Saat ini, ada hati yang tengah gembira menyambut suasana baru yang akan menemani hari-harinya setelah kejadian ini berlangsung dengan lancar. Tangan yang satu dengan tangan yang lainnya berjabatan. Tangan sang ayah dengan tangan seorang pria yang akan menjaga putrinya saling berjabatan untuk melakukan prosesi akad.
"Saya nikahkan dan kawinkan putri saya, Fatimah Alya Az-Zahra binti Zikri As-Salam dengan Azfer Hayan Syabani bin Alhaq Syabani dengan maskawin emas 20 gram dibayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya Fatimah Alya Az-Zahra binti Zikri As-Salam dengan maskawin tersebut tunai." Azfer berhasil mengucapkannya dengan satu tarikan napas.
"Saksi sah?"
"Sah!"
Doa-doa pun lanjut dipanjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi, alhamdulillah pasangan Azfer dan Fatimah kini telah bersatu dalam ibadah pernikahan.
Kantor KUA telah menjadi tempat sederhana mereka mengawali hubungan halal. Buku garuda merah dan hijau akan segera mereka miliki setelah melakukan penandatanganan berkas-berkas.
Rencana kedepannya, mereka akan melakukan resepsi dua minggu setelah akad. Jadinya, mereka bisa mengambil foto after wedding, yang akan berjalan dengan leluasa, bersentuhan dengan tenang, karena sudah halal.
Fatimah duduk di kursi yang berbeda dengan Azfer. Sebab, sebelum akad mereka bukanlah mahram, sehingga duduknya tidak bersebelahan dulu.
Setelah akad disahkan, pun setelah doa-doa diucapkan, Fatimah merasa jantungnya bertalu-talu tak karuan. Senang sekaligus tak menyangka kalau rencana-Nya akan membawanya sampai di titik ini, pun dalam kurun waktu yang terbilang singkat.
Kini, ia telah menjadi milik Azfer.
"Alhamdulillah ya, Nak," ucap Zainab sambil merangkul menantunya.
Fatimah hanya melempar senyuman manis pada ibu mertuanya.
Zainab dan Raisya lanjut membawa Fatimah yang memakai riasan sederhana dengan gamis set akad yang juga sederhana, tetapi lucu, untuk duduk di sebelah Azfer.
"Silakan ditandatangani," suruh penghulu.
Setelah menyelesaikan surat-suratnya, buku garuda merah dan hijau itu telah siap di tangan mereka.
Ckrek
Zainab mendokumentasikan kedua buku tersebut untuk nantinya ia umumkan pada rekannya.
"Pakaikan cincinnya," suruh Alhaq yang membawakan sekotak cincin pernikahan berbahan logam mulia.
Azfer membuka kotak tersebut. Kemudian, ia ambil cincin milik Fatimah dan memasangkannya di jari manis yang ada di tangan kanannya. Azfer tersenyum manis pada istrinya, sehingga membuat Fatimah membalasnya tanpa ragu.
"Silakan, Nak Fatimah," perintah Alhaq.
Fatimah pun memasangkan cincinnya pada jari manis Azfer.
"Cium tangannya," bisik Raisya di telinga Fatimah.
Setelah memasangkan cincin, Fatimah pun mencium punggung tangan Azfer. Setelahnya, Azfer langsung mencium kening Fatimah yang sontak saja membuat Fatimah memaku.
Zainab tidak menyia-nyiakan setiap golden momen yang ada, ia tidak berhenti memfoto dari saat acara penandatanganan sampai cium kening.
"Masyaallah, alhamdulillah kalian sudah sah," ucap Alhaq senang sambil mengelus puncak kepala anaknya dan menantunya.
"Alhamdulillah Abi, terima kasih sudah merestui," balas Azfer.
"Abi sudah melaksanakan tugas, Nak. Selanjutnya kamu jaga istri kamu baik-baik," tutur Alhaq.
KAMU SEDANG MEMBACA
Degup ✔️
Spiritual[COMPLETED] Takdir mempertemukan seorang gadis bernama Fatimah Alya Az-Zahra dengan Ali Muhammad Ramdhan, ketika ia menginjakkan kakinya di sebuah Pesantren bernama Ar-Rahman. Pria tersebut begitu tampan, dan suara azannya begitu memikat kaum hawa...