Monday

455 84 3
                                    

Sekolah terasa ... menyeramkan? Lebih menyeramkan dari biasanya.

Jika biasanya hal yang aku takuti ketika melangkahkan kakiku ke sekolah hanyalah karena segudang kuis dan ujian, kali ini mendapatkan tambahan, teror.

Perundungan yang sebelumnya kudapatkan tanpa alasan yang jelas membuatnya sedikit lebih jelas.

Teror.

Pertanyaannya, kenapa aku bisa masuk ke dalam lingkaran teror ini?

Terus menerus.

Aku menutup lokerku setelah mengambil buku biologi. Ada kuis dan aku merasa pelajaran yang kemarin kupelajari bubar dari kepalaku. Seakan semua materi yang kubaca tidak terserap dengan baik.

Gimana bisa aku mendapatkan ranking sepuluh umum kalau begini?

Aku mengusak kepalaku, perasaan gusar mengepungku dan aku benci itu.

"Hei?"

Aku bisa mendengar sebuah suara disampingku. Namun, aku juga yakin itu bukan ditujukam untukku.

Sudah sangat sering terjadi.

Karena apa? Benar. Keberadaanku tidak terlihat oleh siapapun disekolah ini.

Nilaiku yang bagus? Tidak sebagus mereka, anak SeoulGang.

Kehadiranku? Tidak sepenting mereka, anak SeoulGang.

Teman? Tokoh fiksi dalam hidupku.

Apalagi?—

"Jihyo"

Pikiranku yang semrawut terhenti ketika aku mendengar seseorang menyebut namaku.

Belakangan ini, rasanya tidak terlalu terkejut mendengar ada orang yang menyebut namaku.

Pertama, karena aku berkenalan dengan Johnny, Jaehyun, dan Yuta yang menjadikan belakangan ini aku mendengar namaku dipanggil kemudian mendapat tatapan sinis dari anak seisi sekolah setelahnya. Lalu, aku juga ingat betul namaku disebut saat prosesi perundungan berlangsung, dan beberapa hari yang lalu aku datang pesta ulang tahun teman sekolahku, terjebak dalam permainan mengerikan, dan beberapa kali mendengar namaku disebut-sebut melalui pengeras suara.

Kurasa aku mulai terbiasa.

Aku menoleh dan melihat Johnny berdiri dibelakangku.

Oh, wah, sedang mimpi apa lagi aku kali ini?

"Oh? Hai, Johnny"

"Kamu tidak apa-apa?"

Oh, wah. Kali ini aku terkejut.

Pernahkah terbayangkan oleh kalian suatu hari Johnny akan datang menepuk pundakmu dan bertanya apakah kamu baik-baik saja dengan mata penuh sinar khawatir seperti yang sedang aku saksikan sekarang?

Tidak?

Sama.

"Maksudku, setelah kemarin dari pestaku yang hancur itu"

"Aku baik-baik saja, bagaimana dengan lukamu?"

"Untung saja kamu mengeceknya untukku, terima kasih" dia tersenyum dengan sangat lebar, "Tapi lukaku tidak apa-apa dibandingkan yang lainnya"

"Yuta?"

Oh ya, bagaimana dengan Yuta yang sudah berbaik hati menjemputku dan mengajakku ke pesta itu?

Terakhir kali melihatnya, ia punya luka lebam sampai harus dibantu Mark untuk berjalan masuk UGD.

Johnny mengernyitkan keningnya dalam hitungan detik dan seketika berubah menjadi ekspresi datar.

SIMONS SAYS: PLAY THE GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang