Mendekati hari masuk bekerjanya, Eunji sepertinya sudah melupakan kehadiran ponsel yang biasanya selalu membangunkan tidurnya setiap hari. Akhir-akhir ini, dia terbangun begitu saja karena selalu mendapatkan mimpi yang sama setiap malamnya. Ingatan tentang masa kecilnya selalu muncul sampai membuat tidurnya tidak bisa tenang. Bahkan sosok bayangan terbakar yang selalu menghantuinya itu tampak mencoba untuk berbicara dengannya menggunakan bahasa yang tidak di mengertinya.
"Kemana tujuan kita hari ini?" Eunji menengok ke arah pintu kamarnya yang terbuka sebagian. Setiap pagi, dia juga tidak ketinggalan mendengar suara dari beberapa pria yang sudah menempati rumahnya untuk dijadikan tempat berkumpul itu.
"Kurasa kita harus menuju ke bagian Selatan sekarang"
Setiap mendengar pembicaraan mereka, rasa bersalah Eunji semakin muncul karena tidak bisa banyak membantu seperti yang sudah mereka setujui beberapa hari yang lalu. Keberadaan sosok lain dari Chanyeol itu tidak pernah diketahui lagi setelah kejadian itu. Dengan masih duduk di atas tempat tidurnya, pandangannya mulai menyapu sekeliling kamar dan berhenti pada kamera yang tergeletak di atas meja belajarnya. Dia mulai beranjak dari tempat tidur untuk meraih benda itu.
"Eoh? Kenapa tidak berfungsi?" Eunji tampak mengutak-atiknya sebentar sebelum berjalan keluar dari kamarnya.
"Apa dari kalian ada yang pernah menggunakan benda ini sebelumnya?" Pertanyaan darinya membuat semua perhatian tertuju padanya.
"Aku sengaja merusaknya" Chanyeol menjawab dengan santai.
"Mwo?!"
"Kau bisa saja mengambil gambar kami secara diam-diam dan menyebarkannya lewat media cetak atau memberitahukannya kepada orang-orang di sekitar sini"
"Kau........" Eunji merasa kesal karena kamera yang dipegangnya merupakan pemberian dari Ayahnya dan merupakan barang termahal yang pernah didapatnya.
"Apa nanti kau juga akan merusak setiap perabotan di sini? Bagaimana dengan televisi? Lampu atau listrik?""Saranmu akan ku terima. Jadi, kemana aku harus pergi?" Chanyeol langsung mengabaikannya untuk berbicara dengan rekannya yang lain.
"Aishhh! Alien seperti kalian benar-benar menggangguku. Bagaimana bisa kalian membuatku kembali hidup di zaman batu seperti ini? Tidak ada ponsel, kamera, dan........." Kalimatnya terhenti karena Kai mendadak muncul di hadapannya.
"Alien? Apa kau menyebut kami dengan sebutan itu tadi?"
"Nde? N-nde....."
"Kau tidak boleh mengatakan hal itu kepada kami. Alien merupakan makhluk dengan bentuk tubuh yang aneh, sementara kami sudah menyerupai manusia dan mempunyai kecerdasan yang sama dengan kalian"
"Mwo? Apa kalian bisa disebut cerdas kalau sampai harus merusak barang-barang berharga milikku? Apa kalian sama sekali tidak bisa mempercayakan identitas kalian kepadaku?"
"Tidak" Chanyeol menjawab singkat. Hal itu membuat Eunji sedikit menggeser berdirinya untuk melihat ke arah pria itu karena terhalang dengan Kai yang masih berdiri di depannya.
"Yaa! Apa kau cukup cerdas untuk menghasilkan banyak uang selama satu bulan?! Apa kau tidak tahu berapa lama aku harus mengumpulkan uang untuk membeli ponsel, komputer, dan kamera ini, eoh?!"
Kai sedikit terkejut dengan suara kencang dari wanita ini.
"Aishhhh......!" Eunji berjalan kembali ke dalam kamarnya sampai menutup pintu dengan kencang.
"Ada apa dengannya?" Sehun memperhatikan pintu yang sudah tertutup rapat itu.
"Perasaan manusia cenderung lebih sensitif dan mudah marah dengan tindakan yang dilakukan Chanyeol itu" Suho menjelaskan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Phantom
Fanfiction[COMPLETED] Sebuah bayangan misterius yang telah dilupakan Jung Eunji saat masih kecil, mulai muncul kembali saat dia sudah beranjak dewasa. Pertemuan tidak terduga itu membuatnya harus mengalami peristiwa yang sangat aneh, bahkan hampir membuat nya...