"Maaf, aku terlambat."
Taehyung melepas jaket dan menyampirkannya di sandaran kursi.
Sorak sorai tempat itu memenuhi gendang telinga. Suara musik yang terlampau keras dan juga teriakan orang-orang yang berada di lantai dasar sungguh memekakkan indra rungu. Lampu sorot yang tak henti-hentinya bergerak kesana kemari, membuat kepala pening.
Taehyung berada di klub malam. Sebelum masuk ke tempat itu, Taehyung sempat menggerutu, kenapa ia harus diajak bertemu di tempat bising seperti ini?
Taehyung mengedarkan pandangan dan mendapati sepasang kekasih—atau mungkin bukan—sedang bercumbu di sudut ruang sana. Ow, harusnya mereka tidak melakukan itu di depan banyak orang. Taehyung meringis melihatnya.
Salah satu dari dua pria yang duduk di hadapannya menyodorkan minuman untuk Taehyung, menuangkannya ke dalam gelas dan memberikan gelas itu. Taehyung meraihnya dan menyicipinya sedikit, tipe minuman beralkohol tinggi. Ia datang ke sini bukan untuk minum, apalagi mabuk, tapi merasa tidak enak jika harus menolaknya. Sekadar menyicipinya saja tidaklah menjadi masalah.
"Kenapa tak bilang kalau kau sudah ada di Seoul? Kami menunggumu. Bukankah begitu, Jung?" ujar salah satu pria bermata sipit. Ia menyikut pria bertopi di sampingnya, pria yang menyodorkan minuman untuk Taehyung. Pria itu hanya mengangguk.
"Maaf, Hyung. Tadinya ingin kuberitahu, tapi lupa." Senyum kotaknya tergambar di wajah, terlihat polos. "Ada apa memanggilku kemari?"
"Jungkook telah menyelesaikan lagunya. Ia ingin membuat musik video dan memintamu menjadi director," kata pria bermata sipit.
Taehyung mengalihkan atensi ke arah pria yang bermata bulat itu. Usianya terpaut dua tahun dengannya. Jeon Jungkook.
"Kau hebat dalam mengambil sudut yang bagus, Hyung. Kuharap kau mau membantuku," ucap Jungkook penuh harap. "Jimin Hyung juga akan ikut serta."
Seperti tahu apa yang akan Taehyung katakan, Jimin berucap, "Aku membantu menyiapkan segala properti."
"Kapan kau akan mulai?" tanya Taehyung.
"Besok sudah bisa dimulai," jawab Jungkook. "Kau tak ada jadwal, kan?"
Taehyung berpikir sejenak. Ia memang tak memiliki jadwal khusus, setidaknya untuk beberapa hari ke depan.
"Ehm tak ada," jawab Taehyung. "Aku bisa membantumu tapi aku juga ingin meminta bantuanmu."
Jungkook menatap Taehyung, menunggu apa yang akan pria Kim itu katakan. Taehyung sedikit malu mengatakannya.
"Aku sedang menulis lagu, aku ingin kau membantuku untuk memilihkan instrumen. Aku sedikit bingung memilih yang pas."
"Kau membuat lagu?" tanya Jimin. Ia cukup terkejut dengan pernyataan itu.
Taehyung mengangguk pelan, "Hanya ingin mencoba."
Jungkook tersenyum, "Baiklah. Aku bisa membantumu, Hyung." Jungkook mengulurkan tangan, tanda kesepakatan antara keduanya diterima. Taehyung menerima uluran tangan pria Jeon itu dengan bersahabat.
•••
Pagi ini Hyesu merasa sangat pengar. Ia menatap dirinya yang masih mengenakan pakaian yang ia kenakan kemarin. Penampilannya sekarang sudah menjelaskan bahwa ia memang mabuk semalam. Perasaan tak enak ia rasakan di dalam mulutnya. Oh astaga ia harus segera sikat gigi.
Hyesu mendapati Hyera tengah sibuk di dapur pagi ini. Ia mengucapkan selamat pagi kepada wanita itu lalu masuk ke kamar mandi, menjentikkan gelang karet di pergelangan tangan lalu mengikat rambutnya asal. Hyesu menyikat gigi perlahan dengan nyawa yang masih berusaha ia kumpulkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
winter flower.
FanfictionKim Taehyung, seorang fotografer yang menjalani kehidupan sehari-harinya layaknya orang lain. Namun hadirnya seseorang dalam kesehariannya membuat ia merasa kalau hidupnya tak lagi sama. Seseorang yang telah ia cari selama belasan tahun lalu muncul...