[9 Mei]
Jihyo meregangkan tubuhnya.
Minggu depan adalah ujian akhir semester dan dia masih harus membantu Mamanya berkutat dikantornya.
Kerjaan Mamanya begitu banyak karena ada projek baru. Sudah biasa baginya untuk ikut menyortir data dan melakukan beberapa hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang asisten.
"Pokonya setelah lulus nanti Mama harus merekrutku" gumamnya.
Mamanya terkekeh.
"Dah sana pulang" Mamanya mengecup kepalanya, "Terima kasih, sayang"
"Mama pulang belakangan?"
"Hm-m, masih banyak yang harus diselesaikan. Kamu juga harus belajar, kan?"
Jihyo menganggukkan kepalanya.
"Oh, kamu mau pulang bersama temanmu yang trainer itu?"
"Tidak usah, aku pulang sendiri saja. Dah Mama!"
Ia melambaikan tangannya sebelum pergi dari kantor Mamanya.
Tas kecilnya tersampir disisi tubuhnya dan turut bergoyang tiap kali dia melangkah menuju halte terdekat.
Masih ada sekitar satu setebgah jam sebelum bisnya datang. Jihyo menghela nafasnya kala dia melirik kearah jam tangannya. Sembilan puluh menit bukan waktu yang sebentar.
Matanya mengarah ke salah satu kedai kopi tempat dia dan Mamanya sering hampiri. Berada tepat di seberang halte.
Maka, dia melebarkan langkahnya menuju kafe itu.
Padahal, kemarin dia baru saja mampir kesana. Namun, dia rasa tidak masalah daripada harus masuk ke kantor Mamanya lagi hanya untuk menunggu bis.
Tangannya mendorong pintu dengan tulisan 'open' yang tergantung dibagian tengahnya. Kemudian, dia langsung mengambil antrian untuk segera memesan minumannya
Pelanggan hari ini lebih ramai dari biasanya, menurutnya. Paling tidak, biasanya antriannya tidak sepanjang ini.
Namun, baginya tidak masalah. Semenjak sudah jadi langganan untuk dia dan Mamanya, akan susah untuknya mencari kedai kopi lain yang menawarkan cita rasa yang sama.
"Sore Jihyo" Ibu Kim, si pemilik kafe sekaligus yang tengah menjaga kasir menyapanya, "Ice Americano?"
Jihyo mengangguk dengan simpul senyum yang dia buat, "Seperti biasa"
"Ei, tidak apakah anak muda sepertimu minum kopi setiap hari?"
"Tidak apa-apa, asal jangan bilang ke Mama"
Ibu Kim terkekeh, "Yah, semenjak anak muda sepertimu menjadikan kopi sebagai lifestyle, kafeku jadi semakin laris"
"Sama sama~"
"Tapi kalau kamu besok beli lagi, akan kuganti dengan susu coklat"
Jihyo mengerucutkan bibirnya, "Aaaaahh jangaaan"
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMONS SAYS: PLAY THE GAME
Fanfiction[Jihyo Twice X NCT 127] [COMPLETE] Permainan yang mereka mainkan berujung pada petaka yang mengejar mereka. Johnny, Yuta, dan Jaehyun tidak tahu bahwa langkah mereka untuk memainkan Jihyo merupakan gerbang neraka bagi mereka, bahkan untuk teman-tema...