dream-9

166 21 0
                                    

Seoul, 9 Januari 2018

Jungkook pov

Aku bangun seperti biasa. Tapi jika aku bangun seperti biasa. Anehnya hari ini aku tidak dibangunkan oleh eomma. Mungkin eomma lagi di dapur atau mungkin eomma dan noona lagi jalan-jalan, siapa tau?

"Pagi Jungkook"sapa appaku.

"Pagi"balasku dingin. Entah kerasukan apa aku jadi menjawab sapaan appa pagi ini. Berbeda dengan hari hari sebelumnya aku hanya membalas berupa deheman singkat sebagai balasan dari sapaan yang sering Appa lontarkan.

"Eomma bilang ke appa, bahwa ia dan Noona mu pergi jalan-jalan. Katanya ada yang mereka beli"ucapnya.

"Siapa saja yang pergi?"tanyaku.

"Kalo tidak salah tadi pergi dengan Seokjin dan Yoongi"balasnya.

"Kapan noona Seokjin datang?"tanyaku.

"Appa juga tidak tahu, tapi ia datang bersama Namjoon. Appa melihat Seokjin tadi"ucapnya.

"Jungkook-ah. Bisakah kau bersikap hangat kepada appa mu? Eomma sering merasa sedih jika kau dan appa sering beradu mulut"ucap Seokjin.

Jungkook yang semulanya hanya melamun sambil sekali-kali menatap appa nya langsung teringat kata itu yang diucapkan Seokjin padanya beberapa Minggu yang lalu.

"Kurasa bisa kutanya sekarang tentang perjodohan itu"batinku.

"Appa"panggilku.

"Ya, ada apa Kook-ah?"sahutnya.

"Apa maksud appa tentang perjodohan itu?, aku kurang mengerti"tanyaku.

"Oh.. soal itu. Appa dan teman appa menjodohkanmu dengan anak teman appa. Kata teman appa ia setuju-setuju saja, setelah kubicarakan lagi dengan teman appa. Ternyata ia masih menimbang. Saat ia bertanya dengan appa 'apakah anakmu setuju'ucapnya. Appa bilang masing menimbang. Ia pun percaya jika masih menimbang padahal aku belum membicarakannya denganmu"ucapnya.

Aku sedikit terkejut dengan ucapnya -bukan ucapannya- tapi kebohongannya. Kurasa waktu itu ia pernah berangkat sore hari karna Ia bilang pada eomma bahwa ia akan meeting, mungkin eomma sudah tahu maksudnya, jadi ia mengizinkan appa berangkat waktu itu. Mungkin juga karna mereka melihat ku ada ditempat pembicaraan mereka jadi mereka mengarangnya, padahal niatnya pergi hanya untuk membahas soal perjodohan ini.

"Jadi appa beralasan kepada eomma bahwa appa akan meeting waktu itu. Apakah karna ada aku di sana waktu itu?"tanyaku.

"Iya, appa beralasan untuk itu. Supaya kau tidak curiga. Tapi eomma mu sudah tau tentang perjodohan ini"balasnya.

"Apakah aku harus menyetujui perjodohan ini?"tanyaku.

"Tidak juga sebenarnya. Jika kau mau melihat jodohmu dulu dan memberikan jawaban setelah itu tidak apa-apa bagi Appa. Mungkin appa sudah terlalu banyak memaksamu. Maksud Appa dalam banyak hal tentu saja"ucapnya.

"Berarti aku harus menunggu jawaban anak teman appa, baru aku memberikan jawaban begitu kah?"tanyaku lagi.

"Appa juga masih menunggu jawaban dari teman appa. Jadi take your time, kau masih punya banyak waktu untuk memikirkan lagi apa jawaban yang pas dan pantas"ucapnya sambil tersenyum.

"Appa baru pertama kali memberikanku senyuman. Senyuman yang kau tunjukkan kepadaku setelah sekian lama?"ucapku sambil mengeluarkan apa yang kulihat.

"Nee. Ini senyuman yang pertama yang sungguh-sungguh appa berikan kepadamu secara tulus. Appa juga sadar bahwa appa terlalu banyak memaksa, menuntutmu dan mengikuti segala ucapan appa untuk mewujudkan sebagian appa yang appa mau"ucapnya.

dream *kookmin*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang