RaySer 14

117 44 0
                                    


Motor Theo melaju dengan kecepatan sedang,membelah jalanan kota Jakarta.Rayska hanya duduk diam dibelakang Theo. Tidak ada ekspresi ria apalagi senang diwajahnya.Theo memaksa bahkan mengancamnya untuk pergi jalan bersama.

Rayska duduk dibelakang tanpa bersentuhan sedikitlun dengan tubuh atletis Theo.Saat naik keatas motor Theo didepan pagar rumahnya,Theo memaksa Rayska untuk memeluk pinggangnya.Tapi ditolak mentah-mentah oleh Rayska.

Jadi pertama kalinya dalam hari ini Theo mengalah pada Rayska.Keras kepala cewek ini sebanding atau mungkin lebih daripada keras kepala Theo.

Rayska tidak tau tujuan mereka akan pergi kemana.Dia tidak peduli kemana cowok yang didepannya ini membawanya,yang penting dia dipulangkan dalam keadaan sehat walafiat nanti nya.

"Lo gak nanyak kita mau kemana?"tanya Theo sedikit berteriak agar bisa didengar Rayska.

"Gak"jawab Rayska acuh

Theo melirik Rayska melalui kaca spion. Dia tersenyum melihat ekspresi bosan Rayska.

"Muka lo dibagusin dikit napa.Nanti gue dikirain nyulik anak orang tau"ucap Theo

"Emang"

"Gak usah bohong. Gue tau didalam lubuk hati lo,lo seneng gue ajak jalan gini"ucap Theo percaya diri

Huek..

Rayska mengeluarkan suara akan muntah.Itu bukan rekayasa atau dibuat-buat,tapi refleks karena mendengar ucapan narsis Theo.
Theo tertawa kecil melihat reaksi Rayska yang menurutnya sangat cantik.

Theo merasakan getaran ponsel disaku celananya. Perlahan Theo menghentikan motornya.Rayska bingung,karena mereka berhenti ditengah jalan yang cukup sepi. Hanya beberapa taksi yang sesekali lewat arah sini.Dia yang

Tapi Rayska merasa lega,saat Theo mengangkat ponsel ketelinganya.

"Apa?"tanya Theo to the point

"Kumpul ditempat biasa"Ucap seseorang yang ditelepon

"Gue lagi..."

Theo akan memberi tau pada Kelvin yang meneleponnya,kalau dia sedang jalan dengan Rayska,tapi ucapannya terpotong karena Kelvin memutuskan sambungan secara sepihak.

"SHIT!!"umpat Theo memukul motornya

Rayska sedikit terkejut mendengar umpatan kasar dari Theo.Dia bisa dengar apa yang diucapkan oleh sipenelepon,tapi dia bingung dengan rasa kesal Theo.

Sipenelepon hanya mengatakan untuk kumpul ditempat biasa,yang tidak diketahui oleh Rayska,dan Theo sekarang menjadi kesal.

Kenapa harus ngumpul sekarang sih.Gue udah capek-capek nyeret nih cewek keatas motor,dan sekarang harus gue lepas balek deh. Tapi gak mungkin yang lain ngajak kumpul kalo gak ada yang penting. Batin Theo

"Turun!"perintah Theo

Rayska turun dari motor dan melepas helm yang dipakainya. Dia tidak tau kenapa Theo menyuruhnya turun.

"Gue ada urusan. Jadi lo pulang naik taksi aja ya"ucap Theo dengan rasa bersalah

Sebenarnya Theo tidak sepecundang itu menurunkan cewek ditengah jalan,apalagi Rayska yang notabenya ingin ditaklukkan oleh nya.

Tapi di tidak punya pilihan.Kalo dia mutar blik mengantar kan Rayska pulang kerumah,kemungkinan besar dia sampai ditempat mereka berkumpul,yabg lain sudah pada bubar.

"Gue baru tau,kalo gini tipe  cowok yang banyak diimpiin cewek buat diajak jalan" ucap Rayska dingin menyindir Theo

"Gue tau kalo gue gak bertanggung jawab.Lain kali gue..."

S'choleío (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang