Bab 2

3.3K 293 2
                                    


Semua keluarga besar Sandoko berkumpul di rumah sakit dimana Nyonya Yana di larikan setelah mengalami serangan jantung di rumahnya.

"Sebenarnya apa yang Mas Haris lakukan pada Mama?"Linda, Adik satu-satunya Haris menatap tajam sang Kakak yang terlihat begitu santai.

"Mas tidak melakukan apapun!"Katanya santai.

"Bohong! Aku tahu Mas bohong! Mama pingsan setelah berbicara dengan Mas! Sebenarnya apa yang Mas rencanakan belum cukup Mas ngebunuh Mbak Wita dulu hah?"

Plak!

Wajah Linda terlempar kesamping setelah Haris menamparnya. "Mama."Varo putra semata wayang Linda langsung bergerak melindungi Ibunya.

"Apa-apaan sih Om?"Marahnya tanpa takut bahkan tatapan intimidasi Haris sama sekali tidak berpengaruh padanya.

"Diam kamu anak kecil! Saya hanya mengajari sopan santun pada Adik saya."Jawab Haris tanpa mengendurkan tatapannya pada Linda yang sudah menangis dipelukan putranya.

Linda terisak bukan karena rasa sakit di wajahnya melainkan hatinya yang menjerit pilu melihat perubahan pada Kakak yang dulu sangat menyayangi dirinya.

"Bukan masalah mengajarinya Om! Tapi apa perlu Om mengajari Mama dengan kekerasan seperti tadi. Aku dan Papa mati-matian berusaha membuat Mama tersenyum bahagia jadi apa hak Om sekarang memukul dan membuat Mamaku menangis seperti ini?"Varo benar-benar keras kepala seperti Papanya bahkan jika Haris sudah mengangkat tangan untuk memukulnya pria itu malah menatap Haris dengan tatapan menantang.

"Sudahlah Mas. Malu ini rumah sakit. Kamu harus menjaga sikap."Mitha menahan lengan suaminya, bukan apa-apa dia tidak ingin citra baik Haris di hadapan publik hancur karena anak ingusan seperti Varo.

Ck! Sebenarnya Varo tidak bisa di katakan ingusan karena usianya yang sudah memasuki kepala 3, bahkan putra semata wayang Linda Sandoko dengan Arya Abimana sudah berhasil mendirikan sebuah perusahaan dibidang otomotif tanpa bantuan Ayahnya.

Haris menyentakkan lengannya yang dipegang oleh Mitha sebelum berbalik meninggalkan rumah sakit. Mitha juga mengikuti langkah suaminya.

Tinggal Varo dan Linda di sana. "Mama jangan nangis lagi. Nanti Papa marah loh."Varo memeluk erat tubuh wanita yang sangat dicintai olehnya itu.

"Mama kecewa sama Om Haris."bisik Linda disela isak tangisnya.

"Varo ngerti. Lagian jangankan Mama sama anak sendiri aja Mama bisa lihat gimana jahatnya Om Varo. Prilly putri satu-satunya yang dia miliki bisa dia buang sampai bertahun-tahun Mah."Varo benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran Om-nya itu.

Linda dan Arya memang menikah terlebih dahulu hingga usia Varo berada di atas Prilly putri dari Haris dan Wita.

Linda masih ingat bagaimana Haris menolak perjodohannya dengan Wita yang direncanakan oleh Almarhum Ayah mereka dulu hingga Haris terpaksa memutuskan jalinan cintanya bersama Mitha, kekasihnya kala itu.

Linda tidak menyangka sepeninggalan Ayah mereka Haris memilih menodai kesucian pernikahannya dengan Mbak Wita dan memilih kembali ke pelukan mantan kekasih.

Linda tidak tahu kenapa sekarang Haris malah terlihat tidak mencintai Mitha padahal dulu jelas-jelas pria itu yang membawa Mitha kedalam biduk rumah tangganya.

"Mama kasihan sama Oma, di sisa usianya harus melihat kekejaman putra kesayangannya."bisik Linda lagi.

Varo memilih diam karena dia tidak terlalu ingin ikut campur urusan keluarga Ibunya yang menurutnya penuh dengan drama. Dia hanya menyayangi Prilly adik sepupu kesayangannya selebihnya hanya dia anggap sebagai orang asing termasuk Haris yang notabene Om-nya sendiri.

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang