Perangko 03 : Keributan di kantin

5.9K 851 31
                                    

55 vote, up secepatnya!

sedih banget part kemarin sepi, ga begitu rame dari yang sebelumnya:'

***

Kedua kaki jenjang putih nan mulus itu menuruni anak tangga dengan tergesa - gesa. Gadis itu tak lain adalah Roseanne. Semalaman dia begadang, dan inilah hasilnya. Ia terlambat dan baru bangun, salahkan diri nya yang baru tidur tepat pukul 2 dini hari.

"Bunda kenapa gak bangunin Rosie sih?!" kata Rose ketika melihat Hanna yang tengah duduk di meja makan.

Hanna menggelengkan kepala nya, pusing dengan anak gadis nya itu. Jelas- jelas ini salah nya, tapi masih saja menyalahkan Hanna yang sudah berulang kali membangunkan, bahkan mengguyurkan satu gelas air putih pun sudah Hanna coba.

Tapi memang dasar nya kebo, mau bagaimana lagi. "Rosie telat nih jadi nya!" Rose merengek menghentak- hentakkan kaki nya. Sedangkan Hanna merotasikan matanya jengah.

"Ya makanya get out sana! ngapain masih disini sih?!"

Rose membulatkan matanya tak percaya. Rose rasa bunda nya sudah tidak sayang lagi padanya.

"Wah bunda gak sayang sama Rosie lagi nih? It's okay, no problem. I'm ok kok."

"Buruan pergi Roseanne! bacot bener sih kamu jadi orang!" Ini Rose sudah tau telat bukannya cepet - cepet pergi. Malah adu argumen terus sama bunda Hanna .

Rose mengerucutkan bibir nya. Ah sudahlah ini bukan waktunya untuk membalas ucapan bunda nya. Yang terpenting adalah bisa selamat dari amukan sang ketua osis.

"Mampus dah lo Rose, mana ini hari selasa. Jadwal nya si bapak ketos." Runtuk Rose. Gadis itu memilih untuk membawa motor matic dibanding harus membawa mobil.

Setelah menghabiskan beberapa menit, akhirnya Rose sampai di gerbang sekolah. Matanya menoleh ke kanan dan kiri. Tumben gerbang masih terbuka lebar.

"Si pak Amin kemana ya tumbenan tuh bapak gak jaga gerbang?" monolog Rose. Tanpa basa - basi, dengan cepat Rose masuk ke dalam. Memarkirkan motor nya di parkiran motor.

07.15 am

"Mampus dah lo Rose." Gadis itu segera berlari, namun baru ingin melangkah kan kaki nya. Rose meringis pelan.

Ada seseorang yang menahan nya, dengan cara menarik rambut panjangnya yang terurai. "Aduh sakit bego!" Rose berbalik, dan betapa terkejut nya dirinya mendapati sesosok laki - laki bermata tajam tengah menatap nya datar.

"Telat kan?"

Rose berdehem, berusaha mengurangi rasa gugup nya. "Eh! engga kok. Ini mau ngambil barang yang ketinggalan. Gausah sotoy deh jadi orang."

"Ikut gue sekarang." Laki-laki itu menarik tas Rose, seperti induk ayam tengah menyeret anak nya.

"Eh gak usah tarik- tarik juga kali! baru dua hari di lantik jadi ketos aja udah songong." Rose tak terima dirinya diseret, bisa dibilang dengan tak wajar.

Jaehyun menghentikan langkah nya, menjajarkan tubuh nya pada gadis manja nan arrogant ini.

"Ngomong apa barusan?"

"Gak, gue gak ngomong apa - apa salah denger kali. Um, btw kita kan temen Jae, gue dibebasin aja ya."

"Ga ada."

"Lah kok gitu sih? Mau gue aduin Chaey?!" Rose menatap Jaehyun dengan nyalang.

"Gak ada hubungannya sama Chaeyeon, aduin sana, gak takut gue."

𝐏𝐄𝐑𝐀𝐍𝐆𝐊𝐎 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang