"Ugh,"
Lelaki itu hanya tertawa melihat temannya tengah berdiri didepannya dan merapikan bajunya.
"Bukankah seharusnya kamu siap-siap untuk acaramu sekarang?"
"Aku harus menjamu tamuku yang belum bisa hadir malam ini" Jaehyun mengedikkan bahunya.
Haechan terkekeh, "Kadomu disana"
"Kamu menyiapkan kado untukku?"
Haechan memutar matanya, "Kamu kesini hanya untuk itu, kan?"
"Salah satunya" Jaehyun memamerkan senyumnya yang lebar kemudian duduk disamping Haechan, "Pembacamu tidak marah karena kamu tiba-tiba menghilang?"
Haechan tertawa, "Kurasa mereka menggila di section komentarku. Tentu mereka tahu aku sedang sakit"
"Yah, mereka semua tahu kamu Haechan"
Haechan mengernyitkan keningnya, "Aku kira tidak satupun dari kalian akan membaca tulisanku"
"Kamu selalu meributkan hal itu dan mau tidak mau aku membaca semuanya" Jaehyun memperbaiki lengan bajunya, "Aku, Jungwoo, Taeyong, sejauh yang kutahu kamilah pembaca setiamu"
Haechan menganggukkan kepalanya.
"Tidak bisakah kamu membuat endingnya sekarang?"
Haechan menoleh kearah Jaehyun, "Aku juga berharap bisa membuat part endingnya sekarang"
"Kenapa memangnya?"
"Ceritanya belum selesai"
"Tidak bisakah kamu menghentikannya sekarang?"
Barulah kemudian Haechan benar-benar menatap mata Jaehyun yang tengah memohon padanya.
Haechan menghela nafasnya.
"Entahlah, aku tidak mau memperparah keadaan. Kalaupun sekarang kutuliskan endingnya, tidak akan mengubah apapun karena dia selalu melakukan apapun yang ia inginkan. Kau tahu itu, Jaehyun"
Selalu.
Lelaki itu selalu ingin mendapatkan apapun yang ia mau dengan melakukan apapun yang ia inginkan.
"Valentine Awarding Night, teror kedua. Kamu sudah atur rencana?"
Jaehyun mengernyitkan keningnya.
"Buatlah segera dengan Taeyong, aku tidak mau menjenguk temanku di rumah sakit" Haechan terkekeh, "Aku juga ingin cepat-cepat keluar dari sini"
Jaehyun membalas perkataan Haechan dengan tawanya.
"Aku bosan melihatmu, tahu? Dari semuanya, hanya kamu yang paling sering datang. Bahkan jiwa kompetisimu sampai segitunya untuk menjadi orang yang paling sering menjengukku"
Jaehyun terbahak, "Aku harus selalu menang"
"Apakah untuk masalah ini kamu juga akan menang?"
Tatapan Jaehyun melembut seiring menatap Haechan yang menyimpan luka dibalik sinar matanya.
"Haechan, aku hanya ingin menghentikan ini semua"
"Aku tahu.."
"Apa yang ingin kamu sampaikan?"
Haechan mengernyitkan keningnya, "Maksudmu?"
"Untuk Jihyo"
Lelaki itu membuka matanya dengan lebar.
"Maaf, Haechan. Aku benci ini tapi aku harus melakukannya" Jaehyun merundukkan kepalanya, "Aku akan menjadi kekasih Jihyo malam ini"
"Jaehyun-ah—"
KAMU SEDANG MEMBACA
SIMONS SAYS: PLAY THE GAME
Fanfiction[Jihyo Twice X NCT 127] [COMPLETE] Permainan yang mereka mainkan berujung pada petaka yang mengejar mereka. Johnny, Yuta, dan Jaehyun tidak tahu bahwa langkah mereka untuk memainkan Jihyo merupakan gerbang neraka bagi mereka, bahkan untuk teman-tema...