Bab 55

5.6K 371 29
                                    


"Udah enakan Sayang?"

Prilly menganggukkan kepalanya. "Udah Mas. Makasih ya."Prilly tersenyum tulus pada kekasihnya.

Ali menganggukkan kepalanya. "Kamu harus cepat sehat Mas benar-benar khawatir dan nggak bisa tenang kalau kamu sakit begini."Ujar Ali sambil mengecup punggung tangan Prilly yang berada dalam genggamannya.

Prilly memilih kembali ke rumahnya setelah sadar dari pingsannya semalam. Dan pagi-pagi sekali Ali sudah menyambangi rumah kekasihnya.

Prilly tidak tinggal sendirian ada Tante Linda juga Varo serta Yola yang ikut menemani Prilly. Gadis itu juga sudah terlihat lebih tegar meskipun kesedihan masih bisa dilihat di wajah Prilly.

Prilly sudah mengikhlaskan semuanya, dia berusaha berdamai dengan semua penyesalan dan juga kesedihannya. Dia harus tetap semangat melanjutkan hidupnya bersama Ali.

"Mas udah sarapan?"Prilly melirik jam di dinding kamarnya sudah hampir jam 7 pagi.

Ali menggelengkan kepalanya. "Di rumah lagi sibuk banget. Sayang, Mami tadi bilang sama aku, apa kamu benar-benar merasa nyaman kalau pernikahan Kanaya dilanjutkan? Kalau kamu tidak nyaman Kanaya bersedia mengundurkan pernikahannya."Ali dan keluarganya sempat berbicara tadi pagi, mereka sama-sama ingin memfokuskan perhatian mereka pada Prilly yang baru saja terkena musibah bahkan William juga tidak menolak dengan usulan itu.

Prilly jelas terkejut, "Ya ampun Mas. Jangan dong! Kasihan semua juga udah direncanakan bahkan kesiapan acaranya hampir 80 persen masak diundur. Nggak ah, aku baik-baik aja besok juga aku udah sanggup ke butik."Prilly memang baik-baik saja cuma kepalanya agak sedikit sakit mungkin karena terlalu lama menangis kemarin.

Lagian Prilly sudah berjanji mulai hari ini dia akan kembali melanjutkan hidupnya seperti biasa. Bahkan dia sudah sangat antusias menyambut pesta pernikahan Kanaya.

Ali tersenyum, dia benar-benar bangga pada ketegaran gadis ini. "Oke. Kalau kamu yakin nanti Mas kasih tahu Mami. Besok Mas jemput kita berangkat sama-sama ke butik Mas juga belum ngukur jas."

Prilly menganggukkan kepalanya. "Mas aku minta tolong boleh? Sebenarnya bisa sama Mas Varo sih tapi ribet kalau sama Mas Varo."

"Minta tolong apa Sayang?"Ali mengusap kepala kekasihnya.

"Mas tolong cari informasi tentang keberadaan Tama bisa? Dia entah ada di mana sekarang."Hubungan Prilly dan Tama tidak pernah dekat bahkan mereka jarang bertegur sapa hingga Prilly tidak tahu dimana keberadaan saudaranya itu.

Ali mengangguk setuju. "Oke. Gampang nanti sore Mas kabarin kamu."

Prilly tersenyum lebar, "Makasih Mas Ali cintanya aku."Ujar Prilly manja.

Ali tertawa dengan gemas dia membawa Prilly ke dalam dekapannya. Keduanya berpelukan nyaman di dalam kamar Prilly sampai tiba-tiba Varo datang membuka pintu kamar tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Dek kita harus ke rumah sakit. Oma udah sadar."

**

Prilly akhirnya bisa bernafas lega setelah melihat kondisi Omanya yang sudah membaik dan perlahan rasa sedihnya menguap terlebih ketika Omanya mengatakan semuanya akan baik-baik saja.

Ali ikut berbahagia karena kekasihnya sudah kembali ceria. Perlahan rasa sakit kehilangan yang dirasakan Prilly terkikis dengan kebahagiaan yang mulai menjemputnya.

Dan hari ini kebahagiaan mereka semakin lengkap setelah tadi pagi Kanaya sah menjadi istri dari mantan playboy tampan bernama William.

Ali tidak pernah melepaskan genggaman tangannya pada Prilly yang ikut menitikkan air mata ketika kedua pengantin meminta izin pada orang tua masing-masing. Kanaya menangis terisak-isak di dalam pelukan Ibu serta Ayahnya begitupula ketika sampai pada giliran Ali sang Adik.

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang