part 28

5.8K 136 12
                                    

Pukul 23.40

Mata Kalvi masih terjaga, seakan enggan untuk tertutup. Hatinya terasa cemas dan kepalanya terasa pusing. Ia terdiam sambil memikirkan ucapan Omanya yang terus terputar di otaknya.

"Gue harus cari cara buat pertahanin hubungan gue sama Clara," gumam kalvi

Kalvi yang merasakan kepalanya bertambah pusing, segera merebahkan tubuhnya, sampai akhirnya ia terlelap.

Pukul 07.00

Kalvi sudah siap dengan kemeja dan jas nya. Tak menunggu lama, ia segera meraih ponsel dan kunci mobil nya, ia segera keluar dari kamarnya.

Ia melihat kedua orang tuanya dan Oma nya sedang sarapan di meja makan. Tanpa minat sedikit pun, kalvi segera melewatinya.

"Kalvi!"

Kalvi menoleh ketika namanya terpanggil, ia menatap Omanya dengan tatapan datar.

"Kemari!" Titah Omanya tegas

Kalvi dengan terpaksa menuruti ucapan Omanya.

"Ada apa?" Tanya kalvi

"Duduklah," ucap Oma nya, kalvi menurutinya

"Setelah kau pulang kantor, aku ingin mengajakmu untuk bertemu seseorang," ucap Omanya

"Siapa?" Tanya kalvi

"Calon istrimu," ucap Oma

"Maksud Oma?" Tanya kalvi tak paham

"Bukankah sudah kukatakan, aku akan menjodohkan mu. Ia seorang gadis cantik, pintar, dan anak dari teman Oma. Tentu saja ia tak miskin seperti kekasihmu itu!" Ucap Oma

"Apa yang Oma katakan?" Ucap Robert— papa kalvi, "bukankah kalvi sudah memiliki kekasih?" Lanjutnya

"Diamlah Robert! Gadis itu hanya ingin uang kita, tidak lebih! Dia hanya gadis miskin yang sebatang kara!" Ucap Omanya

"Cukup Oma! Bukankah kalvi sudah katakan bahwa kalvi tidak ingin di jodohkan?! Jadi cukup memaksa kalvi untuk menuruti keinginan Oma!" Ucap kalvi marah

Alana—mama nya kalvi segera menghampiri nya lalu segera menenangkan kalvi.

"Dengar Oma, kalvi itu anakku, dia sudah dewasa, biarkan ia mencari pendamping hidupnya sendiri," ucap Robert menengahi

"Tidak ada yang bisa merubah keputusan ku! Lagi pula, apa untungnya memiliki menantu miskin seperti Clara itu?!" Ucap Oma nya marah

"Terserah apa kata Oma, aku tidak peduli jika Clara miskin dan sebatang kara, ia tetap kekasihku. Dan Oma tidak berhak menuntut ku untuk menuruti permintaan Oma," ucap kalvi tegas

"Jangan membantah ku kalvi! Aku bisa saja mencelakai kekasih miskin mu itu! Jangan macam-macam dengan ancamanku!" Ujar Oma lalu segera beranjak pergi

Dan kalvi tau, ucapan Oma nya tidak pernah main-main.

"Maafkan papa kalvi, papa akan bicara dengan Oma nanti," ucap papa kalvi

"Kamu yang sabar ya sayang, memang Oma mu begitu, semua akan baik-baik saja." Ucap mamanya kalvi

Kalvi pun hanya mengangguk, lalu segera melangkah pergi.

Pukul 08.15

Kalvi baru saja tiba di kantornya, lalu ia segera memasuki nya dan berjalan kearah ruangannya. Tidak ada senyuman di bibirnya, hanya raut wajah datar yang di tampilkan oleh kalvi. Begitu sampai di depan ruangannya, ia melihat Clara yang tengah berdiri di depan pintu ruangannya.

SWEET CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang