"Ci.."
"Aku mohon kook. Tolong, berhenti disini, sebelum kamu nyesel." Rose menatap Jungkook dengan tatapan memohon nya.
"Aku gabisa ngasih keturunan. Aku gabakal punya keturunan, hidup kamu bakal kosong dan sepi. Setiap orang yang menikah pasti pengen mendapat keturunan. Dambain keluarga hangat yang dihiasi tawa lucu anak anak mereka. Hidup bahagia, melihat pertumbuhan dan perkembangan anak. Menjadi seorang ayah dan ibu yang baik untuk anaknya."
"Sama aku, kamu ga akan dapet itu semua."
Selamat membaca!
"Ini merupakan operasi yang tak serumit mastektomi (pengangkatan payudara), namun efek yang ditimbulkan lebih parah. Operasi ini membuat seorang wanita mengalami menopause secara paksa dan dini. Akan ada banyak efek samping dari menopause dini seperti ini. Baik psikis dan fisik pasien nanti. Jadi, anda harus menyiapkan diri secara fisik dan mental, pastinya ini akan berat untuk anda jalani," ujar dokter cantik itu.
Rose terdiam untuk sesaat, gadis itu memejamkan matanya, entah kenapa ketika mendengar penjelasan dari dokter muda itu hati Rose terasa sakit dan tidak terima. Rasanya tidak ada lagi semangat untuk hidup, tubuhnya melemah dan lemas.
Di sebelah Rose ada Jungkook yang berdiri, laki-laki itu tetap diam menyimak. Sedari tadi ia tidak melepaskan genggamannya dari tangan gadis itu. Jungkook mengusap lembut punggung tangan Rose, seakan memberikan semangat dan energi agar Rose tidak sedih dan berkecil hati.
"Untuk itu, saya harap pasien Roseanne harus selalu diberi support serta cinta dari keluarga, sahabat dan lingkungan nya. Kalo begitu saya permisi, jadwal operasi pengangkatan rahim nya akan segera saya informasi kan secepatnya. Permisi.." Dokter muda itu tersenyum dan pamit untuk undur diri, diikuti oleh dua orang suster di belakangnya.
Jungkook menoleh kan kepalanya, menatap mata Rose yang sudah berkaca-kaca."Bunda keluar dulu ya, mau nyusul papa di luar." Ujar Hanna sembari tersenyum dan langsung keluar dari ruangan itu.
Setelah hening beberapa detik, Jungkook menundukkan kepalanya dan salah satu tangannya yang lain menarik kursi. Jungkook menundukkan diri nya di kursi itu, tatapan nya masih belum beralih dari Rose.
"Kamu kenapa, hm?" tanya Jungkook dengan lembut.
Jangan lupakan, tangan yang masih setia mengusap dan menggenggam jemari Rose.
Rose melirik pemuda itu, lalu menghela nafas pasrah. Ribuan pertanyaan dan permintaan ingin sekali Rose sampaikan pada Jungkook. Tapi nyatanya sangat sulit untuk mengungkapkan nya. Sungguh.
"Kenapa masih mau sama perempuan yang gabisa ngasih keturunan?" tanya nya dengan getir.
Jungkook yang diajukan pertanyaan itu terdiam sejenak. Pemuda itu menghelakan nafas nya, beralih kembali menatap Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐄𝐑𝐀𝐍𝐆𝐊𝐎 [✔]
FanfictionMau kita sedeket dan selengket perangko. We're stuck in friendzone. SELESAI rosékook[] ft. 97liner highest rank; #1 on rosekook #1 on roseanne #2 on rose [AU] | © 2020 fluttersyy_