Page 1 -
Hi.
Namaku, Haechan
Aku hanya pengecut yang sembunyi dibalik sastra.
Tulisanku terbentuk atas kehadiran gadis itu melewati pandanganku.
Kamu terlihat selalu sendiri, tapi aku terlalu congkak untuk berani mendekati.
Kamu terlihat selalu sendiri, tapi wajahmu mengatakan bahwa tidak ada yang sepi.
Aku.. iri.
Kamu berjalan tanpa mata mereka menghunusmu, menatap detail gerak-gerikmu untuk mereka cemooh.
Sementara pada kasusku, huh, mereka tiap detik mencoba menarik bajuku agar mendapatkan atensiku. Mengerikan.
Tidak ada yang mengerubuni mejamu, tidak ada yang mencoba menjilatmu, tidak ada yang berniat mendekatimu.
Mereka rugi, sebenarnya. Didepan mereka ada mawar yang indah, namun berkat duri yang dimiliki membuat mereka tidak berani mendekat.
Tahukah mereka bahwa kamu seindah itu?
Matamu besar, mengirimkan kenyamanan. Pipimu merona, seakan seseorang baru membuatmu tersentuh, kulitmu yang halus dan entah telah berapa kali kutahan diriku untuk tidak sembarangan mencari celah untuk menyentuhmu.
Tidak seperti yang lainnya, kamu tidak melihatku sebagaimana mereka yang lain menatapku.
Kamu menatapku seperti manusia biasa, aku sudah lama tidak merasakan tatapan itu.
Haruskah kusapa kamu?
Bisakah kita berteman?
Bisakah—?
Uh—
Aku, takut. Tepatnya, khawatir, kalau aku dan teman-temanku datang pada waktu yang sama ke sekolah dengan dirimu. Ugh, aku benci mereka menerobos tubuhmu, seakan kamu sedang tidak berpijak disana.
Maaf, aku tidak tahan dan menegur mereka, menunjukmu dan membuatmu dihujani perhatian mereka.
Aku bisa melihatmu takut dan panik, aku merasa sangat egois tentang itu.
Pagi itu aku ke atap sekolah, menenangkan fikiranku dengan menyendirikan diri kesana.
Kau tahu,
Dia menemaniku disana.
Dia bertanya padaku.
"Oh, kamu suka dia?"
Aku tanpa ragu mengakuinya.
"Mau kubantu?"
Mataku juga berbinar mengiyakan.
"Lakukan sesuai perintahku"
Aku hanya mengernyitkan kening kemudian mengiyakan.
"Untuk meraih perhatiannya, kenapa kamu tidak menjadi pahlawan untuknya saja? Maksudku, akan lebih mudah untuk dia mengetahui mengapa ia nyaman didekatmu. Itu akan memudahkanmu"
Aku tidak mengerti maksudnya.
"Akan kubuatkan skenario"
Aku hanya tertawa. Skenario? Dia pikir hidupku ini film?
"Dia akan diganggu teman-teman yang lain lalu kamu datang menyelamatinya. Aku yakin, dia akan berterimakasih padamu untuk itu dan tidak lamaa taraa dia akan menyukaimu. Sangat menyukaimu"
HAHAHA apaan?
"Tapi kamu, jangan bikin itu terlalu mudah untuk dia"
Hm?
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMONS SAYS: PLAY THE GAME
Fanfiction[Jihyo Twice X NCT 127] [COMPLETE] Permainan yang mereka mainkan berujung pada petaka yang mengejar mereka. Johnny, Yuta, dan Jaehyun tidak tahu bahwa langkah mereka untuk memainkan Jihyo merupakan gerbang neraka bagi mereka, bahkan untuk teman-tema...