part 4

15.1K 436 4
                                    

Sekitar 10 menit Clara menunggu taksi lewat, namun nihil, tak ada satu taksi pun yang melintas di depan rumah Clara. sampai mobil sport berwarna silver berhenti tepat di depan Clara. Clara menyirit bingung, sang empunya mobil tersebut membuka kaca jendela mobilnya. Detik berikutnya Clara terskesima melihat sang pengendara mobil itu.

"Pak kalvi!?" Pekik Clara, kalvi tersenyum.

"Morning," ucap kalvi tersenyum manis, Clara mendadak gugup melihat senyuman kalvi.

"Morning." jawab Clara seadanya, kalvi bergegas turun dari mobilnya, dan menghampiri Clara yang terbengong.

"Lagi ngapain?" Tanya kalvi

"Eh? Lagi ... nunggu taksi," jawab Clara sedikit gugup, kalvi tersenyum.

"Gimana kalo bareng saya?" Tawar kalvi, Clara menyirit,

"Bareng bapak?" Tanya Clara yang di angguki kalvi,
"Tidak, terimakasih." Lanjut Clara datar, kalvi menyirit,

"Ayo masuk, saya memaksa." Tegas kalvi dan langsung menyeret tangan Clara untuk memasuki mobilnya. Clara terkejut dan hanya menghela nafas panjang sambil mengelus dadanya.
'sabar clar, masih pagi,' batin Clara.

~~~~~~~~~

Hanya keheningan yang menyelimuti mobil kalvi. Baik kalvi dan Clara keduanya sama-sama terdiam dengan fikiran mereka masing-masing. Sampai suara kalvi memecahkan keheningan tersebut.

"Oh iya Clara, hari ini Arden sedang ada di luar kota, jadi kamu bisa mengerjakan sebagian tugas Arden?" Tanya kalvi, Clara terkesiap,

"Tugas pak Arden? Oh, iya bisa pak," ucap Clara, kalvi mengangguk dan tersenyum.

"Baiklah jika ada yang tidak kamu mengerti, langsung ke ruangan saya," ucap kalvi, yang di angguki Clara.

"Baik pak," ucap Clara

~~~~~~~~~~~

Clara POV

Gue yang sudah sampai di kantor, langsung bergegas menuju keruangan kerja gue. Setelah sampai, gue langsung mengerjakan tugas yang harus gue kerjakan, di tambah tugas Arden yang lumayan menumpuk.
'lembur nih gue?!' batin gue dongkol.

"Ya ampun! Kerjaannya banyak banget lagi, bisa lembur nih gue?!" Pekik gue kesal, bawasanya pekerjaan yang harus gue kerjakan lumayan banyak. Gue berfikir, detik berikutnya, otak gue yang cemerlang memiliki ide yang lumayan bagus.

"Tadi kan, pak kalvi bilang kalo gue ga tau, suruh ke ruangan nya, gue keruangannya aja kali ya, gue bilangnya gue ga tau tentang pekerjaan nya pak Arden, biar pak kalvi aja deh yang kerjain haha...." Monolog gue sambil terkekeh.

Sesegera gue melangkah ke ruangan pak kalvi. Sesampainya di ruangannya gue langsung mengetuk pintu tersebut.

Tok ... Tok ... Tok

"Masuk," terdengar suara pak kalvi dari dalam ruangan, gue segera memutar knop pintu dan melangkah memasuki ruangan tersebut.

"Clara?" Tanya pak kalvi yang sedikit terkejut, gue tersenyum manis.

"Pagi pak kalvi, saya datang kesini karena tadi pak kalvi bilang kalo saya ga tau tentang pekerjaan pak Arden, saya suruh kesini." Jelas gue, pak kalvi mengangguk.

"Mana yang kamu ga tau?" Tanya pak kalvi, gue nampak berfikir sejenak.

"Semua," ucap gue tersenyum, pak kalvi membelalak kaget.

"Semua?!" Pekik nya, gue hampir saja terbahak melihat wajah terkejut pak kalvi, namun segera gue tahan dengan susah-payah.

"Iya pak," ucap gue

SWEET CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang