berkorban kemeja

4.8K 247 1
                                    

Setelah Iqbaal memaksa utk bertanggung jawab,sekarang dia sedang memikirkan bagaimana caranya memutuskan Zoya,lusa Zoya akan kembali ke Jerman,Iqbaal pun selalu berharap jika Vanesha hamil anaknya,aneh memang hahaha,,,
Jika Vanesha hamil,maka Iqbaal akan lebih mudah memaksa Vanesha tetap tinggal di sisinya,beberapa hari yg lalu hatinya masih utuh utk Zoya,tp tidak utk sekarang,Zoya sudah keluar,Vanesha yg hanya menyelinap sudah menjadi penghuni di hatinya.
Zoya dulu perempuan yg special dimata Iqbaal,semua yg ada pada diri Zoya adalah candu,semua yg di ucapkan Zoya adalah sebuah kejujuran,sedangkan sekarang?Iqbaal merasa semua yg ada pada diri Zoya tdk ada yg special,semua ucapan dr Zoya hanyalah bullshit,misalnya saat ini Zoya sedang terang-terangan mengatakan bahwa dirinya tdk menyukai Vanesha
"Dari dulu memang kalian gak pernah akur?"tanya Iqbaal
"Iyah"jawab Zoya
"Dia sangat menyebalkan,Papa dulu sering membelikan dia barang-barang mewah,benar-benar manja"lanjutnya
"Wajar doong,bukankah seorang Ayah ingin yg terbaik untuk anaknya?"tanya iqbaal
"Tapi dia sangat manja baal"jawab Zoya
"Lalu kenapa dia tdk ikut dgn kalian tinggal di Jerman?"tanya Iqbaal
"Dia menolak,katanya dia tdk ingin pergi dr Indonesia,karna mendiang Mamanya"jawab Zoya
"Apa dia d sini punya kekasih?"tanya Iqbaal
"Dulu punya,tp setahuku sekarang tidak"jawab Zoya
"Emmmsss yg aku dengar dr Papa,Yofan kekasihnya Sasha itu selingkuh atau gimana gitu,tp itu beberapa thn yg lalu,gak tau sekarang dia punya kekasih baru atau tidak"lanjutnya
Tanpa sadar iqbaal tersenyum,ia merasa masih banyak jalan utk mendapatkan Vanesha
"Sasha itu dulu punya segalanya,selain punya Papa yg begitu sayang pada dia,dia juga selalu jd pusat perhatian banyak orang,jiwa sosialnya sangat tinggi,persis seperti Mamanya,dulu Mamanya adalah donatur tetap di beberapa Panti Yatim Piatu"kata Zoya
"Kenapa kamu tdk bisa akur dgn dia?"tanya Iqbaal
"Dia menyebalkan baal,pokoknya aku tidak suka"jawab Zoya
"Ketidak sukaanmu itu karna iri Zo"ucap Iqbaal
"Kenapa km malah belain dia sii?pacarmu itu aku!!aku yg seharusnya kamu bela"ungkap Zoya
"Bodoh!!seharusnya gue gak bilang begitu di depan Zoya"gerutu Iqbaal dlm hati.
Iqbaal menarik nafas dalam,kemudian membuangnya secara perlahan
"Sekarang kita pulang yaa?"ucap Iqbaal,namun bukan jawaban yg Iqbaal terima justru sebuah ciuman yg ia rasakan saat ini,dulu Iqbaal sangat menyukai ciuman Zoya,bagi Iqbaal Zoya sangat ahli dlm berciuman,namun sekarang tidak,bibir Zoya sdh tdk semanis dulu,lidahnya pun terasa hambar,namun Iqbaal masih mempertahankan ciumannya,sesekali ia mencoba rasa yg dulu,sayangnya iqbaal tdk menemukan,justru wajah Vanesha yg muncul ke dlm fikirannya
''Siaall!!!dlm keadaa ciuman seperti saja,Vanesha bisa membuat bimbang,perasaanku benar-benar sdh mati utk Zoya"ungkapnya dlm hati.

Vanesha Pov

Fikiran bisa saja menciptakan segala angan,namun sekali Hatilah yg menjadi nahkodanya,jika manusia bisa membodohi dirinya sendiri dgn sebuah pemikiran,namun Hati tidak bisa diajak kompromi.
Aku diam di depan meja riasku,dari beberpa jam yg lalu mungkin,ada tiga benda pipih yg tergeletak disana dan selama itu pula aku memandanginya,semuanya menunjukan dua garis merah,aku tidak menyangka saat ini aku tdk sendiri,ada janin yg hidup di rahimku,lalu fikiranku kembali lg pada Iqbaal,kemudian Zoya,lagi-lagi aku memikirkan dua manusia itu,membuat kepalaku sakit sekali rasanya.
Tingg Tuuunggg,,,
Suara bel pintu apartemenku berbunyi,membuatku sadar dr fikiran-fikiranku tadi,ini jam makan siang,siapa juga yg akan bertamu di apartemen siang bolong seperti ini?dgn malas aku melangkah mendekat pada arah pintu utama,betapa terkejutnya aku?ada sosok Iqbaal disana,beberapa menit yg lalu aku sedang memikirkannya,dan sekarang?dia sudah ada depan pintu apartemenku,ah tidak!dia sekarang sdh masuk ke dlm sebelum aku mempersilahkan ia masuk
"Aku tadi datang ke kampusmu,katanya hari ini km tdk ada kelas,aku telfon jg tdk ada jawaban,akhirnya aku ke sini"ungkapnya "aku bawa makan siang utk kita makan bersama"lanjutnya
"Bagaimana bisa km ke sini baal?"tanyaku
"Bukankah kita sdh ada janji,beberapa hari lg kita bertemu,dan sekarang saatnya"jawab Iqbaal.
Aku membuang nafas sedikit kasar,rasanya sulit sekali berkomunikasi dgn seorang Iqbaal.
Sekarang aku makan siang bersamanya,di meja dapur apartemenku,iqbaal membawa masakan sunda,enak sii menurutku.
"Kamu sdh menstruasi?"tanyanya
Uhhuuuukk,,,uhhhukkkkk,,,
"Kamu kalo makan hati-hati doong,setiap makan bareng km,km selalu tersedak begini"ucap Iqbaal dgn menepuk pelan punggungku,aku mencoba menghentikan apa yg iqbaal lakukan
"Bisa gak sii?kalo mau tanya pake basa-basi dulu,gak harus to the poin begini"kataku,kesal padanya.
Iqbaal tersenyum,lalu tiba-tiba dia mencium keningku,sekali lagi aku di buat kaget olehnya
"Aku sayang kamu sha"ungkapnya sekarang,aku masih saja diam mematung,mencoba mencerna kalimatnya
"AKU SAYANG KAMU VANESHA"lanjut Iqbaal mengulangi kalimatnya,utk kali ini penuh penekanan,ada kupu-kupu yg berterbangan rasanya,aku senang,namun sekali lagi aku hrs sadar,Iqbaal kekasihnya Zoya.
"Brengsek"umpatku sembari memukul dadanya
"Kamu kekasihnya Zoya,jgn coba-coba mendekatiku"lanjutku
"Aku akan segera memutuskan dia,lalu kita menikah"ucap Iqbaal
"Harus bagaimana lg aku bilang ke kamu,itu tdk mungkin,jgn pernah km lakuin hal gila itu,aku sudah sangat muak dgn masalah-masalahku bersama Zoya dan Mamanya"ungkapku,rasanya dadaku sakit sekali,mengingat semua yg sdh di lakukan Mayang dan Zoya dlm hidupku,merebut Papa,merebut aset Mama,merebut kebun kecil milik Mama yg ada di rumah demi di rombak utk dijadikan ruang Yoga,menjual semua koleksi lukisan Mama,hingga rasanya aku merasa asing di dlm rumah.
Aku menangis,iyah menangis di depan Iqbaal,biasanya aku akan menangis hanya di depan Uncle Ivan dan Anja,Iqbaal membawaku kedalam pelukannya,memberiku sentuhan tangannya di punggungku,aku jg merasakan sesekali ia mencium pucuk kepalaku
"Menangislah,jgn pura-pura mjd gadis kuat lg"ucapnya,tangisku semakin pecah,aku tdk peduli saat ini kemeja Iqbaal basah karna air mataku,aku hanya ingin menangis,meluapkan emosi yg kusimpan sendiri.

Iqbaal Pov

Pada akhirnya aku bisa membuat Vanesha menangis,ini yg aku tunggu,aku hanya tdk suka Vanesha berpura-pura,aku membiarkan dia menangis di pelukanku,kemejaku sdh basah,aku tdk peduli,aku senang,dulu Vanesha mengotori kemejaku dgn muntahannya,jd aku sdh biasa,aku akan rajin-rajin beli kemeja,biar Vanesha semakin sering mengotori kemejaku
"Jangan pura-pura mjd gadis yg kuat,km sangat menyedihkan,aku tdk suka"ucapku setelah kurasa Vanesha mulai tenang,ia mencoba melepas pelukanku,aku biarkan
"Maaf,kemejamu jd kotor"katanya dgn tangan kanan mencoba membersihkan air yg keluar dr hidungnya,entahlah tanpa rasa jijik aku mencoba membantu membersikannya
"Baaaaaal"ucap Vanesha protes,aku tersenyum
"Itu ingus baal"lanjutnya
"Aku tidak peduli"balasku,Vanesha diam,sekali lg aku mencium keningnya
"Mulai sekarang aku janji tdk akan biarin km sedih lg"bisiku.

INSIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang