Bab 33

3.2K 357 30
                                    


TOLONG BACA NOTE AKU YANG DIBAWAH YAA.. 😚😚

**

"Kanaya."

"Kakak! Panggil aku Kakak! Kamu seusia Adek Ali jadi sudah seharusnya kamu memanggilku Kakak William."

William tertawa geli melihat gadis pujaannya sedang menggerutu dengan bibir manyun begitu menggemaskan. Ya Tuhan jika dia tidak takut Ali menendang bokongnya mungkin dia sudah melumat habis bibir manyun itu.

"Kenapa melamun? Kamu pasti melamunkan si Mila muka tua itu kan? Ngaku kamu!"Kanaya kembali menghardik William.

William mengernyit bingung. "Kamu cemburu sama Mila?"Tanya tidak paham.

Kanaya mendengus sebelum membuang muka enggan menatap William. Siang ini mereka memang sedang makan siang bersama. William tiba-tiba datang menyambangi butiknya lalu di sinilah mereka sekarang.

William menatap dalam Kanaya. Perempuan lugu meskipun usianya jauh lebih tua darinya dan Ali. Tapi keluguan dan kepolosan Kanaya inilah yang membuat dirinya begitu tertarik.

Oh ayolah! Selama ini dia hanya bermain-main dengan perempuan-perempuan yang mengejar-ngejar dirinya. Dia laki-laki tentu saja dia punya kebutuhan sedangkan Kanaya jelas bukan tempat pelampiasan kebejatannya.

Kanaya hanya akan dijadikan Ratu di keluarga kecil mereka nanti. Jika sudah sah maka dia akan menyentuh gadis ini tapi jika tidak maka William akan terus berpetualang.

Yayaya baiklah. Mulai sekarang dia akan berhenti berbuat nakal! Demi Kanaya tapi jika Kanaya terus menolak cintanya maka dia akan memakai cara paling ekstrem. Menghamili Kanaya. Benar lihat saja!

'Sentuh Kakakku dan aku potong benda kecil di selangkanganmu itu sialan!'

William mengerjapkan matanya kenapa tiba-tiba dia mendengar suara Ali. Dimana calon Adik iparnya itu?

William menoleh ke kiri dan kanan untuk memastikan keberadaan Ali. Dia benar-benar mendengar suara Ali tadi.

Kanaya memandang aneh kelakuan William. Pria itu begitu gelisah bahkan wajah yang biasa santai terlihat sedikit tegang. William kenapa ya?

"Wil kamu kenapa?"William menoleh menatap Kanaya tanpa menjawab. Kanaya sedikit bingung dengan tanggapan William tangannya dengan berani menggenggam tangan William.

"Kamu kebelet pup ya?"

Gubrak!

William nyaris terjengkang ke belakang. Dari sekian banyak pertanyaan kenapa harus itu yang ditanyakan Kanaya padanya.

Ini sebenarnya Kanaya polos atau bego sih?

Berdehem pelan William kembali berusaha tersenyum. Sialan! Bayangan suara Ali di otaknya benar-benar membuat dirinya tak nyaman.

Baru bayangan saja dia sudah kalang kabut begini bagaimana kalau Ali benar-benar mengetahui akal busuknya tadi.

"Kamu kenapa sih Wil? Kalau kebelet pup yaudah ke belakang sana. Wc di sini pasti bersih kok restoran mahal ini."Cerocos Kanaya membuat William sedikit pusing.

"Aku nggak kebelet Sayang. Lanjut makan gih! Katanya lapar."Kanaya memang mengadu lapar padanya sejak memasuki mobil tadi.

Kanaya merengut menatap William dengan bibir mencebik. "Kenapa lagi itu bibir manyun-manyun begitu? Kurang banyak makanannya iya? Pesan lagi gih!"

"Bukan itu!"Kanaya memukul pelan lengan William. "Aku biasanya kalau makan mie goreng sayurnya di pisahin sama Adek Ali."keluhnya manja.

"Ya udah tahu kamu pergi sama aku bukan Ali kenapa pesan mie goreng?"

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang