"Mama!" pekik Rose dengan nafas yang tersengal - sengal. Gadis itu berlari sekuat tenaga menyusuri koridor rumah sakit. Suasana rumah sakit dimalam hari sepertinya tidak begitu menyeramkan, buktinya Rose bisa dengan jelas melihat Marissa — mama Jungkook berjalan lebih dulu didepan nya.
Marissa menoleh, sedikit terkejut dengan kehadiran Rose tengah malam begini. Rose berlari menghampiri Marissa. Airmata nya tanpa sadar kembali turun, Rose menangis sesenggukkan.
"Mama... Kenapa ga bilang ke Oci kalo jeka dirawat di rumah sakit?Oci khawatir banget..." Rose menangis lagi, tangis nya tidak dapat dibendung.
Marissa hanya diam menarik Rose kedalam pelukan nya,bagi Marissa Rose sudah seperti anak perempuannya. Tangan wanita itu bergerak mengusap sayang kepala Rose, lalu turun ke punggung Rose yang bergetar, sesekali menepuknya pelan agar gadis itu merasa tenang. Marissa tersenyum dibalik punggung Rose.
"Sayang, Jungkook gapapa kok. Dia cuma demem, terus kepeleset di kamar mandi, karna kepeleset kepalanya kebentur. Terus pingsan. Kamu ga usah khawatir ya." Senyuman manis terbit dibibir tipis milik Marissa.
"Oh ya, kamu tau ini dari siapa?" tanya nya.
"Kalo aku ga nanya sama kak Ayu, mungkin aku gabakal tau ini." Ucap nya dengan nada merajuk. Marissa terkekeh pelan, Kanaya Annisa Ayu — adalah menantu nya, istri dari kakak Jungkook yang sekarang menetap di Singapore.
"Tapi bener kok, Jungkook gapapa sayang." Kata marissa dengan lembut. Rose mengangguk pelan, matanya menatap sekitar.
"Jungkook dimana ma?" tanya Rose.
Marissa berdehem lalu menyuruh Rose untuk mengikuti nya. Rose berjalan membuntuti Marissa dalam diam, pikirannya berkecamuk. Sedikit rasa penyesalan menyeruak dalam tubuhnya, sungguh Rose tidak akan memikirkan ego nya jika tau Jungkook seperti ini. Seharusnya ia tau kabar ini sejak Jungkook dirawat, bukannya mengetahui ini setelah beberapa jam kemudian dan hampir tengah malam.
Rasanya Rose gagal menjadi sahabat Jungkook.
"Jungkook baru aja tidur ci, mau masuk?" tanya Marissa tepat di depan ruangan Jungkook. Wanita paruh baya yang masih terlihat muda dan cantik itu menghentikan langkahnya dan menatap Rose lembut. Rose mengintip ke dalam, disana Jungkook terbaring lemah.
Rose mengangguk, tangannya bergerak menekan handle pintu. Terlihat dengan sangat jelas wajah Jungkook pucat pasih. Gadis itu berjalan mendekati ranjang dimana Jungkook berbaring.
"Mama keluar sebentar ya, mau ngambil barang di mobil." Ucap Marissa, dan dibalas anggukan oleh Rose.
Jungkook, Rose baru kali ini melihat laki-laki itu terbaring lemah tak berdaya dengan alat infus melekat di punggung tangannya. Wajah pemuda itu begitu damai dan tenang, walaupun dalam keadaan tidur dan sakit Jungkook tetap lah Jungkook, laki-laki itu tetap tampan dengan dengan pakaian rumah sakit.
Tangan Rose bergerak meraih lembut dan menggenggam erat jari - jari pucat Jungkook yang dingin. Sedikit mengusap lembut menyalurkan rasa sayangnya pada pemuda itu.
"Kenapa lo bisa kayak gini si kook? Tau ga ini bukan lo banget, Jungkook yang gue kenal, dia kuat dan ga gampang sakit. Bangun dong kook, walaupun gue marah sama lo, gue tetep ga mau kalo lo sakit." Ucap nya persis seperti bisikan.
"Anak kelas bahkan guru semua nanyain lo, nanya nya ke gue juga. Coba deh lo bayangin jadi gue, yang rempong nya minta ampun tambah dibuat rempong lagi sama pertanyaan mereka. Feels like dying right then and there, oh my gosh i don't want to remember anymore." Rose bergidik ngeri ketika mengingat bagaimana tadi ribuan pertanyaan selalu tertuju pada nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐄𝐑𝐀𝐍𝐆𝐊𝐎 [✔]
FanfictionMau kita sedeket dan selengket perangko. We're stuck in friendzone. SELESAI rosékook[] ft. 97liner highest rank; #1 on rosekook #1 on roseanne #2 on rose [AU] | © 2020 fluttersyy_