-
Agatha menghembuskan nafas panjang. Sekarang gadis itu ada didepan pintu rumahnya dengan jantung berdebar kencang karena baru pulang jam sembilan malam diantar Bara. Ternyata, keduanya menghabiskan waktu terlalu lama di lapangan basket itu.
Agatha akhirnya menurunkan kenop pintu dengan pelan-pelan, kemudian masuk kedalamnya. Syukurnya, pintu sedang tak dikunci dan rumah mereka sedang sepi.
Agatha bergegas melangkah cepat menuju tangga namun sebuah suara menghentikan langkahnya.
"AGATHAA!"
Agatha berbalik dengan sedikit takut. Alana berdiri dibelakangnya dengan garang. Wanita itu nampak begitu marah mengingat kejadian terakhirnya dengan Agatha dimana Agatha menolak pergi ketempat laundry.
"Sini kamu!" teriak Alana garang.
Agatha bergegas mendekatinya. Alana menatap Agatha tajam. "Dasar anak nggak tahu diri, enak banget kamu seneng-seneng nya, yah!?"
Agatha meringis. Alana geram, dia berniat menjambak rambut Agatha namun sekuat tenaganya dia mencegah karena sebentar lagi Dion akan pulang.
"Saya nggak mau tahu, ya! Pokoknya sekarang kamu cariin Irene, dia belum pulang dari sore jalan sama cowok yang namanya Gevan! Inget kamu jangan pulang dulu sebelum Irene ketemu kalau nggak mau mampus sama saya!" diakhir kalimatnya Alana mendorong tubuh Agatha cepat agar segera pergi.
***
Agatha berjalan sendiri di mall yang didatangi oleh Gevan dan Irene tadi. Gadis itu sudah berkeliling sampai pukul sepuluh namun tak kunjung menemukan keberadaan Irene.
Agatha mengigit bibirnya. Sambil menatap chat nya pada Irene yang sama sekali tak dibaca oleh gadis itu. Langkah Agatha kian melambat, Agatha berniat menelpon Gevan namun terhenti saat dia melihat Irene.
"IRENEE!" Agatha berteriak kencang. Gadis itu berlari dan mendorong tubuh seorang lelaki yang hampir mencium Irene dan melayangkan satu tamparan di pipi lelaki itu.
Irene terkejut. Wajahnya memerah, dia memandang Agatha tajam. "Lo apa-apaan sih, Agatha!" geram Irene kesal sambil menampar Agatha balik.
Agatha memegang pipinya kemudian menatap Irene. "Lo nggak tahu seberapa bejat nih cowok Irene!" kata Agatha menunjuk wajah Reno.
Reno mendengus. Sepertinya dia kenal gadis ini, namun dia lupa. Reno meneliti lebih dekat wajah Agatha dan mengingat. Oh, temen Xela yang waktu itu di club malam.
"Hi cantik," sapa Reno genit pada Agatha.
Agatha memandangnya sangar. "Pergi lo brengsek!"
Reno tertawa, kemudian menatap Irene. "Beb, kayaknya kita nggak bisa pergi malem ini, ada penganggu."
Mata Agatha membulat. "Lo pacaran sama dia Irene?!"
Irene bener-bener muak dengan tingkah Agatha. Seandainya gadis pembawa sial Agatha tak datang mungkin Reno sudah membawanya ketempat romantis yang lelaki itu katakan tadi. "Kalau iya kenapa!? Sibuk banget sih lo! Mending lo pergi sekarang!"
Agatha mengeleng. "Lo nggak tahu Irene nih cowok bener-bener brengsek dia udah buat Xela-" Agatha memberhentikan kalimatnya, dia tak mungkin membuka aib Xela sendiri.
"Pokoknya pulang!"
Irene mendelik. "Lo kenapa sih!? Aneh banget! Lebih baik lo pergi deh, SKSD banget sama gue!"
Agatha mengeleng. "Papa udah pulang kerumah, gue bisa telfon dan bilang ke Papa kelakuan lo!" Irene bener-bener kesal dengan kelakuan Agatha yang semakin menjadi-jadi. Lihat saja dia akan melaporkan ini kepada Alana sehingga Agatha mendapatkan balasannya.
Irene mrncebik bibirnya kesal. "Bye, Reno. Jangan lupa nanti chat aku ya?" kata Irene sok manis.
Agatha rasanya mau muntah. Dia mengaitkan tangannya pada Irene berniat menarik gadis itu pergi, namun Irene justru menepis tangannya dan mengumpatinya.
Reno dibelakang mereka memandang Agatha dengan pandangan tak bisa diartikan. "Menarik." simpul Reno, dan dia sudah merencanakan sesuatu untuk Agatha.
***
Next? 1 K coment, yaaa! Sebenarnya part sebelumnya comentnya belum nyampe tapi tangan aku gatal mau publish. Biar chapter-nya genap 40 wkwkwk.
Anyway, ternyata pendukung Gevan lebih banyak Baraa, ya? Hem, kayaknya aku harus tunjukkan sisi lain Gevan deh. *Prak, auto dibully* *nangis*
Dan, maaf banget ya yang mau masuk GC Agatha via WhatsApp udah penuh :( entar aku buat GC iridescent 2 kalau yang blm msk banyak yaaaa.
With love,
Carlin❤️
09 Maret 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent [SUDAH DITERBITKAN]
Novela JuvenilSebab, sejauh apapun Agatha berusaha mendapatkan hati Bara semuanya akan tetap sama; percuma. Untuk apa melakukan hal yang sia-sia, kan? Sama saja seperti hidupnya yang palsu. [CERITA TELAH DITERBITKAN] #04 on fiksiremaja [17 Februari 2020] #05 on...