Treasure Game

514 87 1
                                    

Jihyo mengeratkan jas Jaehyun yang memeluk tubuh bagian belakangnya. Cukup membuat ia merasa hangat setelah dari tadi menahan dingin yang menusuk tulangnya.

"Ok, akan kubantu kamu menang setelah itu aku harus pulang" ucapnya pada Jaehyun.

Lelaki itu hanya menoleh, kemudian lanjut berjalan menyisir hutan.

"Aku juga mau pulang, party macam apa ini"

"Kan kalian yang mengaturnya sendiri?"

"Bagian ini, tidak ada yang tahu kalau akan terjadi selain Jungwoo. He has a lot of surprises but this one, not a good type of surprise"

"Kalau gitu ayo segera cari barangnya" Jihyo hanya mampu menahan kekehannya melihat bahwa tidak hanya ia yang merasa kesal karena tidak bisa pulang, lelaki disampingnya juga merasakan hal yang sama.

"Bagaimana kabar Mama mu?" tanpa melihat ke arah Jihyo, Jaehyun melanjutkan percakapan mereka.

Walaupun mereka bersama kelompok lain menyusuri hutan yang sama, tetap saja rasanya sepi dan .. mengerikan.

"Baik" Jihyo mengernyitkan keningnya bingung, "Kenapa?"

"Beliau memintaku menjagamu" lelaki itu kemudian menoleh kearahnya, "Sayangnya aku masih belum bisa menjagamu"

Dia bicara tanpa ekspresin yang pasti, membuat Jihyo canggung.

"Jangan dipikirkan, mamaku hanya basa-basi biasa"

"Kau yakin?"

"Iya, mamaku memang begitu"

"Aku kaget dia masih ingat namaku padahal aku bertemu dengan mamaku cuma sekali" ucap Jaehyun, "Itupun hanya karena sekedar mengantarmu pulang"

Jihyo merasa pipinya mulai hangat.

Ah, ia kesal ketika ia hanya mampu melihat kearah sorot lampu senter yang dinyalakan Jaehyun.

"Haha, m-mamaku memang begitu"

"Bukan karena kamu pernah menceritakan aku ke Mama mu kan?"

Jihyo bisa merasakan pipinya kian memanas mendengar kalimat Jaehyun.

"T-tidak! Tentu saja tidak" ucapnya cepat untuk menutup rasa gugupnya.

"Hm? Benarkah?"

"Haha" Jihyo hanya menimpalinya dengan tawa. Memalingkan wajahnya dari Jaehyun dengan menatap setiap langkah yang ada didepannya. Sekaligus jaga-jaga agar ia tidak tersandung dan tidak menyusahkan lelaki itu.

Tidak, ia tidak—belum—pernah menceritakn tentang siapapun pada Mamanya. Sekedar mengenalkan mereka—Jaehyun dan Yuta— sebagai teman barunya memang ia lakukan. Tapi, ia tidak yakin kalau hal itu bisa membuat Mama nya mengingat dengan jelas nama teman-temannya. Setahu dia, Mama nya bukan tipe orang yang cepat hapal dengan nama orang.

Mungkin pengecualian untuk Jaehyun karena lelaki itu adalah orang pertama selama masa SMA nya yang mengajaknya belajar bersama diluar.

Atau.. karena memang ia pernah cerita ke Mama nya?

"Jangan tanggapi Mamaku dengan serius, beliau memang begitu orangnya"

"Tidak, aku tidak menanggapinya dengan serius. Tapi, aku senang Mama mu masih ingat namaku"

Jihyo hanya diam menanggapi Jaehyun. Ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Bahkan, ia tidak sanggup melihat lelaki itu yang berjalan disampingnya. Tepat disampingnya. Tidak pernah ia bayangkan bahwa suatu saat ia dapat berjalan beriringan dengan Jaehyun.

Namun, hal itu terjadi sekarang.

Sementara Jaehyun tidak mau memaksa gadis itu untuk meresponnya. Ia tahu Jihyo sedang mengalihkan wajahnya darinya dengan terus menatap kebawah.

SIMONS SAYS: PLAY THE GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang