SEPULUH

532 99 450
                                    

Hyesu menatap pria yang berada dibalik kemudi yang duduk di sampingnya itu. Padahal baru tiga hari ia tidak melihat pria itu, dan rasanya kini ia sangat senang karena bisa melihatnya lagi.

Pria itu memakai setelan hitam hari ini. Turtleneck berwarna hitam yang dibalut blazer panjang tebal yang juga berwarna hitam, membuat dirinya terlihat begitu menawan di mata Hyesu.

Serta aroma parfum mint-nya yang selalu Hyesu sukai sudah menjadi ciri khas pria di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serta aroma parfum mint-nya yang selalu Hyesu sukai sudah menjadi ciri khas pria di sampingnya. Tapi ada sedikit aroma lain yang masuk dalam indra penciuman gadis itu. Aroma roti panggang.

       "Sungjae-ya.." panggil Hyesu pada pria itu.

       "Kau dari restoran ke stasiun hanya untuk menjemputku?" tanyanya. Pria bernama Sungjae itu menoleh sebentar lalu kembali fokus pada jalanan.

       "Hm. Kenapa kau bisa tahu?" ujarnya.

       "Ada aroma roti panggang pada dirimu," kata Hyesu.

       "Benarkah?" Sungjae melepas satu tangannya di kemudi lalu menarik turtleneck-nya mengarah ke hidung, mencium aroma pekat roti panggang yang menempel pada bajunya.

       "Jangan bilang kalau kau tengah memanggang lalu dengan terburu-buru datang ke stasiun untuk menjemputku." Hyesu bergurau. Tapi ia berharap itu benar.

Sungjae berdecak menanggapinya.

       "Mana mungkin aku melakukan itu? Pekerjaanku lebih penting daripada menjemputmu," elaknya.

Nyatanya yang dikatakan Hyesu itu memang benar. Ia meminta izin untuk ke stasiun saat sedang sibuk dengan pekerjaannya. Meminta bantuan kepada salah satu rekan kerjanya untuk menggantikan dirinya saat melihat jam yang menunjukkan kalau Hyesu sebentar lagi akan tiba. Lalu terburu-buru melajukan mobil ke stasiun padahal ia masih memiliki banyak waktu. Alhasil ia menunggu Hyesu cukup lama setibanya di stasiun.

       "Ya aku tahu pekerjaanmu lebih penting. Tapi tidak perlu membuatku kecewa dengan ucapanmu," kata gadis itu kesal.

Dia tidak benar-benar kesal, hanya ingin menunjukkan kepada Sungjae kalau dirinya kesal terhadap ucapan pria itu. Sungjae hanya tersenyum saat menengok ke arah Hyesu.

       "Oh astaga kenapa aromanya jadi kuat begini? Aku lupa menyemprot parfum. Maaf ...  kau pasti terganggu dengan aromanya," ujar Sungjae saat lagi-lagi aroma roti itu menyengat indra penciumannya.

Hyesu berhasil terkekeh pelan mendengar penuturan Sungjae. Walaupun tidak memakai parfum, aroma mint milik laki-laki itu masih bisa tercium di hidungnya.

       "Aku suka aroma roti panggang, baunya enak. Aku sampai lapar memikirkannya." Hyesu mengelus perutnya yang sedari tadi kosong. Ia tidak sarapan pagi ini, pantas saja rasa lapar cepat menderanya.

       "Kau belum makan, bukan? Bagaimana kalau mampir dulu ke tempatku?"

       "Apa kau ingin memasak sesuatu untukku?" tanya Hyesu ringan.

winter flower.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang