DUA PULUH

338 76 363
                                    

Dengan mengendap-endap, Taehyung masuk ke toko Art Flower dengan kedua bola mata yang menatap was-was, tak ingin ia terlihat oleh Hyesu hari ini.

Taehyung masih mengingat beberapa hari lalu gadis itu memperingatinya agar tidak datang lagi di tempat ini tanpa sepengetahuan si empunya.

Tapi Taehyung datang ke tempat itu bukanlah untuk bertemu si gadis moody Park Hyesu. Kali ini ia memang tidak berniat mengganggu gadis itu.

Dilihatnya Hyera sedang sibuk mencatat sesuatu di salah satu meja kecil bagian pojok ruangan, meja yang menjadi tempat berbincangnya dengan wanita itu saat pertama kali datang ke tempat ini.

Hyera tak menyadari kehadiran Taehyung sampai lelaki itu menyapa duluan.

       "Annyeonghaseyo, Park Hyera-ssi." Bariton itu menyapa dengan sopan dan lembut, membuat wanita yang tengah sibuk menunduk dengan jemari yang cekatan menulis di atas buku catatan mendongakkan kepala, sedikit terkejut mendapati rupa tak asing menampakkan diri tak jauh darinya. Lantas segera berdiri dan menyambut pria Kim itu dengan ramah.

       "Oh annyeonghaseyo," balas Hyera sedikit tergagap. "Taehyung, kan?" katanya memastikan. Ia merasa tak yakin dengan nama pria itu. Taehyung tersenyum kikuk.

       "Ya, benar. Aku Kim Taehyung."

       "Oh, maaf. Aku sempat lupa dengan namamu. Aku bukan orang yang mudah mengingat nama seseorang ketika pertama bertemu. Tapi wajah tampanmu ... aku mengingatnya dengan sangat baik," kata Hyera riang, berhasil membuat Taehyung tersenyum malu.

Tampaknya Hyera adalah orang yang suka menggoda. Ini kali kedua ia digoda olehnya.

Wanita itu lalu mempersilakan Taehyung duduk dan disusul olehnya.

       "Kalau boleh tahu, ada apa kemari? Hyesu sedang tak ada di sini."

Taehyung tersenyum. Syurkurlah kalau Hyesu memang sedang tidak ada di rumah sekarang.

       "Tak apa, aku memang tidak mencarinya. Aku hanya ingin bertemu denganmu."

Alis Hyera terangkat heran seraya menunjuk dirinya sendiri. "Aku? Kenapa?"

       "Ingin minta tolong sesuatu," kata Taehyung, menautkan jari-jarinya di bawah meja, tampak sedikit gugup berbicara dengan wanita di hadapannya. "Kalau boleh tahu, kapan Hyesu kembali?"

       "Dia pergi untuk mengantar pesanan. Katanya ingin mampir ke suatu tempat juga untuk membeli sesuatu. Mungkin sore nanti dia kembali."

Wajah Taehyung sirat akan kelegaan. Sangat tampak dari cara dia membuang napas yang membuat kedua belah bibirnya mengerucut; mengeluarkan suara tiupan karbondioksida dari mulut yang dipaksa keluar.

       "Sebenarnya ada apa, Taehyung-ssi?"

•••

Hyesu memasukkan beberapa daging kemasan ke troli belanjaan, ramen gelas, dan beberapa jenis makanan ringan lain. Berjalan perlahan sambil mendorong troli dan melihat-lihat bahan masakan apa yang harus ia beli selanjutnya.

Sebenarnya Hyesu sudah cukup lelah sehabis mengantar pesanan buket. Ingin langsung pulang dan beristirahat sejenak sebelum ia bertemu dengan Taehyung malam nanti.

Tapi rasanya tak enak mengunjungi rumah pria itu untuk pertama kali tanpa membawa apapun.

Taehyung bukan Sungjae yang rumahnya bisa ia jadikan tempat makan jika ingin. Walau berjanji makan dengan Sungjae sekalipun, Hyesu akan membawa bahan makanan sendiri.

winter flower.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang