Perangko 04 : Tanggung jawab

5.8K 806 90
                                    

jumat.

Hari ini jadwal kelas 11 mengaji bersama, yang di pimpin ustadz Al- Faroz. Seperti biasa, bagi kelas yang jadwalnya mengaji sepulang sekolah akan langsung menuju aula untuk membaca Al-quran bersama.

Tak sedikit dari mereka kabur, menghindar agar tidak mengaji bersama. Seperti Mingyu, Bambam, Yugyeom dan June saat ini contoh nya, mereka berempat sedang membuat siasat. Strategi untuk kabur tanpa ketahuan.

"Goblok! kalo kita lewat depan ya ketaunan lah!" Mingyu menoyor kepala Bambam dengan kuat. Sedangkan Bambam cuma cengengesan, kayak orang bodoh.

"Gini aja, kita lewat jalan rahasia. Nah kalo misalnya ketemu anak kelas 10 atau 12 kita sumpel pake duit dah. Gimana? pinter kan gua." Kali ini usulan Yugyeom bisa diterima, dibanding usulan Bambam yang sama saja menyerahkan diri pada Pak Amin — satpam SMA 1.

"Duit sapa? Duit gua abis."

"Minta ke Jaehyun noh sono!" suruh June pada Mingyu.

Mingyu bergidik ngeri melihat Jaehyun yang berada tidak jauh dari nya. "Masalah nya Jaehyun kan nak alim, kagak mungkin lah dia mau bantuin kita."

June memutar bola matanya malas, Mingyu itu sebelas dua belas dengan Bambam. Otaknya tidak pernah dipakai dengan benar, kan jadi sayang sama otaknya.

"Ya gak usah jujur juga nyet, lo bilang nya buat bensin kek atau apa. Pinter- pinter lu aja lah." Kata Yugyeom. Mingyu pun mengangguk mengerti, ia berjalan mendekati Jaehyun yang sedang membereskan buku- buku nya dan memasukkan nya ke dalam tas.

Tipe - tipe anak pinter ya gini, coba kalo June, Bambam, Mingyu, sama Yugyeom buku - buku mereka, mereka simpan di laci meja. Biar gak berat kalo kata mereka.

"Jae.." panggil Mingyu dengan lembut. Jaehyun yang mendengar itu hanya mampu bergidik ngeri. Mencurigakan kalo Mingyu sudah bersikap seperti ini.

"Apaan? Mau kabur lagi?" Jaehyun melayangkan tatapan tajam nya. Mingyu melebarkan senyum nya, muak sudah Jaehyun melihatnya.

"Lu mah suudzon terus sama gue, kenapa si jae? Gue kan cuma mau minta duit."

Jaehyun merogoh kantong celana nya. Lalu menyerahkan dua lembar uang seratus ribu pada Mingyu.

"Uwu thanks Jaehyun. Emang gak salah lo dipilih jadi pak ketu sama ketos." Jaehyun hanya diam, dia malas meladeni Mingyu yang membuang waktu.

"Ayok kook ke aula." Ajak Jaehyun pada Jungkook yang daritadi diam di bangku nya sembari memainkan ponsel.

"Bentar, Gyu gua mau nanya."

"Nanya apaan? nanya kenapa lo terlahir ganteng? Basi kook, jijik gua denger nya."

"Bukan bangsat."

"Terus apaan?"

"Cewek lama bales padahal dia online, artinya kenapa?" tanya Jungkook dengan polos.

"Itu artinya lo bukan orang yang dia prioritasin. Atau mungkin dia males balesin chat lo, karna risih mungkin. " Jawab Mingyu sekenanya.

"Udah kan? Gua duluan ye." Kata Mingyu, lalu menyusul June dan rombongan yang sudah lebih dulu meninggalkan kelas.

"Kenapa lagi, rosie?" tanya Jaehyun yang tepat sasaran.

***

"Ya gue juga gak tau, tapi karna itu kak Taeyong jadi kenal sama gue." Kata Yuju dengan bangga. Dia baru saja bertabrakan dengan Fadila Taeyong Pramudya. Kakak kelas yang sama famous nya dengan Taehyung.

𝐏𝐄𝐑𝐀𝐍𝐆𝐊𝐎 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang