26. Return

165 26 0
                                    

--Planet EXO--

Sebuah pohon besar dengan dua belas simbol yang tertera pada batang kokohnya berdiri di tengah-tengah taman yang subur. Pohon itu bisa dilihat dengan sangat jelas meskipun dari kejauhan. Penduduk yang tadinya hidup dengan kesengsaraan karena sumber kehidupan di sana sempat mati selama hampir dua tahun lebih, akhirnya sekarang sudah berakhir dan diganti dengan kehidupan yang lebih baik lagi. Kedua belas pria yang berjasa itu sekarang tampak berkumpul di tempat biasa untuk membicarakan sesuatu yang tidak kalah penting dari keselamatan planet mereka sendiri. 

"Gerhana akan muncul kembali di bumi siang ini" Baekhyun berbicara sambil merapihkan pakaian hitamnya. 

"Tapi kita tidak pernah mencoba untuk menggunakan gerhana matahati sebagai jembatan ke sana" Kris menanggapi. 

"Benar. Akan ada banyak resiko yang di dapat kalau terlalu memaksakan diri" 

"Aku akan lebih dulu ke sana" Chanyeol memandangi luar tempat itu yang mengarah pada planet bumi. 

"Jangan terlalu gegabah. Kita bisa merencanakannya saat gerhana bulan tiba nanti"

"Tidak. Dia dalam bahaya. Bukankah kau yang mengatakannya sendiri selama beberapa hari ini kalau terjadi pergerakan cuaca tidak biasa di sana?"

"Aku hanya merasakannya tanpa tahu penyebabnya. Perubahan cuaca bisa saja terjadi karena pergerakan udara di sana yang sedang tidak stabil" Suho mencoba untuk menjelaskan ucapannya tadi.

"Kau tidak bisa menghalangiku lagi, hyung. Aku sudah menyelamatkan planet ini dan sekarang waktunya aku untuk kembali ke sana" Chanyeol berjalan keluar.

Baekhyun yang ingin menyusul tampak dihalang oleh Suho. 
"Biarkan dia seperti itu. Api matahari tidak akan melukainya. Kita bisa menyusulnya nanti"

"Tapi, hyung........"

"Kalau kita tidak membiarkannya, dia akan melampiaskan kemarahannya lagi seperti saat pertama kali dia tiba di sini waktu itu"

Baekhyun menengok arah tumpukan kayu yang sudah habis terbakar tidak jauh dari tempat mereka berada sekarang.

Di area luar, Chanyeol sibuk menggunakan kekuatannya untuk membuat sebuah jembatan yang menuju planet bumi. Tempat itu terlihat lebih dekat dengan dominasi warna birunya. Walaupun ini pertama kalinya dia pergi sendiri ke sana dengan bantuan gerhana matahari, namun akhirnya dia berhasil sampai sudah menempati tanah yang pernah dia pijak sebelumnya. 

Kedua matanya meneliti sekitar terlebih dulu sebelum menuju bagian belakang pintu rumah di hadapannya. Pintu itu tampak terkunci karena sulit untuk dibukanya. Dia sampai menggunakan kekuatan lengannya untuk membuka pintu dengan paksa. Tidak ada siapapun di sana. Dia merasa bingung dengan kondisi bagian dalam yang sangat berantakan. Namun televisi yang menyala, membuatnya yakin kalau ada seseorang di rumah ini. 

Usahanya tampak sia-sia saja karena sang pemilik tidak ada di manapun. Bahkan saat sosoknya yang lain muncul kembali setelah sekian lama menghilang, dia masih tidak mendapati kehadiran satu manusia pun di dekatnya. Pikiran wanita yang biasanya bisa didengarnya, kini terasa hampa seakan dia juga ikut menghilang entah kemana dengan warga sekitar. 

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Gumamnya pelan sambil meneliti sekitarnya. 





* Flashback *

Eunji masih menatap langit dalam diam sambil memperhatikan proses gerhana bulan yang masih terjadi. Bersin yang berkali-kali datang padanya membuat dia harus segera mengakhiri kegiatannya di atap gedung Rumah Sakit itu. Dia takut kalau kekhawatiran kedua orangtuanya akan bertambah dengan kondisi tubuhnya yang tidak kunjung membaik ini. 

The PhantomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang