15| Susah Ditebak

105K 6.4K 104
                                    

-

Agatha cemberut, kepergian Bara mengundang tawa seisi kelas. Suara tawa Nesa paling besar dan dibuat-buat. Agatha tak tahan lagi, dia bergegas keluar dari kelas tanpa tujuan.

Xela mendadak muncul didepannya. Agatha tersentak sebentar dan tersenyum lebar.

“Agatha,” panggil gadis itu.

“Yaa?” jawab Agatha sambil berjalan terus dengan Xela disampingnya.

Gadis itu mengernyit sesaat. “Gue nggak pernah lihat lo dikantin. Kenapa?” akhirnya pertanyaan itu meluncur dari mulut Xela.

Nggak punya uang. “Males aja, kadang-kadang baru ke kantin, kalau lagi laper banget.”

Xela memajukan bibirnya sejenak. “Ke kantin yuk? Gue traktir deh,” kata Xela dan tanpa persetujuan Agatha dia sudah menarik tangan Agatha menuju arah kantin.

Agatha hanyah pasrah mengikutinya begitu saja.

“Ye si kuman masuk, nggak malu apa main ke tempat balapan liar,” ucapan itu terlontar dari seorang kakak kelas berambut blonde dengan bibir merah tebal.

“Udah punya teman dia?”

“Palingan juga sama-sama cewek nakal,” sahut yang lainnya.

Telinga Agatha memanas mendengar lontaran-lontaran dari kakak kelas yang duduk dibangku tengah kantin. Disebelah mereka ada Irene yang duduk dengan pura-pura tuli, Agatha menghela nafas panjang, kapan Irene akan berhenti berteman dengan mereka? Mereka cuma mau memanfaatkan uangnya saja.

“Adik lo tuh Ren,” si blonde berusaha menyeret Irene dalam percakapan mereka.

“Males bangat adik-kakak sama dia,” jawab Irene disambut tawaaan pecah temen-temennya.

Agatha semakin menunduk, namun tangan Xela mendadak meraih tangannya. “Emang kenapa kak kalau kita sering main ke tempat balapan liar? Merugikan kalian?” jawaban Xela membuat Megan—kakak kelas mereka yang paling berkuasa dengan rambut blondenya melayangkan tatapan tajamnya pada Xela.

“Berani lo ngejawab!?” bentak Megan kasar.

“Berani, emang kakak Tuhan?”

Jawaban Xela lagi-lagi memancing emosi Megan. Agatha berusaha menarik tangan Xela agar pergi namun ternyata gadis itu bergitu keras kepala walaupun kini mereka sudah menjadi tontonan seisi kantin.

Megan meraih es teh dari nampan seorang siswi yang lewat dan menyiram kearah Xela. Gerakan itu begitu cepat sampai-sampai Xela tak bisa menghindar. “Mampus lu masih mau kurang ajar sama gue!?” teriak Megan.

Xela menghembuskan nafas berat. Air mata mengenang dipelupuk matanya namun dia menolak menangis. Gadis itu meraih gelas sisa juice mangga diatas meja dan balik menyiram Megan. Mata Megan melotot sempurna dengan tindakan Xela. Gadis itu dan antek-anteknya bergegas mengunci Agatha dan Xela dan tanpa aba-aba tangan Megan terulur dan menarik rambut Xela kencang.

“Lepas Kak! Sakit!” pinta Agatha berusaha melepaskan tangan Megan dari rambut Xela karena melihat Xela yang kesakitan. Kini tiga orang temen Megan turun menyiksa Xela.

“Berhenti!” pekik Agatha lagi.

“Diam lu bangsat!” balas Irene telak membuat Agatha menatapnya tak percaya.

“Irene gue mohon... suruh kak Megan sama temen-temennya lepasin Xela! Dia nggak tahu apa-apa, ini semua salah gue!” pinta Agatha pada Irene yang hanya berdiri diam menyaksikan.

Namun, Irene tetap berdiri diam sambil menatap kearah Megan dan antek-anteknya.

“Lepasin woy!” teriakan itu memecah hening kemudian beralih kalah lelaki itu menarik tubuh Megan menjauh dari Xela, refleks membuat antek-antek Xela ikut mundur.

“Mau jadi kriminal lo?!” bentaknya pada Megan begitu keras. Lelaki itu— Gevan berdecak sekali lagi melihat penampilan Xela sebelum menarik gadis itu pergi.

Agatha diam dengan kening berkerut. Bertanya-tanya. Gevan memang playboy, tapi, apakah Xela juga menjadi salah satu orang spesialnya? Dia bahkan membawa Xela pergi meninggalkan Agatha sendiri ditengah kerumunan yang terasa begitu mencekam.

Pak Raden—guru BK mendadak muncul dan bertanya ada keributan apa. Agatha menghela nafas panjang, dia akan terlibat masalah lagi. Namun, tiba-tiba lengannya dicekal seseorang dan ditarik pergi. Mereka bahkan melewati pak Raden yang kini melangkah menuju arah Megan dan antek-anteknya untuk diinterogasi diruang BK.

Agatha mendongak. Dia tersenyum saat mengetahui siapa pelakunya. “Bara, lo itu rumit melebihi apapun di dunia ini, lo terlalu susah buat ditebak. Lo selalu buat gue penasaran, namun lo nggak pernah kasih gue waktu buat pahamin lo.”

***

Ada hubungan apa Gevan dan Xela? Kenapa Bara peduli sama Agatha? Ketahuilah dipart berikutnya, hehehe.

Btw, nggak tahu kenapa belakangan ini masalah aku banyak banget, aku jadi badmood dan gak ada gairah hidup :\

Bubay,

kharlynUlle.

Istri sah dan satu-satunya Kai Exo sama Kim Hanbin ex Ikon :"( bi we miss you :(

28 Januari 2020.

Iridescent [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang