Bab 7

2.7K 279 12
                                    

"Selamat datang di Kanaya Butik."Sapaan ramah menyambut kedatangan Prilly saat pertama kali memasuki butik kenamaan di kota mereka.

"Selamat siang Mbak."Sapa Prilly ramah.

Hello! Dia bisa ramah juga kali hanya pada orang tertentu saja sikap sombong dan angkuhnya dia perlihatkan.

"Mohon maaf Mbak pemilik butik sedang melayani pelanggan lain. Bisakah Mbak menunggu sekitar 10 menit?"Karyawan butik itu terlihat tidak enak namun senyuman manis Prilly berhasil menenangkannya. "Tidak apa-apa Mbak. Saya akan menunggu."Jawab Prilly masih dengan nada ramah.

Karyawan itu terlihat menghembuskan nafas lega. Bukan apa-apa menurut informasi yang dia dapat pelanggan di hadapannya ini adalah putri konglomerat pemilik Sandoko Group.

Siapa yang tidak tahu perusahaan raksasa itu. Perusahaan itu bergerak di segala bidang bahkan memasuki ranah permodelan dan juga menaungi beberapa rumah produser yang menerbitkan artis-artis papan atas.

Entah apa sebabnya putri cantik pewaris Sandoko Group itu terkesan di sembunyikan dari publik berkat kekuasaan dan kedudukannya Haris Sandoko berhasil membungkam mereka-mereka yang mencari tahu tentang keberadaan putrinya bahkan tidak banyak yang tahu bagaimana keadaan keluarga besar Sandoko.

Tapi setelah ini masyarakat akan mulai mengenal siapa putri cantik yang selama ini di sembunyikan oleh Haris Sandoko.

Prilly terlihat nyaman di sofa sambil membaca beberapa majalah yang sengaja dibawa untuk dirinya bahkan meja di depannya sudah penuh dengan berbagai macam makanan dan juga minuman. Prilly benar-benar dijamu layaknya tamu penting.

"SEBENARNYA LO BISA KERJA NGGAK SIH HAH?!"

Prilly mengernyit bingung ketika mendengar teriakan keras dari arah dalam butik. Prilly duduk di depan dekat dengan pintu masuk Kanaya Butik.

"GUE UDAH BILANG INI KEKECILAN NGGAK BISA GUE PAKEK. OTAK LO DIMANA SIH PAS NGEJAHIT BAJU GUE."

Prilly beranjak dari duduknya telinga benar-benar sudah gatal mendengar teriakan suara cempreng entah milik siapa.

Prilly berjalan mendekati arah suara di dalam sana dia melihat sosok wanita tinggi sedang menunjuk-nunjuk bahkan menempeleng seorang gadis yang diyakini Prilly sebagai pemilik butik karena pakaian wanita itu berbeda dengan karyawan di sini.

"Tapi Mbak pas fitting kemarin kami udah ukur pas dengan ukuran Mbak dan kami nggak mungkin salah menjahitnya."Wanita itu memberi pembelaan. Entah kenapa Prilly merasa kasihan ketika mendengar suara wanita itu sedikit bergetar.

"YA BUKTINYA INI NGGAK MUAT DI BADAN GUE BEGO'!"

"Ya itu tandanya lo gendutan!"Sambar Prilly dengan santai.

Semua mata yang berada di sana sontak menatap kearah Prilly yang berjalan santai menuju kearah mereka.

"Lo siapa?"Tanya wanita yang baru saja marah-marah karena gaunnya tidak muat di tubuhnya.

"Gue pelanggan sama kayak lo."jawab Prilly kini dia sudah berdiri tepat di hadapan wanita sombong itu.

"Lo gimana sih gue pelanggan VIP butik ini kenapa lo biarin orang lain masuk ke ranah gue. Lo nggak tahu gue artis terkenal."

Prilly menaikkan alisnya tangannya langsung bergerak menahan tangan wanita yang mengaku artis terkenal ketika wanita itu ingin menoyor kepala Kanaya.

"Jangan berani-beraninya lo sentuh mereka!"Ancam Prilly penuh peringatan.

Salsa -Artis terkenal- kontan menarik lengannya dari genggaman Prilly namun tidak semudah itu ketika Prilly dengan penuh tenaga meremas kuat lengan kurus itu.

"Lepasin jalang!"Salsa sangat hobi mengumpat ternyata.

Dengan sekali sentak Prilly melepaskan lengan wanita itu bahkan tubuh Salsa ikut terhempas dan menabrak manekin di belakangnya.

"LO!!"Teriak Salsa berang.

"Mbak nggak apa-apa?"Prilly sedikit iba melihat Kanaya mengusap air matanya. "Nama aku Kanaya."Prilly tersenyum geli melihat wanita di hadapannya ini di saat genting seperti ini masih sempat mengajak berkenalan.

Dengan ramah Prilly menyambut tangan Kanaya. "Prilly. Namaku Prilly."

"Kepala ku sakit di toyor dia."Adu Kanaya dengan wajah imutnya yang sudah bersimbah air mata.

Prilly mengusap pelan pipi Kanaya entah kenapa dia benar-benar merasa kasihan pada wanita ini. Padahal biasanya dia paling malas berhubungan dengan orang-orang yang tidak dia kenali.

"Nggak apa-apa jangan nangis nanti aku balas toyor kepala dia."Jawab Prilly sambil mengusap kepala Kanaya pelan.

Jika di lihat wanita imut di hadapannya ini jauh lebih tua dari dirinya tapi kenapa bisa bersikap kekanakan begini. Fikir Prilly.

Namun semua pemikiran itu buyar ketika Prilly merasakan sengatan rasa sakit saat wanita bernama Salsa itu dengan berani menjambak rambutnya.

"Lepasin!"Prilly masih berusaha menahan diri. "JANGAN HARAP! GUE BAKAL BALAS LO JALANG!"

Habis sudah kesabaran Prilly.

"Jangan salahin gue kalau wajah mulus lo hancur di tangan gue."

**

Ali baru saja memarkirkan mobilnya saat menyadari butik Kakaknya sedang dipenuhi oleh orang-orang yang entah dari mana asalnya.

Mereka seperti berbondong-bondong ingin memasuki butik Kanaya namun di halangi oleh beberapa orang penjaga yang memang ditugaskan menjaga keamanan Butik.

Dengan cepat Ali melangkahkan kakinya memasuki Butik Kanaya perasaannya tiba-tiba tidak enak dia takut terjadi hal buruk pada Kanaya.

Ali menerobos manusia-manusia yang berkumpul didepan Butik. Tanpa mengatakan apapun lagi Ali segera memasuki butik Kanaya.

Matanya nyaris menggelinding saat melihat dua orang wanita sedang bergulat lebih tepatnya menahan gulat. Yang Ali lihat satu wanita yang berada di atas wanita lainnya terlihat begitu beringas menjambak bahkan mencakar wanita di bawah nya yang sudah menangis meraung.

Melemparkan tas Kanaya Ali segera menarik wanita beringas itu jika dibiarkan lawannya akan mati.

"Lepasin! Gue bakal kasih tahu si Jalang itu cara bermain dengan benar!"Ali sekuat tenaga menahan rontaan wanita yang tanpa sadar sudah berada dalam pelukannya.

Kanaya tidak lagi menangis bahkan wajah bahagianya berganti kecewa ketika Ali datang memisahkan pergumulan yang seru di hadapannya.

"Yah Ali kenapa dibubarin kan seru."Keluhnya dengan suara manja seperti biasa.

Ali tidak menghiraukan protesan Kakaknya dia sedang sibuk menahan wanita yang meronta-ronta dalam pelukannya.

"Bawa wanita itu ke ruangan Kanaya. Diluar banyak orang."Perintah Ali yang segera dilaksanakan oleh karyawan Kanaya.

Salsa masih terisak-isak ketika dibantu berdiri oleh karyawan Kanaya kondisinya benar-benar memprihatinkan bahkan gaun yang menjadi biang masalah dalam kejadian ini sudah hancur mengenaskan.

"MUKA GUE. WHUAAA!!"

"DIAM!"

Salsa seketika menghentikan tangis lebaynya ketika mendengar teriakan Prilly. Dengan cepat Salsa menarik lengan karyawan Kanaya dia tidak ingin berada disekitar wanita beringas seperti Prilly bisa-bisa bukan cuma gaun tapi wajahnya juga diacak-acak oleh gadis itu.

"Iihh Ali lepasin. Kasihan Prilly kegencet begitu."Kanaya langsung protes pada Adiknya.

Ali seakan baru tersadar dari apa yang dia lakukan terlebih posisi mereka benar-benar berdempetan saat ini. Dada mereka melekat erat bahkan tanpa sengaja Ali menunduk dan seketika matanya membulat saat melihat gundukan indah milik gadis dalam dekapannya.

"Ouh shit! Mata suci gue!"

*****

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang