DIBACA YA:
jadi, aku mau bilang makasih sebanyak banyaknya yang udah VOTE, COMMENT dan SPAM di part2 sebelumnya. maaf gabisa reply satu satu, tapi beneran deh semuanya aku bacain ga ada yang terlewatkan. sumpah baca comment dari kalian itu bikin aku senyum2 sendiri, lucu aja gimana cara kalian nunjukkin dan ngeskpresiin emosi nya. and then buat aku makin semangat buat ngelanjutin cerita ini. pokoknya dukungan dari kalian itu paling utama buat akuu, keinginan ku ga muluk muluk kok, aku ga ngarepin cerita ini banyak yang baca atau rank 1 di tagar.
Most importantly it's support and much love from you guys! Jangan sungkan buat beri kritik saran dan komentar nya ya! Sekarang vote ga terlalu penting buat aku, respon dari kalian itu yang bikin aku seneng bukan main!
And also don't forget to always be at home (except it's really important ), wash hands as recommended, always wear masks and effort to keep the physical distance if they're outside the house.
stay safe and healthy everyone!
Love yaa
fluttersyy.hppy reading!
Rose menghentikan laju lari nya, ia sudah keluar dari hotel mewah ber bintang lima itu. Tangis nya belum juga surut, ia menundukkan kepalanya dalam dalam, lalu kembali menangis tersedu sedu. "Gue gak jahat kan?"
Hati nya sangat sakit dan bergemuruh hebat. Andai saja ia tidak ikut dan datang ke pesta ulang tahun ini. Rose tidak akan repot-repot mendorong Yeri ke kolam, ia menyesal dan mengutuk dirinya yang sudah hampir menyelakai orang lain. Seharusnya ia berdiam diri didalam rumah, tak perlu meluangkan waktu untuk hadir seperti ini.
Rose menoleh kan kepalanya ke belakang, menatap sendu pintu masuk hotel berharap ada seseorang yang mengejar nya. Ia tersenyum tipis, airmata nya terus membasahi kedua pipi Rose. Sudah lah, tidak ada lagi yang peduli, semua ini memang salah nya. Ia pantas diperlakukan seperti ini.
"Gue emang salah.. lo salah Rose. Lo jahat! Lo itu emang munafik! Lo itu busuk! Lo ular! Dia bener kenapa ga lo aja yang tenggelem di kolam! Kenapa ga lo?!" Rose kembali menangis, ia tertunduk diarea hotel itu.
Menangis lagi dan lagi, seakan airmata nya tak akan pernah habis. Rose menutup kedua mata nya, kepala nya sangat pening. Hingga akhirnya terdengar suara seseorang memanggil namanya.
"Rose?"
Tiba-tiba ada sebuah tangan memegang bahu nya, Rose membuka kembali kedua matanya. "Lho? Lo kenapa Rose? Kenapa nangis?" tanya orang itu khawatir.
Rambut yang berantakan, muka yang penuh dengan airmata, pelipis yang terluka. Sungguh siapapun yang melihatnya pasti tidak tega. Sangat memprihatinkan, mengiris hati siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐄𝐑𝐀𝐍𝐆𝐊𝐎 [✔]
FanfictionMau kita sedeket dan selengket perangko. We're stuck in friendzone. SELESAI rosékook[] ft. 97liner highest rank; #1 on rosekook #1 on roseanne #2 on rose [AU] | © 2020 fluttersyy_