1. Memory

1.1K 79 6
                                    

Cuaca cerah yang menyelimuti area perkotaan rupanya tidak menyurutkan semangat anak-anak di sekitar taman yang sedang bermain. Mereka tampak asyik memainkan peralatan yang di sediakan sambil tertawa bersama dengan riangnya. Walaupun tidak ada orang tua yang mengawasi, namun mereka bisa tetap merasa aman karena taman itu berada dekat dengan tempat tinggal mereka. 

"Bisakah kau mendorong ayunan untukku?" Seorang anak perempuan berusia 10 tahun tampak berbicara pada temannya. 

Dia menikmati beberapa kali dorongan sebelum temannya itu meninggalkannya karena ingin bermain di area perosotan. 

"Tunggu aku...." Dia turun dari sana untuk mengikuti sang teman. 

Mereka tampak seru bermain perosotan sampai anak-anak lainnya juga turut serta bermain bersama. Tawa serta canda mereka terdengar sampai ke telinga seorang wanita yang sedang berjalan masuk ke taman itu. 

"Jung Eunji!"

Panggilan dari sang wanita tidak menghentikan salah satu anak bermain. 

"Eunji'ah, ayo kita pulang...." Wanita itu selalu mengikuti kemana sang anak melangkah yang tampaknya sengaja menghindar darinya. 

"Aku menangkapmu" Dia berhasil memegang lengan anak itu yang ingin berlari lagi menjauh darinya. 

"Aku tidak ingin pulang sekarang, Eomma....." Sang anak merengek dan memintanya untuk melepaskan genggaman tangannya. 

"Kau sudah terlalu lama bermain sejak tadi sampai melupakan makan siangmu"

"Tapi, Eomma......" Dia masih melihat teman-temannya yang asyik berlarian. 

"Kau bisa bermain lagi saat sore nanti. Matahari terlalu panas untukmu bermain di luar"

"Eomma, aku tidak mau....."

"Lihatlah, mereka juga sudah kembali ke rumah masing-masing sekarang" Sang Ibu menunjuk ke arah anak-anak lainnya yang menuju ke area luar taman. 

Eunji memperhatikan dari kejauhan dan tidak mempunyai pilihan lagi selain mengikuti perintah Ibunya. Dia berjalan menuju rumah sambil bergandengan tangan dan sesekali mengelap keringatnya sendiri yang mulai berjatuhan. Hawa panas semakin dirasakannya saat matahari menyorot ke arahnya. 

"Aigoo, putri kecilku... Kenapa kau baru tiba di rumah sekarang?" Sang Ayah menyambut kedatangan mereka di area teras. 

"Appa, aku masih ingin bermain" Anak itu langsung mengungkapkan keluhannya begitu saja. 

"Kau seharusnya tidak bermain di saat siang hari seperti ini, Eunji'ah. Lihatlah penampilanmu ini. Aku bahkan hampir mengira kalau kau adalah seorang anak laki-laki" Sang Ayah sedikit berjongkok di depannya sambil mengelap keringat yang membasahi wajahnya. 

Tiba-tiba terdengar suara dari perut anak ini yang membuat kedua orangtuanya tidak bisa menyembunyikan tawanya. 

"Kurasa kita perlu mengisi perutnya dengan sesuatu yang lezat" Ayahnya menengok ke arah istrinya. 

"Benar. Kita masuk ke dalam sekarang. Eomma sudah membuatkan masakan kesukaanmu siang ini"

"Benarkah?" Wajah ceria anak itu mulai terlihat. Dia masuk ke dalam lebih dulu tanpa memperdulikan kedua orangtuanya. 

"Anak itu.... Kulitnya bisa terbakar kalau keluar di siang hari seperti itu terus" Sang kepala keluarga berbicara saat menyusul sang anak bersama istrinya. 

"Dia akan berhenti bermain saat libur sekolahnya selesai. Suhu udara di musim panas tahun ini lebih tinggi dari biasanya"

"Benar. Maka dari itu kau perlu mengawasinya lebih ketat lagi"

The PhantomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang