dream-10(41)

81 10 0
                                    

Seoul, 10 febuari 2018

Sisa 4 hari lagi menuju pernikahan mereka. Jika kalian kira semuanya akan kembali lagi seperti masa lalu. Kalian salah, ini benar-benar resmi pernikahan mereka- tanpa gangguan, tanpa rencana 'menangkap- dan ditangkap', tanpa apapun. Ini benar-benar menjadi pernikahan mereka yang mengikat janji satu sama lain.

"Jungkook-ah"panggil Jimin kepada sang suami yang sedang sibuk menyiapkan berkas.

"Ne? Jimin-ah. Ada apa?"tanya Jungkook sambil melihat Jimin.

"Apakah kau siap menjadi suamiku nanti?"tanya Jimin. Jujur saja, ini adalah momen yang paling membahagiakan dalam hidupnya yang terjadi 1 kali seumur hidup.

"Apakah kau siap juga, honey? Untuk menjadi bagian dari hidupku?"tanya Jungkook. Jungkook tahu Jimin pasti gugup, ia pun begitu. Tapi ia tidak boleh terlalu memperlihatkannya.

"Entahlah, tapi jika aku bersamamu. Aku yakin semua akan baik-baik saja"ucap Jimin.

"Aku pun begitu, honey. Jadi janganlah terlalu gugup. Nanti muka cantiknya hilang"goda Jungkoook. Ayolah suasananya terlalu awkward jadi ia rubah sedikit.

"Kau terlalu santai, Kookoo"ucap Jimin terkekeh pelan.

"Dan kau terlalu gugup, Mochi"ucap Jungkook.

"Ayolah,Kookoo. Kita sama-sama gugup, akui saja"ucap Jimin sedikit terkekeh.

"Iya-iya. Aku akui, aku memang gugup. Tapi tidak sebesar punya kau. Bawa santai saja dulu. Kau akan gugup setelah berada di fase 'itu'. Mungkin setelah itu, kau akan merasa tenang. Kau jangan terlalu pedulikan aku. Aku akan baik-baik saja"ucap Jungkook sambil memasuki ruang kerjanya.

Jimin hanya termenung saja dengan ucapan Jungkook. Mungkin benar, ia terlalu fokus pada hal 'itu' tapi ia tidak memikirkan hal yang lebih penting. Jimin pun mengetuk ruang kerja Jungkook yang terletak di depannya. Setelah mendapatkan izin dari orang yang di dalam,barulah Jimin bisa memasuki ruangan itu.

"Jadi?"ucap Jungkook yang sibuk mengcopy data-data perusahaan.

"Mungkin kau benar, Kookoo. Aku terlalu fokus pada hal 'itu'. Tapi aku mencintaimu. Makanya aku memikirkannya"ucap Jimin sambil pasang wajah sok berpikir.

"Kan sudah ku bilang. Aku baik-baik saja. Tapi jika aku tidak mencintaimu itu, sangat salah. Aku mencintaimu, tapi aku mengabaikan fakta 'itu'. Karna itu terlalu mengganggu"ucap Jungkook yang merapikan kertas data perusahaan tersebut dengan hati-hati.

"Apakah kau mau keluar, untuk mencari jawabannya?"tanya Jungkook yang duduk di kursi dengan fotocopy.

"Buat apa? Bukankah itu jawabanku?"ucap Jimin yang terlihat bingung.

"Kurasa bukan itu jawaban aslimu"ucap Jungkook.

"Baiklah, bagaimana kalau aku ke sungai han dan pergi taman dekat kota untuk mencari tau"usul Jimin.

"Aku akan pergi ke sana setelah pergi mengantarkan berkas ini ke noona, ikut?"ucap Jungkook.

"Tidak, aku akan mencari inspirasi dari jawabanku saja"ucap Jimin sambil mengambil mantel kesayangannya.

"Aku akan segera datang ke sungai han untuk mencari jawabannnya. Oke?"ucap Jungkook sambil mengambil mantel kesayangannya dan sedikit ganti baju.

"Oke"ucap Jimin lalu pergi ke arah basement apartemen mereka.

"Dia terlalu semangat, kurasa. Aku pun juga begitu"monolognya dan pergi ke arah basement apartemen lalu meluncur ke arah mansion noonanya.

dream *kookmin*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang