Bab 10

3.1K 301 7
                                    


Prilly menghempaskan tubuhnya di atas kasur kamar hotel yang sudah dia booking untuk seminggu ke depan.

Prilly masih ingin berleha-leha sejenak sebelum menginjakkan kakinya di rumah atau tepatnya kediaman Sandoko.

"Tante bukan maksa atau ngejerumus kamu Nak. Tapi Tante rasanya tidak rela jika seluruh warisan Oma kalian jatuh ke tangan Mitha wanita penggila harta itu."

Prilly memejamkan matanya sejenak. Dia tahu sejak awal yang menjadi incaran Mitha adalah harta Sandoko. Sebenarnya bukan hanya Mitha tapi Papanya juga.

"Mas Haris akan mengambil alih Sandoko Group selama Oma koma dan Tante takut Papa kamu akan semakin menggila dengan kekuasaan dan jabatan yang dia miliki sekarang. Maaf Sayang bukan maksud Tante ingin menjelek-jelekkan Papa kamu tapi Tante rasa Kakak Tante itu sudah terlalu jauh berubah."

Prilly masih mengingat bagaimana wajah sendu Tante Linda ketika membicarakan Ayahnya. Prilly baru saja bertemu Tante Linda di rumah sakit mereka sama-sama ingin menjenguk Oma Yana yang sampai saat ini masih belum sadarkan diri.

Prilly mengusap wajahnya dengan kasar. Dia tidak ingin perjuangan Kakek dan Neneknya membangun Sandoko Group berakhir sia-sia karena ketamakan hati Ayahnya.

Haris Sandoko ingin menguasai seluruh peninggalan Ayahnya untuk dirinya sendiri. Kekayaan, jabatan dan kekuasaan benar-benar sudah membutakan hati seorang Haris Sandoko.

Jika boleh memilih maka dengan tegas Prilly akan memilih kembali ke Jerman dan melupakan semua yang terjadi disini dia ingin hidup bebas seperti yang selama ini dia lakukan tapi dia tidak tega membiarkan Oma dan Tante Linda ditindas oleh Ayahnya.

Tapi dia juga bingung harus melakukan apa Prilly memang sudah menyelesaikan gelar masternya tapi untuk memimpin perusahaan sebesar Sandoko Group rasanya dia belum mampu tapi jika di biarkan maka Ayahnya akan semakin menggila.

Sejak awal Prilly sudah menyuruh orang kepercayaannya untuk memata-matai kegiatan Haris, Mitha dan juga Tama. Hingga tak heran dia menerima laporan dan juga kiriman video-video tentang perselingkuhan Ayah dan Ibu tirinya.

Luar biasa sekali keluarganya jika dia menjadi sutradara mungkin jika difilmkan cerita keluarga mereka akan laku keras.

Terlalu banyak intrik dan kebohongan di sana. Semua terlihat sempurna dari luar namun cacat dari dalam.

"Mama apa yang harus Prilly lakukan?"

**

"Mami tahu kemarin tuh pas Prilly datang terus nolongin Kakak. Beuh keren Mi."

Sudah 2 hari berlalu dan Kanaya masih saja membahas perihal Prilly di setiap mereka berkumpul entah sarapan pagi, makan siang atau makan malam bahkan sedang bersantai sekalipun Kanaya masih terus menceritakan keberanian gadis yang bernama Prilly.

"Mami jadi pengen ketemu deh Kak."Ria menanggapi cerita putrinya.

"Harus Mami. Mami tahu nggak tuh artis sampai noyor-noyor kepala Kakak begini."Kanaya mempraktikkan bagaimana Salsa menoyor kepalanya. "Terus tiba-tiba Prilly datang terus nolongin Kakak deh."Serunya ceria.

Biyan juga sama antusiasnya mendengar cerita sang putri tentang sosok Prilly yang sudah terdengar begitu akrab di telinga mereka.

Hanya Ali yang memilih diam tak berkomentar apapun. Pria itu terlalu fokus pada sendok, garpu dan piring di hadapannya.

Saat ini mereka sedang makan malam di keluarga Hermawan makan malam bersama sudah wajib hukumnya jika tidak ada sesuatu yang mengharuskan mereka terutama dirinya dan Ali yang sering meeting dengan klien mereka namun sebisa mungkin mereka menolak pekerjaan jika sudah memasuki waktu malam kecuali mendesak.

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang