Kebahagiaan bukanlah perasaan yang datang dan pergi, tapi itu terus ada. Kebahagiaan bergantung pada cara seseorang menjalani hidup, bukan pada apa yang dia dapatkan.
Kebahagiaan datang dalam gelombang. Ia akan menghampiri dan menemukanmu lagi. Hanya ada satu kebahagiaan dalam hidup ini, yaitu mencintai dan dicintai. Kehidupan tidak selalu tertuju pada tujuan yang ingin dicapai, tapi bagaimana cara kita memaknai dan menghargai setiap waktu yang berlalu.
Bahagia itu sederhana, terkadang kegembiraanmu adalah sumber senyummu, tapi terkadang senyummu bisa menjadi sumber kegembiraanmu. Seklasik itu memang, tapi percayalah masih banyak orang diluar sana yang sulit untuk mendapatkan kebahagiaan.
Seorang wanita muda tengah berjalan dengan langkah santai nya, derap kaki miliknya terdengar amat jelas di lantai kayu solid hardwood itu. Kedua kakinya berhenti tepat di depan sebuah pintu kayu dengan sticker princess Aurora kesukaan sang empu nya kamar.
"Rachel, let's wake up. You've to wake up now, come'n." Kata wanita itu ketika memasuki kamar bernuansa merah jambu itu.
Kakinya berjalan menuju jendela dan membuka tirai yang sedari tadi menutup agar sinar matahari menembus kaca. "Rachel, ayo sayang. Ini udah pagi, katanya mau main?" wanita itu masih berusaha membangunkan putri kecilnya.
"Umm, no, i'm sleepy." Gadis kecil berumur empat tahun itu tetap memejamkan matanya enggan untuk membuka barang sebentar.
"Did you forget it dear? you must hurry now, right! ayo Rachel!" Wanita itu terus saja mengguncang pelan tubuh mungil anak perempuan yang masih menutup matanya.
Rose menghela nafas nya kasar, Rachel itu sangat sulit untuk dibangunkan. Ia terdiam serta tertegun untuk sejenak, menatap wajah tenang dan lucu nya Rachel.
Tangan Rose terangkat mengusap lembut pipi gembil anak perempuan nya."You grow up very fast, Racie. I love you more than anything."
"Love you too.." Rose terkejut kala Rachel membuka mata kecil nya, matanya mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk. Wajah nya sangat imut dan lucu, ia memandang Rose dengan tatapan bingung.
"Why you sad?" Rachel menoleh kan kepalanya, menatap bingung Rose yang menunjukkan ekspresi sedih.
Rose menggelengkan kepala nya, ia tersenyum manis. "No, come'n Racie, take a shower first. Then open your clothes and mom waiting in the bathroom." Rose beranjak dari duduk nya, ia berjalan menuju kamar mandi kecil yang berada di kamar Rachel.
________ ________ ________
Setelah pernikahan nya dengan Rose, Jungkook memutuskan memboyong perempuan itu untuk tinggal dan menetap di Chicago, Amerika Serikat. Selain karna pekerjaan, Rose dan Jungkook juga ingin hidup mandiri, memulai kehidupannya dari awal serta nuansa baru.
"Are you sure?"
"Ya!" Jawab Rachel dengan mantap.
Rose mendesah frustrasi, Rachel tetep keukeuh ingin bermain ditaman walaupun teman satu playgroup yang sebelumnya janji akan bermain, membatalkan dengan tiba-tiba.
"Sayang, kamu beneran yakin mau tetep main?" Manik matanya menatap milik Rachel dengan serius. Rose berlutut dengan menatap serius putri kecilnya, masih dengan memakai apron karna baru saja menyelesaikan masak.
"Yes, I sure. I want to play now!"
"Ada apa?" belum sempat Rose menjawab, tiba-tiba seseorang laki-laki datang memasuki rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐄𝐑𝐀𝐍𝐆𝐊𝐎 [✔]
FanfictionMau kita sedeket dan selengket perangko. We're stuck in friendzone. SELESAI rosékook[] ft. 97liner highest rank; #1 on rosekook #1 on roseanne #2 on rose [AU] | © 2020 fluttersyy_