-
“Lo bareng gue, Tha.” Agatha mendongak, dan mendapati Lino memegang pundaknya. Agatha tersenyum dan mengangguk, Lino bahkan sampai salah tingkah dengan senyumnya kalau saja tak sadar Bara sedang memandang mereka.
“Ayo!” Lino bergegas duluan ke arah motornya.
“Jadi, Lin?” tanya Edo yang tiba-tiba menghampiri mereka.
“Lo bareng sama Nesa sana, gue sama Agatha,” jawab Lino santai.
Edo berdecak, dia memasang wajah masam kearah Agatha dan berlalu dengan kesal.
Agatha naik ke boncengan Lino. Dari ujung matanya dia melihat motor Bara sudah melaju duluan. “Bara sama Aletta, pacaran?” tanya Agatha begitu bodoh disela perjalanan mereka.
“Nggak tahu, Bara nggak pernah cerita apa-apa tentang Aletta. Tapi setahu gue sih, Aletta mantan Bara, itu juga gue lihat dari ponsel Aletta.” Lino menjawab.
Agatha menunduk.
Lino melirik Agatha dari kaca spion motornya. “Kenapa lo cemburu? Mana Agatha yang dulu?”
Agatha mengernyit, balas memandang Lino lewat spion. “Maksudnya?”
“Lo dulu pernah berantem sama Nesa di tribun basket cuma karena Bara. Kenapa lo nggak berani sama Aletta kalau justru potensi paling besar untuk jadi pacar Bara ada ditangan lo?”
Agatha mengernyit. “Gue nggak ngerti, No.”
“Gue nggak percaya. Orang-orang emang nggak tahu, tapi gue dan Bara tahu Agatha. Lo selama ini pura-pura bodoh, kan? Dulu waktu SMP lo selalu juara umum.”
Agatha tersentak. Dia tak menyangka bahwa Bara tahu hal banyak tentang dirinya. Bahkan dulu. Agatha tahu, bahwa alasannya pura-pura bodoh hanya untuk membuat Papa peduli dan lebih perhatian padanya. Tapi sama saja.
“Lo udah ngerti?” lanjut Lino melihat keterdiaman Agatha. “Bara nyuruh gue buat jagain lo.”
Agatha mengeleng. “Gue udah nggak suka sama Bara.” tapi, semua orang tahu itu kebohongan. Dari cara Agatha menatap Bara saja semuanya masih sama.
Lino mengangkat sebelah bahunya tak peduli. “Lo sama Bara sama Tha. Sama-sama punya banyak rahasia yang nggak dimengerti banyak orang.”
***
“Lin, makasih ya, gue kesana dulu,” kata Agatha setelah turun dari motor Lino. Temen-temennya memandangnya malas. Agatha segera berlalu ke sembarang arah.
Satu jam berlalu dan Agatha hanya duduk diam di bangku dekat bianglala sambil meminum bubble tea yang dibelinya tadi. Dia tak tahu kemana semua temen-temennya. Agatha juga tak punya uang lebih untuk naik wahana, jadi gadis itu memutuskan duduk sendiri.
Agatha memandang orang yang berlalu-lalang didepannya. Semua terlihat berpasang-pasangan, tak ada yang sendiri seperti dirinya. Bahkan, ditengah keramaian pun Agatha merasa sendiri.
Agatha mengeluarkan ponselnya, ingin membunuh rasa kesepiannya.
Gevan: Lo dmn? Kenapa nggak ada dirumah lo? Bosan tahu gue sama Irene.
Agatha menghembuskan nafas panjang dan membalasnya.
Agatha: gue kan udah bilang, kalau mau dateng bilang dulu, salah siapa!?
Gevan: kan rahasia! Lagian kenapa Lo harus saudaraan sama Irene sih?! Sekarang dia ajak gue ke mall, males banget, mana nyokap lo udah datang dan duduk disamping gue lagi, pake bilang gue calon Irene lagi
Agatha: yaudah, gue harus gimana? Sana lo urus sendiri! zzzZZZ, Xela... kapan berangkat?
Gevan: besok. Lo dimana sih?
Agatha: besok, jemput gue ya kita anterin bareng. Gue lagi di Dufan, sama temen sekelas.
Gevan: gue otw.
Agatha: eh, jangan!
Namun, setelah itu tak ada balasan lagi. Agatha memanyunkan bibirnya, dan kembali menyedot bubble tea nya. Seseorang menyentuh pundaknya.
“Kenapa, Lino? Mau balik udah?”
Lino mengeleng, dia menyodorkan karcis bianglala kehadapan Agatha. “Buat lo deh, Tha. Gue mau ke toilet!” dan lelaki itu berlalu pergi dengan tergesa-gesa.
Agatha mengernyit, dia mengambil karcis milik Lino dan tersenyum. Rejeki nggak boleh ditolak. Agatha segera menuju antrian dan berbaris disana.
“No 112?”
Agatha mengangkat karcisnya, kemudian memberikan kepada seorang wanita di lobby. Gadis itu bergegas masuk kedalam bianglala yang didalamnya sudah terdapat dua orang.
Langkah Agatha terhenti. Bara dan Aletta.
***
Jam berapa kalian baca cerita ini? Coment!Next? 1 K coment!
Jangan lupa follow Instagram aku @karlynulle, karena disana aku bahkan posting banyak tentang cerita ini.
Eh, btw adakah yang masih belum gabung di grup chat WhatsApp pembaca Iridescent? Kalau belum, join lewat tautan di wall aku ya biar cepat! Kalau males bisa send nomornya disini tapi admin nya lagi pada sibuk jadi bisa sampe seminggu baru masukin kalian. Jadi saran aku join sendiri lewat tautan link di wall aku!
Aku mau nanya, aku mau buat cerita horor adakah yang mau baca?
Bonus foto Aletta.
Bubay,
kharlynUlle.
05 Maret 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent [SUDAH DITERBITKAN]
Teen FictionSebab, sejauh apapun Agatha berusaha mendapatkan hati Bara semuanya akan tetap sama; percuma. Untuk apa melakukan hal yang sia-sia, kan? Sama saja seperti hidupnya yang palsu. [CERITA TELAH DITERBITKAN] #04 on fiksiremaja [17 Februari 2020] #05 on...