"Hhh.."Ali melepaskan ciumannya setelah merasa Prilly mulai kehabisan nafas. Prilly menghirup rakus udara untuk memenuhi rongga dadanya. Rasanya luar biasa.
Ali mengusap lembut bibir dan sekitar mulut Prilly yang belepotan dengan air liur mereka. Prilly memejamkan matanya menikmati usapan lembut Ali.
"Ini pertama kalinya."Prilly masih memejamkan matanya membiarkan Ali menarik nafasnya sebelum melanjutkan perkataannya. "Ini pertama kalinya aku begitu bernafsu pada seorang perempuan."lanjut Ali membuat wajah Prilly sontak merona.
"Apaan sih!"Prilly memukul pelan bahu Ali. Tangannya kembali membelit leher Ali rasanya dia begitu enggan menjauh dari pria ini.
Ali pun demikian tangannya masih betah membelit pinggang dan leher Prilly. "Aku berani bersumpah ini jujur dari dalam hatiku."
"Jangan di lanjutin lagi."Pinta Prilly manja.
Prilly membuka matanya begitu pula dengan Ali, mata keduanya sontak bertatapan. Ali tersenyum untuk pertama kalinya Prilly melihat senyuman Ali selebar ini dan dia tidak bisa menutupi keterpesonaannya.
"Kamu makin ganteng kalau senyum begini."Prilly mengusap pipi Ali.
Ali sedikit terkejut hingga wajahnya mendadak berubah datar kembali. "Iihh jangan kek gini lagi. Senyum nggak! Senyum dong kamu ganteng kalau lagi senyum kayak tadi."Prilly segera protes ketika wajah Ali berubah datar seperti biasa.
Ali kembali mengulas senyum saat melihat merajuk dengan suaranya yang begitu manja. Rasanya tidak akan sulit untuk dirinya mencintai gadis ini.
Semoga saja langkahnya semakin mudah. Ali benar-benar sudah bertekad untuk membuka lembaran baru bersama Prilly. Entah bagaimana hasilnya yang terpenting Ali sudah mencoba dengan sungguh-sungguh.
Ali melepaskan pelukannya pada pinggang Prilly hingga mau tidak mau Prilly juga menarik lengannya yang membelit leher Ali. Ali merapikan rambut Prilly yang sedikit acak-acakan jangan tanya kenapa rambut gadis itu bisa kusut seperti ini.
"Sekarang kamu masuk terus tidur! Jangan banyak berfikir karena tugas kamu sekarang nerima aku tanpa terlalu banyak berfikir. Oke?"Ali berkata tanpa menghentikan tangannya yang terus merapikan rambut Prilly.
Prilly menatap Ali dengan pandangan meneliti. "Kamu yakin Mas?"Prilly juga melakukan hal yang sama seperti Ali.
Rambut Ali lebih parah kusutnya bahkan sudah seperti diterpa badai rambut tebal Ali benar-benar acak-acakan. Dan Prilly sangat sadar ulah tangan jahil siapa ini.
"Aku sangat yakin."jawab Ali tegas.
"Bagaimana kalau nanti ditengah jalan hubungan kita kamu kembali bersama Mi--"
"Sstt... Jangan bicarakan perempuan lain di saat kita bersama Prilly."Ali menyela dengan suara begitu lembut.
Prilly yakin jika Kanaya atau William melihat perubahan Ali saat ini pasangan itu pasti akan sama-sama shock.
"Jadi kamu bersedia untuk berjuang bersamaku bukan?"
Kamu tidak perlu berjuang Mas. Karena kamu sudah ada di hatiku.
"Baiklah Mas. Kamu harus berjanji satu hal sama aku."Prilly memejamkan matanya saat Ali mengusap lembut pelipisnya.
Ali mati-matian menahan diri agar tidak menoleh ke arah tulang selangka Prilly yang terbuka apalagi ke bawahnya. Nggak! Sudah cukup tadi matanya yang polos kembali ternodai tapi kali ini Ali tidak merasa menyesal.
Ah! Sialan! Jadi tegang lagikan?
Uratnya yang tegang jangan berpikir macam-macam!
"Kenapa melamun sih Mas?"Ali mengerjap beberapa kali. "Iya kamu mau apa Sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta
RomanceTidak ada yang bisa merasakan bagaimana sakitnya seorang gadis kecil yang melihat kematian Ibunya setelah sang Ayah membawa selingkuhannya kerumah lalu setelah semua kesakitan yang dia rasakan sang Ayah tega membuang anaknya bertahun-tahun hanya kar...