monday.
"SERIUS NJING?!"
Teriakan Lisa memecahkan kebisingan ditengah - tengah keramaian kantin. Gadis itu hampir saja membuat Eunha terjungkal ke belakang karna terkejut mendengar teriakan ultrasonic miliknya. Untungnya Chaeyeon segera sigap menahan tubuh bantet nya Eunha.
"Mulut lo bener - bener ya lis, ngelus dada aja dah gue denger nya. Ga abis pikir, malu - maluin." Gerutu Jihyo yang dibalas cengengesan oleh pemilik suara ultrasonic.
Lisa menampilkan wajah tanpa dosa nya, ucapan Rose benar-benar membuat nya tak percaya sekaligus terkena serangan jantung tiba-tiba. Sangat terkejut serta sedikit bingung.
"Yang bener aja nyet kalo ngomong! gue tau lo udah tergila - gila banget sama Juki sampe gabisa lepas, tapi please jangan ngarang. Masa iya Juki cipok lo sih?! Sounds like it's too impossible. Ga percaya pokoknya mah gue!" ucap Lisa dengan tatapan songongnya.
Rose menggeram tertahan, Lisa itu songongnya minta ampun tidak percaya dengan segala omongan Rose yang berupa fakta. Bahkan Lisa menjulukki Rose sebagai tukang kibul. What the hell, am I joke to you? Rasa nya Rose ingin sekali menjedukkan kepala Lisa ke meja kantin jika saja tidak mengingat ada banyak mata yang akan menatap nya horor nanti.
"i don't need trust from you. It's better you keep your mouth shut than to clear it. Gausah nyampah, masih banyak yang mau denger dan percaya, wlek." Rose menjulurkan lidah nya, meledek Lisa yang hanya diam menatap tajam Rose yang berada di hadapan nya.
"Udah ah kalian bacot mulu, terus gimana ci?" Tanya Mina yang masih penasaran dengan peristiwa yang terjadi saat Rose dan Jungkook di perjalanan kembali ke rumah setelah dari acara ulang tahun Jiho.
Rose terdiam sesaat melirik Jungkook dengan sudut matanya, laki-laki itu sedang memainkan ponsel nya memilih tenggelam dengan aktivitas nya sendiri tak ikut menimbrung ke dalam obrolan Bambam yang sepertinya seru.
"Ya ga gimana - gimana sih Min, malem nya si bapak Argenata itu sent message ke gue. Ga banyak sih cuma satu, ucapan maaf sama rasa penyesalan dia. But, until now i haven't replied. Kalian tau lah guys gimana rasanya, masih canggung cuma untuk ngebales." jelas Rose panjang kali lebar kali tinggi sudah seperti volume balok.
Chaeyeon mengangguk - nganggukkan kepala nya. Ia jadi teringat dengan strategi siasat yang waktu itu pernah dia dan teman-teman nya pikirkan."Kalian masih inget ga-"
"Sorry not sorry, enggak!" potong Lisa dengan nada datar nya. Bad mood.
Jiho memutar kan bola matanya malas,menatap sinis si gadis berponi itu. "Lis lo itu sebenernya kenapa sih?! Abis obat, iya?" jeda nya, "Kalo abis mending beli lagi deh, nyusahin orang mulu."
Tangan Eunha bergerak untuk menyeruput ice tea nya, matanya menatap sekilas meja kantin di sebelah kiri meja nya. Didetik berikutnya pekikan terdengar mencelos dengan lancar dari bibir mungil nya, sukses membuat semua atensi dimeja itu menatap nya keheranan bahkan beberapa orang yang berada di kantin juga.
"Lo kenapa juga na? Please deh ya, temen - temen gue ga ada yang waras."
Eunha tersenyum kikuk, ia segera menutup mulut nya rapat - rapat. Lalu menggelengkan kepala nya, melamparkan pandangannya ke arah lain. Tadi itu cukup membuatnya terkejut.
"Chaey tadi lo mau ngomong apa?" tanya Mina setelah suasana sudah kembali kondusif.
Chaeyeon menyelipkan sehelai rambut hitam nya ke telinga, lalu menatap Rose lekat. "Yang waktu itu, gimana?"
Helaan nafas terdengar dari bibir tipis milik gadis bersurai pirang itu, sebenarnya ia bingung pada dirinya sendiri. Dulu tidak pernah seperti ini, baik Jungkook maupun Rose sama enjoy dengan persahabatan mereka, tapi sekarang kenapa? Kenapa semuanya begitu canggung dan penuh batasan. Rose benci itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐄𝐑𝐀𝐍𝐆𝐊𝐎 [✔]
FanfictionMau kita sedeket dan selengket perangko. We're stuck in friendzone. SELESAI rosékook[] ft. 97liner highest rank; #1 on rosekook #1 on roseanne #2 on rose [AU] | © 2020 fluttersyy_