehidupan dimana ia harus bisa melakukan segalanya seorang diri. Mencari nafkah untuk dirinya sendiri.

                                      •••

to be continued..

Di antara kalian ada yang lagi ngerantau juga ga? Trus kalo ga, kalian berencana merantau apa ngga?

btw jangan lupa vomenttttss uwu

kar^^

winter flower.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang