Hai. Aku Park Jihyo dan sekarang aku sedang buru buru memasukkan buku-buku pelajaranku yang bejibun jumlahnya.Aku bisa mendengar Ibuku meneriaki namaku.
Artinya aku harus segera turun, sarapan, dan berangkat ke sekolah.
Untungnya, sekolahku dekat, jadi tidak akan memakan banyak waktu untuk kesana.
Sekitar sepuluh menit dari rumah,
dan sekarang baru pukul 6.30.
Masih tersisa tiga puluh menit sebelum gerbang sekolah ditutup.
Setelah selesai mengepakkan barang-barangku, segera kuselesaikan sesi sarapanku agar bisa segera berangkat sekolah.
"Jihyo, mau bawa bekal?" Mamaku, Park Bo-A, yang kemudian kembali ke nama lahirnya, Kwon Bo-A setelah Ayahku meninggalkan kami.
"Mau!"
"Pulang jam berapa nanti?"
"Entahlah, kurasa lebih telat, aku mau mampir perpustakaan dulu"
Mama memasukan kotak makanku ke dalam tas bersamaan dengan memasukkan botol minumku.
"Ayo berangkat, mama perlu bertemu dengan orang penting pagi ini"
Mamaku seorang produser musik di salah satu agensi besar yang ada di Korea. Kerjaan mamaku inilah yang membantu kami hidup selepas Ayah meninggalkan kami. Aku ingat betapa Ayah bersikukuh ingin meminta Mama segera berhenti bekerja.
Untung saja Mama cukup pintar untuk tidak mendengarkan lelaki tukang selingkuh itu.
Sejak saat itu kami tinggal berdua, aku dan Mama menjadi teman terbaik satu sama lain. Sementara Ayah? Entah, aku tidak pernah mendengar kabarnya lagi setelah lima tahun yang lalu.
Mama mengantarkanku ke sekolah. Melesak diantara mobil-mobil mewah milik teman-temanku.
Teman?
Sebenarnya, aku tidak terlalu punya teman.
Aku tahu nama mereka
Namun, aku tidak terlalu nyaman untuk berteman lebih dekan dengan mereka.
Entahlah,
Sejak melihat Ayah dengan selingkuhannya lima tahun lalu, aku tidak bisa mempercayai siapapun selain Mama. Aku tidak suka berbincang terlalu banyak dengan orang, hal itu selalu berhasil membuatku tidak nyaman dan takut bisa saja aku salah bicara dan akhirnya membuat mereka membenciku? Ugh. Menyeramkan.
Jadi,
Aku tidak punya teman.
Tidak apa-apa
Aku tidak terlaku butuh teman, kok.
Tanpa mereka aku tetap bisa datang ke sekolah dengan damai, belajar dan mendapatkan nilai yang baik, walaupun menjadi sosok yang tidak terlihat untuk orang-orang disekolahku, aku merasa lebih nyaman begitu.
Aku menggotong tasku, membelah kerumunan manusia yang ramai-ramai memasuki gedung sekolah sebelum gerbang ditutup.
"Heei! Lihat! Tumben mereka telat"
"Whoa, akhirnya aku bisa masuk sekolah bersamaan dengan mereka"
"AAAAA!!!! SEOUL GANG?!!"
"Seoul Gang?"
"Kamu tidak pernah dengar 127 Gang?"
"AH!! ITU MEREKA??!!"
Jelas sekali mereka sedang membicarakan tentang mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/215769495-288-k767189.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMONS SAYS: PLAY THE GAME
Fanfiction[Jihyo Twice X NCT 127] [COMPLETE] Permainan yang mereka mainkan berujung pada petaka yang mengejar mereka. Johnny, Yuta, dan Jaehyun tidak tahu bahwa langkah mereka untuk memainkan Jihyo merupakan gerbang neraka bagi mereka, bahkan untuk teman-tema...