Jaehyun duduk dengan menopang tangannya.
Ia mencengkram rambutnya yang tebal.
"Lagi?!" ucapnya seraya menahan teriakannya, "Taeyong, ini dua kali berturut-turut"
"Kamu pikir aku juga menginginkan semua ini?" Taeyong termenung, ia cukup frustasi belakangan ini.
Mereka saling bertukar pandang, sampai akhirnya langkah Jihyo memecahkan ketegangan diantara keduanya.
Gadis itu baru saja mengganti pakaiannya yang dipenuhi bekas makanan dan siraman susu dengan sweater Jaehyun.
Roknya masih basah karena ia menghabiskan waktu yang cukup lama untuk duduk didalam bilik toilet.
Sayangnya, ia lupa membawa pakaian olahraga, maka gadis itu tetap mengenakan roknya.
Mungkin, ia akan berdiri sampai roknya mongering.
"Sebentar"
Taeyong melesat ke salah satu ruangan dalam markas mereka, kemudian keluar membawa celana olahraga.
"Pakai ini, rokmu pasti masih basah kan?"
"T-tapi"
"Pakai dulu saja. Itu sisa pakaian tahun ajaran baru yang belum dikembalikan. Jadi, bukan punya siapa-siapa, kamu bisa mengambilnya"
"Terima kasih"
Mata Jihyo berkaca-kaca.
"Cepat ganti sana"
Sementara Taeyong menenangkannya dengan menepuk bahu gadis itu.
Jihyo kembali melesak ke ruang ganti kamar mandi markas mereka. Markas 127 gang ternyata jauh lebih bagus dari yang dia ekspektasikan.
Markas ini benar-benar seperti rumah. Ada ruang tengah, tiga kamar dengan ukuran yang cukup kecil namun masih nyaman untuk digunakan beristirahat, satu kamar mandi, satu ruang dapur, dan terdapat satu ruang belajar yang bisa diasumsikan lebih digunakan sebagai ruang nge-game. Laptop, keyboard, headphone, segala perlengkana gaming lengkap disana, dan beberapa buku yang tertata rapi pada rak menghiasi bagian belakangnya.
Sekeluarya mengganti pakaian, Jihyo memasukkan semua baju kotornya ke dalam tas plastik yang diberikan Taeyong.
"Jihyo, sini"
Taeyong melambaikan tangannya, mengajak Jihyo untuk segera duduk.
"Jadi, apakah pelakunya masih sama?" tanya Jaehyun seraya menatap Jihyo yang terlihat masih kaget atas apa yang baru saja terjadi padanya. Sulit bagi Jihyo untuk tenang, sulit baginya untuk membalas tatapan Jaehyun.
Jihyo hanya mampu menganggukan kepalanya.
"Apa lagi yang kamu ketahui?" tanya Taeyong
"Yang pasti dia anak orang kaya, aku bisa mencium parfum mahalnya" ucap Jihyo.
"Katakan pada kami semua yang kamu ketahui" Jaehyun mengulurkan segelas air untuk Jihyo, "Kami akan segera mencari tahu siapa pelakunya"
Jihyo meraih gelas air yang diberikan Jaehyun, meneguknya sekali untuk meredam getaran ditubuhnya yang masih belum bisa berhenti.
Jaehyun menepuk bahunya, "Kau bisa percayakan ini pada aku dan Taeyong, jangan takut, ok?"
"Pelakunya sekitar, 3? 4? aku tidak tahu pasti, mereka pakai sepatu yang sama, berwarna hitam polos, yang pasti satu orang adalah laki-laki"
"Hm?"
"Iya, suara mereka memang terdengar sama, namun aku melihat celana sekolahnya. Orang itu hanya memberi perintah dan beberapa perempuan lainnya yang menyentuhku. Maaf, aku tidak tahu pasti bagaimana postur tubuh mereka, rambut mereka, dan yang lainnya, mereka menutup kepalaku dari belakang, tubuhku dihadapkan ke tembok lalu mereka menyiramku dari belakang. Mereka selalu berada dibelakangku"
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMONS SAYS: PLAY THE GAME
Fanfiction[Jihyo Twice X NCT 127] [COMPLETE] Permainan yang mereka mainkan berujung pada petaka yang mengejar mereka. Johnny, Yuta, dan Jaehyun tidak tahu bahwa langkah mereka untuk memainkan Jihyo merupakan gerbang neraka bagi mereka, bahkan untuk teman-tema...