RaySer7

130 52 0
                                    





Vote kalo suka, kalo nggk yah tinggal komen aja knapa bisa nggk sukaa :)



____

Seluruh murid baru mulai berpencar meminta tanda tangan.Ada yang kearah lapangan, koridor sekolah, bahkan sebagian orang mencari tanda tangan senior dan senioran, kekantin.

Sekalian jajan.

Tapi tidak dengan sigadis kaku, Rayska Serli.

Dia bingung harus meminta kemana dan kepada siapa. Rayska bingung, lebih tepatnya lagi dia tidak tau cara meminta seduatu pada orang asing.

Rayska terlalu takut membuka suara terlebih dulu. Dia tidak terbiasa melakukannya.

Sekarang dia sedang berdiri dipinggir lapangan basket. Bukannya mencari tanda tangan, dia malah asyik melihat beberapa orang bermain basket.

Dia sangat suka basket. Dulu dia sering bermain basket saat SMP. Tapi Rayska tidak bermain seperti pada umumnya.

Dia tidak bermain didalam suatu tim,vtapi hanya dirinya sendiri.

Jika seluruh murid pulang sekolah, maka disitulah kesempatannya untuk bermain sepuasnya.

Rayska sering bermain basket jika dia sedang emosi ataupun sedih.

Terakhir dia bermain basket, saat dua tahun lalu. Waktu dimana nenek tersayangnya meninggal.

Dan sampai sekarang dia belum menyentuh bola basket. Apakah karena dia tidak pernah emosi lagi?

Atau karena dia tidak pernah sedih lagi?

Hanya Rayska yang tau jawabannya.

Dia menatap serius kesalah satu pemain yang terlihat mencolok didepan sana.

Seorang cowok terlihat sedang men-dribble bola dengan ahli. Wajahnya berkeringat dan terlihat macho disaat yang bersamaan.

Tapi Rayska memperhatikannya bukan karena ketampanan cowok tersebut, tapi karena Rayska penasaran dengan cara bermain cowok itu.

Cowok itu bersiap-siap melemparkan bola kedalam keranjang. Dia melangkah sedikit dan melompat sambil melemparkan bola basket tersebut.

Tanpa sadar Rayska tersenyum kecil melihat bola yang lolos terjatuh menembus keranjang.

Pemandangan yang sangat sederhana, tapi mampu membuat seorang Rayska yang kaku tersenyum.

Rayska melihat jam tangan kecil, yang melingkar dipergelangan tangannya. Waktu tersisa sekitar empat puluh lima menit lagi.

Rayska tidak terlalu peduli, jika dia dihukum nanti. Rayska lebih memilih dihukum daripada berbicara kepada orang asing terlebih dahulu.

Dia mengalihkan pandangannya kelapangan, tempat orang-orang bermain basket tadi. Dia terlihat kecewa saat permainan telah berakhir.

Baru juga mau nonton. Udah main berenti aja!

Rayska meninggalkan lapangan basket. Tapi terhenti saat mendengar seseorang memanggilnya.

"Tunggu!" teriak seorang cowok
Rayska berbalik dan menatapnya dengan ekspresi seperti mengatakan 'ada apa'

Dia tidak kenal siapa cowok ini. Dari wajahnya yang berkeringat Rayska tau kalau dia salah satu pemain yang baru saja bermain basket.

"Lo murid baru?"Rayska mengangguk singkat

"Trus ngapain lo disini?"

"Liat basket"

S'choleío (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang